Selama 20 tahun masa operasionalnya,
Observatorium Sinar-X Chandra NASA telah mengamati ratusan ribu sumber
sinar-X di alam semesta. Data yang dikumpulkan Chandra selanjutnya
disimpan dalam sebuah arsip yang bisa diakses oleh publik, setidaknya satu
tahun setelah observasi dilakukan.
Sebagian besar arsip Chandra dimanfaatkan
oleh komunitas astronomi profesional untuk tujuan penelitian, namun masyarakat
umum, termasuk astronom amatir dan para penggemar astronomi, tak mau
ketinggalan. Upaya menyisir arsip data Chandra telah mengarah pada penemuan
benda langit baru, investigasi fenomena misterius dan menghasilkan gambar
objek kosmik yang menakjubkan.
Sampel gambar komposit, yang diolah dari lebih
dari satu panjang gelombang cahaya, kombinasi antara data sinar-X Chandra dan
cahaya optik Teleskop Antariksa Hubble NASA, telah diliris pada akHir bulan Oktober.
Koleksi gambar ini diolah oleh Judy Schmidt, seorang “seniman astronomi” untuk membantu
pengenalan “Bulan Arsip”, yang dirayakan setiap bulan Oktober di Amerika
Serikat untuk mempromosikan kontribusi semua jenis arsip.
Perangkat lunak, instruksi dan tutorial
untuk mengolah gambar dari data Chandra bisa diperoleh secara gratis dan
tersedia di banyak situs online, termasuk di alamat situs:
“https://chandra.harvard.edu/photo/2019/archives/”.
Seluruh koleksi gambar benda langit terletak
di galaksi Awan Magellan Besar, galaksi satelit katai Bima Sakti yang terletak sekitar sekitar 150.000 tahun cahaya, meliputi:
Baris atas, dari kiri ke kanan:
N103B: Ketika
ledakan termonuklir menghancurkan bintang katai putih (tahap evolusi terakhir bintang mirip Matahari) dalam sistem biner (ganda) dan
menghasilkan supernova, maka yang tertinggal adalah kilau puing-puing yang
disebut sisa supernova. Data sinar-X Chandra dalam warna merah, hijau dan biru,
mengungkap gas jutaan derajat yang dipanaskan oleh gelombang kejut ledakan
supernova. Sedangkan gambar cahaya optik Hubble yang tumpang tindih dengan sinar-X,
sebagian besar berwarna merah muda dan putih.
LHA 120-N 44: Wilayah
pembentuk bintang ini menampilkan gelembung raksasa yang mengalir dari tengah
gambar karena hembusan angin bintang-bintang muda. Data Chandra (ungu dan merah
muda) menunjukkan gas yang luar biasa panas ini, sedangkan data Hubble (oranye
dan biru muda) mengungkap gas dan debu di dalam sistem.
LMC N63A: Setelah
meledak, sebuah bintang raksasa meninggalkan sisa supernova yang diamati oleh
Chandra dan Hubble. Data Chandra (merah, hijau dan biru) mengungkap gas jutaan
derajat dan gelombang ledakan supernova. Wilayah coklat muda di kanan atas sisa
supernova adalah awan tebal gas dan debu yang memantulkan cahaya optik dan
terdeteksi Hubble.
Baris bawah, dari kiri ke kanan:
DEM L71: Gambar
sisa supernova yang ditangkap Chandra (juga diberi kode SNR 0505.7-6752)
mengungkap awan bagian dalam dari kilau senyawa besi dan silikon (hijau dan
biru) yang dikelilingi oleh gelombang ledakan terluar (merah). Gelombang
ledakan terluar, dihasilkan oleh fenomena ganas yang menghancurkan bintang
katai putih, juga terlihat dalam data optik Hubble (merah dan putih).
DEM L238: Sisa-sisa supernova lain yang dihasilkan oleh ledakan bintang katai putih terungkap dalam
gambar DEM L238 (SNR J0534.2-7033). Gambar Chandra (kuning, hijau dan merah
terang) mengungkap gas jutaan derajat, sementara gambar Hubble mengungkap gas
yang suhunya lebih dingin di dalam sistem, dekat batas terluar sisa supernova
berwarna merah.
N132D: Sisa
supernova paling terang di galaksi Awan Magellan Besar dan Kecil. N132D juga
dianggap menonjol karena termasuk dalam kelas langka sisa-sisa supernova dengan
tingkat oksigen relatif tinggi. Para ilmuwan menduga sebagian besar oksigen
yang kita hirup berasal dari ledakan serupa. Data Chandra ditampilkan dalam
warna ungu dan hijau, sedangkan data Hubble ditampilkan dalam warna merah.
Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor:
Jennifer Harbaugh
Komentar
Posting Komentar