Langsung ke konten utama

P/2013 P5, Asteroid Aktif dengan Enam Ekor Debu Mirip Komet

p-2013-p5-asteroid-aktif-dengan-enam-ekor-debu-mirip-komet-informasi-astronomi
Ilustrasi struktur enam ekor debu asteroid aktif P/2013 P5 yang dipotret Hubble pada bulan September 2013.
Kredit: NASA, ESA, dan A. Feild (STScI)

Memanfaatkan visi tajam Teleskop Antariksa Hubble NASA, satu tim astronom telah mengidentifikasi benda langit unik di Sabuk Asteroid yang hanya bisa digambarkan sebagai “benda langit aneh” layaknya alat penyiram rumput yang berputar otomatis.

Pada umumnya, asteroid seharusnya hanya muncul sebagai titik cahaya kecil. Tetapi asteroid yang diberi kode P/ 2013 P5 ini memiliki fitur enam ekor debu mirip komet yang memancar darinya seperti jari-jari roda.

Karena tidak pernah ada asteroid yang seperti ini sebelumnya, para astronom harus menggaruk kepala untuk menemukan penjelasan yang memadai.

“Kami benar-benar terkejut ketika melihatnya,” ungkap penanggung jawab tim David Jewitt dari Universitas California di Los Angeles. “Yang lebih menakjubkan, struktur ekor berubah secara dramatis hanya dalam waktu 13 hari saat mengeluarkan debu. Sulit dipercaya kami sebenarnya sedang mengamati asteroid.”

Salah satu interpretasi yang disimpulkan para ilmuwan adalah peningkatan laju rotasi asteroid ke titik yang membuat permukaan melepaskan debu dalam letusan episodik sejak musim semi yang lalu. Tim mengesampingkan skenario dampak tabrakan antara asteroid, karena tabrakan akan melepaskan banyak debu sekaligus, sementara asteroid P5 setidaknya diketahui telah mengeluarkan debu selama lima bulan.

Asteroid P5 ditemukan sebagai benda langit redup menggunakan teleskop survei Pan-STARRS di Hawaii, sedangkan enam ekor debu ditemukan dalam gambar Hubble yang diambil pada tanggal 10 September 2013.

p-2013-p5-asteroid-aktif-dengan-enam-ekor-debu-mirip-komet-informasi-astronomi
Asteroid P/2013 P5.
Kredit: NASA, ESA, dan D. Jewitt (UCLA)

Ketika Hubble kembali mengamati asteroid pada tanggal 23 September, penampilannya benar-benar berubah. Tampaknya seluruh struktur telah berputar. “Kami semakin bingung,” ujar Jewitt.

Pemodelan cermat oleh anggota tim Jessica Agarwal dari Max Planck Institute for Solar System Research di Lindau Jerman, menunjukkan ekor debu barangkali dihasilkan oleh serangkaian peristiwa ejeksi debu impulsif. Agarwal menghitung pelepasan debu yang pertama kali terjadi pada tanggal 15 April dan yang terakhir 4 September. Sisanya secara berurutan meletus pada tanggal 18 Juli, 24 Juli, 8 Agustus, dan 26 Agustus. Tekanan radiasi Matahari bertanggung jawab atas jejak aliran debu.

Asteroid P5 mungkin berotasi oleh tekanan sinar Matahari yang menghasilkan gaya putaran. Jika laju rotasi asteroid lebih cepat, jelas Jewitt, gravitasi lemah asteroid tidak akan mampu menjaga keutuhan struktur. Debu kemungkinan merupakan longsoran dari lereng ke khatulistiwa asteroid yang akhirnya melayang ke luar angkasa dan menghasilkan ekor debu.

Sejauh ini, mungkin hanya sebagian kecil dari massa utama asteroid yang terlepas, antara 100 hingga 1.000 ton debu. Inti asteroid berdiameter 700 kaki dan massanya ribuan kali lebih besar.

Observasi tindak lanjut diharapkan bisa mengungkap pelepasan debu di khatulistiwa asteroid, yang akan menjadi bukti cukup kuat bagi untuk hipotesis rotasi sebagai penyebab. Para astronom juga akan mencoba mengukur laju rotasi asteroid.

Interpretasi Jewitt menyiratkan rotasi sebagai penyebab terlepasnya massa asteroid barangkali adalah fenomena umum di Sabuk Asteroid, bahkan mungkin menjadi cara utama ‘kematian’ asteroid kecil. “Dalam astronomi, jika telah menemukan satu, kita biasanya akan menemukan lebih banyak fenomena serupa,” kata Jewitt. “Ini hanya objek luar biasa bagi kami, dan hampir dipastikan sebagai yang pertama dari banyak penemuan serupa,”

Makalah ilmiah telah dipublikasikan secara online di The Astrophysical Journal Letters edisi 7 November.

p-2013-p5-asteroid-aktif-dengan-enam-ekor-debu-mirip-komet-informasi-astronomi
Kompas dan skala gambar asteroid P/2013 P5.
Kredit: NASA, ESA, dan Z. Levay (STScI/AURA)

Jewitt juga menambahkan, lintasan orbit kemungkinan besar mengindikasikan asteroid P5 sebagai anggota keluarga asteroid Flora. Berarti asteroid P5 mungkin merupakan salah satu fragmen dari tabrakan antar asteroid yang terjadi sekitar 200 juta tahun lalu. Fragmen tabrakan masih mengikuti lintasan orbit yang sama. Meteorit dari batuan-batuan angkasa ini juga menunjukkan bukti pemanasan hingga 1.500 derajat Fahrenheit. Oleh karena itu komposisi P5 mungkin adalah batuan metamorf yang tidak mengandung es sebagaimana komet pada umumnya.

Ditulis oleh: Staf hubblesite.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang