Miranda diketahui menyimpan sejarah geologis kompleks, sebagaimana diamati oleh pesawat antariksa Voyager 2 pada tanggal 24 Januari 1986. Kredit: Laboratorium Propulsi Jet NASA |
Penemuan
Miranda ditemukan melalui analisis foto-foto
teleskopik sistem Uranian oleh astronom Gerard P. Kuiper di Observatorium
McDonald, Texas, pada tanggal 16 Februari 1948.
Tinjauan
Seperti monster Frankenstein, Miranda seolah
disatukan dari bagian-bagian yang tidak tergabung sempurna. Dengan diameter
sekitar 500 km, Miranda hanya 1/7 ukuran Bulan, satelit alami Bumi, ukuran yang
tampaknya mustahil menopang banyak aktivitas tektonik.
Namun Miranda justru memiliki topografi yang paling
aneh dan paling bervariasi di antara benda-benda langit anggota tata surya,
termasuk tiga “corona,” fitur unik
berbentuk oval yang kemungkinan terbentuk oleh material hangat yang naik ke
permukaan. Selain itu, topografi Miranda didominasi lembah dan pegunungan yang
terpisah dari medan kawah dampak benturan. Retakan ngarai raksasa Miranda dua belas kali lebih dalam daripada Grand Canyon di Bumi. Karena gravitasi Miranda
tak terlalu kuat, sebuah batu yang dijatuhkan dari tebing tertinggi
membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai dasar.
Para ilmuwan belum menyepakati tentang proses
yang bertanggung jawab atas fitur-fitur unik topografi Miranda. Salah satu
kemungkinan yang digagas adalah Miranda pernah hancur berkeping-keping
karena bertabrakan dengan benda langit lain berukuran besar, dan potongan-potongan
Miranda kemudian tersusun kembali secara asal-asalan. Skenario terkuat lainnya, fitur corona barangkali terbentuk dari
benturan meteorit berbatu atau logam berukuran besar yang melelehkan permukaan
es dan memicu periode episodik naiknya air cair ke permukaan Miranda dan kembali membeku.
Permukaan Miranda hampir seterang Ariel,
bulan Uranus paling terang di antara bulan-bulan utama Uranus lainnya, meskipun
tidak ada satu pun di antara mereka yang memantulkan lebih dari sepertiga
cahaya Matahari. Tingkat refleksi ini mengindikasikan komposisi permukaan
mereka yang mengandung karbon. Kecerahan Miranda meningkat drastis saat berada
di titik oposisi, atau berada di titik yang berlawanan dari Matahari. Berarti permukaan
Miranda sebenarnya keropos dan menghasilkan bayangan yang mengurangi
reflektivitas ketika diterangi cahaya Matahari dari sudut lain. Tekstur
komposisi permukaan semacam ini barangkali dihasilkan melalui pengolahan tanah
oleh mikrometeorit selama ribuan tahun.
Komposisi Miranda dan semua bulan Uranus yang
berukuran lebih besar, didominasi es air dan batu silikat dalam persentase yang setara. Namun orbit Miranda yang cenderung miring, membuatnya berbeda
daripada empat bulan utama Uranian lainnya.
Dari kelima bulan Uranus yang telah ditemukan
sebelum misi pesawat antariksa Voyager 2 mengunjungi planet Uranus, Miranda
adalah yang terkecil dan terdekat.
Penyematan Nama
Nama Miranda diambil dari seorang tokoh
rekaan dalam drama karya William Shakespeare yang berjudul The Tempest.
Bulan-Bulan Uranus
“Sweet
Moon,” tulis William Shakespeare dalam salah satu karyanya yang berjudul A Midsummer Night's Dream, “Aku
bersyukur atas sinar cerahmu; aku berterima kasih kepadamu Bulan, karena saat
ini engkau bersinar begitu terang.” Berabad-abad kemudian, bulan-bulan Uranus
gantian mengucapkan terima kasih kepada penulis naskah drama legendaris
tersebut.
Sementara sebagian besar bulan yang mengorbit
planet-planet lain di tata surya menyandang nama dari mitologi kuno, nama yang
disematkan kepada bulan-bulan Uranus diambil dari tokoh-tokoh rekaan karya
Shakespeare.
Oberon dan Titania adalah dua bulan terbesar
Uranus yang pertama kali ditemukan oleh William Herschel pada tahun 1787.
Kemudian, William Lassell, astronom yang pertama kali mengamati orbit bulan
Neptunus, menemukan dua bulan Uranus berikutnya, Ariel dan Umbriel. Hampir satu
abad kemudian, Gerard Kuiper menemukan Miranda pada tahun 1948.
Pesawat antariksa Voyager 2 besutan NASA yang
mencapai sistem Uranian pada tahun 1986, melipatgandakan jumlah bulan Uranus.
Voyager 2 menemukan 10 bulan tambahan yang diameternya hanya 26 hingga 154 km:
Juliet, Puck, Cordelia, Ophelia, Bianca, Desdemona, Portia, Rosalind, Cressida
dan Belinda.
Setelah itu para astronom memanfaatkan
keampuhan Teleskop Antariksa Hubble dan jajaran teleskop berbasis darat untuk
meningkatkan total jumlah bulan Uranus ke angka 27. Menemukan bulan-bulan Uranus
paska misi Voyager merupakan prestasi luar biasa, mengingat mereka sangat
kecil, hanya berukuran sekitar 12-16 km dan lebih hitam daripada aspal. Jangan lupakan pula mereka terletak sekitar 2,9 miliar km dari Matahari.
Komposisi bulan-bulan terdalam Uranus yang
diamati oleh Voyager 2, didominasi es air dan batu silikat dalam persentase yang
setara, sedangkan komposisi bulan-bulan di luar orbit Oberon masih belum
diketahui, tetapi para ilmuwan menduga mereka adalah asteroid yang ditangkap
gaya gravitasi Uranus.
Aspek Unik
Berikut adalah beberapa aspek unik dari
bulan-bulan Uranus:
Miranda, bulan
terkecil dan terdekat di antara kelima bulan utama Uranus. Topografi permukaan
Miranda sangat berbeda. Retakan ngarai raksasa Miranda 12 kali lebih
dalam daripada Grand Canyon di Bumi, ditambah kombinasi topografi permukaan
yang terlihat sangat tua dan masih muda.
Ariel,
permukaannya paling terang dan paling muda di antara semua bulan utama Uranus.
Ariel memiliki banyak kawah dampak benturan berukuran kecil dan beberapa di
antaranya berukuran besar. Kombinasi kawah berukuran kecil dan besar
ini mengindikasikan aktivitas benturan skala rendah baru-baru ini, yang
melenyapkan kawah-kawah dampak berukuran besar. Persilangan lembah dan kawah
dampak benturan adalah ciri khas permukaan Ariel.
Umbriel adalah
bulan purba yang paling gelap di antara bulan-bulan utama Uranus. Selain
didominasi kawah-kawah raksasa purba dampak benturan, topografi permukaan
Umbriel juga dihiasi sebuah fitur terang berbentuk cincin.
Oberon, terjauh di
antara kelima bulan utama Uranus, juga didominasi kawah-kawah raksasa purba
dampak benturan dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas internal. Material
gelap yang tidak dikenal diketahui muncul di dasar banyak kawah.
Cordelia dan Ophelia,
layaknya “penggembala” yang menjaga cincin tipis terluar Uranus untuk tetap
stabil.
Di antara bulan-bulan utama Uranus, ada delapan satelit alami berukuran kecil
yang menggerombol. Wilayah sistem Uranus ini sangat ramai, sehingga para
astronom belum bisa memahami bagaimana gerombolan ini tidak saling bertabrakan.
Mereka mungkin adalah “penggembala” yang menjaga 10 cincin tipis Uranus, dan
para ilmuwan menduga masih ada lebih banyak bulan di wilayah terdalam sistem
Uranus yang menstabilkan pinggiran cincin bagian dalam.
Ditulis oleh: Staf solarsystem.nasa.gov
Sumber: Miranda dan Uranus Moons
Komentar
Posting Komentar