Langsung ke konten utama

Bagaimana Cara Galaksi Spiral Terbentuk?

Galaksi Bima Sakti kita memiliki bentuk spiral yang elegan dengan lengan-lengan panjang yang dipenuhi bintang. Tetapi, bagaimana cara galaksi spiral terbentuk telah cukup lama membingungkan para ilmuwan. Dan observasi terhadap galaksi-galaksi lain menjelaskan bagaimana sebuah galaksi bisa memperoleh struktur spiral ikonik yang menakjubkan.

Medan magnet memainkan peran kuat untuk membentuk galaksi spiral, menurut penelitian yang dilakukan menggunakan Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy, atau SOFIA. Para ilmuwan mengukur medan magnet di sepanjang lengan spiral galaksi yang disebut Messier 77 (M77) atau NGC 1068. Medan magnet diperlihatkan sebagai garis aliran yang mengikuti putaran lengan galaksi.

bagaimana-cara-galaksi-spiral-terbentuk-informasi-astronomi
Medan magnet M77, diperlihatkan sebagai garis aliran dalam panjang gelombang cahaya kasat mata dan sinar-X, pada gambar komposit yang dihasilkan dari kolaborasi Teleskop Antariksa Hubble, Nuclear Spectroscopic Array dan Sloan Digital Sky Survey.
Medan magnet sejajar dengan panjang seluruh lengan masif galaksi spiral yang mencapai 24.000 tahun cahaya (0,8 kiloparsec), mengindikasikan bahwa gaya gravitasi menciptakan bentuk galaksi sekaligus menekan medan magnetnya.
Pengukuran ini mendukung teori terkemuka “density wave”, tentang bagaimana lengan spiral terbentuk. SOFIA mempelajari galaksi dalam cahaya inframerah-jauh (89 mikron) untuk mengungkap aspek medan magnet yang tak terdeteksi observasi sebelumnya.
Kredit: NASA/SOFIA; NASA/JPL-Caltech/Roma Tre Univ.

“Medan magnet memang tak terlihat, tetapi dapat memengaruhi evolusi galaksi,” ungkap Enrique Lopez-Rodriguez, seorang ilmuwan dari Universities Space Research Association di SOFIA Science Center, Pusat Penelitian Ames NASA, Silicon Valley California. “Kami mempunyai pemahaman yang cukup baik terkait bagaimana gravitasi memengaruhi struktur galaksi, tetapi kami baru mulai mempelajari peran yang dimainkan oleh medan magnet.”

M77 terletak 47 juta tahun cahaya di rasi bintang Cetus dan menampung lubang hitam supermasif aktif di pusat galaksi yang dua kali lipat lebih masif daripada lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti kita. Lengan-lengan galaksi yang terus berputar, dipenuhi dengan debu, gas dan daerah-daerah intens pembentukan bintang yang disebut starburst.

Observasi inframerah SOFIA mampu mengungkap apa yang tak bisa dilihat mata manusia: medan magnet yang dengan erat mengikuti lengan-lengan spiral galaksi yang dipenuhi bintang-bintang yang baru dilahirkan. Observasi ini mendukung teori “density wave”, yaitu teori tentang bagaimana lengan spiral terbentuk. Teori ini menyatakan bahwa debu, gas dan bintang-bintang di lengan galaksi, bukanlah sekadar bilah pada kipas angin. Sebaliknya, material bergerak di sepanjang lengan galaksi saat ditekan oleh gaya gravitasi, menyerupai benda di sabuk konveyor.

Medan magnet sejajar dengan panjang seluruh lengan masif galaksi spiral yang mencapai 24.000 tahun cahaya, mengindikasikan gaya gravitasi menciptakan bentuk galaksi sekaligus menekan medan magnetnya dan mendukung teori density wave. Hasil studi yang melaporkan penelitian telah diterbitkan di Astrophysical Journal.

“Inilah pertama kalinya kami melihat penjajaran medan magnet dalam skala besar dengan kelahiran bintang-bintang baru di lengan spiral galaksi,” kata Lopez-Rodriquez. “Selalu menarik bila memiliki bukti observasi yang didukung teori.”

Medan magnet sulit diamati, namun instrumen canggih terbaru SOFIA, High-resolution Airborne Wideband Camera-Plus, atau HAWC+, menggunakan cahaya inframerah-jauh untuk mengamati butiran-butiran debu kosmik, yang sejajar tegak lurus terhadap garis medan magnet. Dari hasil ini, para astronom dapat menyimpulkan bentuk dan arah medan magnet yang tak kasat mata. Cahaya inframerah-jauh memberikan informasi penting tentang medan magnet, karena sinyal tidak terkontaminasi oleh emisi dari mekanisme lain, seperti penghamburan cahaya kasat mata dan radiasi dari partikel berenergi tinggi. Kemampuan SOFIA untuk mempelajari M77 dengan cahaya inframerah jauh, khususnya pada panjang gelombang 89 mikron, berhasil mengungkap aspek medan magnet galaksi yang sebelumnya tidak diketahui.

Observasi tindak lanjut tentunya diperlukan untuk memahami bagaimana medan magnet memengaruhi pembentukan dan evolusi jenis galaksi lain, seperti galaksi yang bentuknya tak beraturan.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Kassandra Bell


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang