Langsung ke konten utama

Galaksi Antena, Sampel Terdekat Fenomena Tabrakan Sepasang Galaksi

galaksi-antena-sampel-terdekat-fenomena-tabrakan-sepasang-galaksi-informasi-astronomi
(Kiri) Citra galaksi Antena yang dibidik oleh teleskop berbasis darat. Diberi kode NGC 4038/4039 di New General Catalogue, sepasang galaksi ini terletak 63 juta tahun cahaya di rasi selatan Corvus.
(Kanan) Inti setiap galaksi ditunjukkan oleh gumpalan oranye di kiri dan kanan pusat gambar, yang tumpang-tindih dengan filamen-filamen debu gelap. Pola sapuan spiral dapat dilacak dari gugus bintang biru terang, yang menghasilkan badai aktivitas kelahiran bintang karena fenomena tabrakan antar galaksi.
Kredit: Brad Whitmore (STScI) dan NASA

Hubble telah mengungkap lebih dari 1.000 gugus bintang terang berusia belia yang meledak dan menghasilkan pagelaran “kembang api” kosmik yang singkat, intens dan cemerlang di jantung sepasang galaksi yang sedang bertabrakan.

“Jumlah gugus bintang berusia belia ini tergolong luar biasa,” ungkap Brad Whitmore dari Space Telescope Science Institute (STScI) di Baltimore Maryland. “Penemuan ini akan membantu kita untuk menyusun kronologis evolusi tabrakan antar galaksi dan membantu kita menjawab salah satu pertanyaan fundamental dalam astronomi: mengapa ada galaksi yang berbentuk spiral sedangkan yang lain berbentuk elips.”

“Gambar-gambar spektakuler ini membantu kita untuk memahami bagaimana gugus bintang globular terbentuk dari awan hidrogen raksasa di ruang angkasa,” tambah Francois Schweizer dari Carnegie Institution of Washington di Washington, D.C. “Galaksi ini merupakan laboratorium ideal untuk mempelajari pembentukan bintang dan gugus bintang, mengingat inilah sampel terdekat dan termuda dari sepasang galaksi yang bertabrakan.”

Setelah mempelajari galaksi Antena (karena sepasang ekor panjang material bercahaya yang dihasilkan oleh interaksi gaya gravitasi menyerupai antena serangga), Teleskop Antariksa Hubble NASA  telah menghasilkan penemuan-penemuan baru yang mengejutkan, yaitu:
  1. Gugus bintang globular ternyata tidak selalu menjadi relik (peninggalan) sejarah pembentukan bintang-bintang generasi awal di sebuah galaksi, namun juga menyediakan rekaman fosil dari peristiwa tabrakan yang relatif baru terjadi.
  2. “Benih” yang menumbuhkan gugus bintang adalah awan molekul gas hidrogen raksasa disebut “awan molekuler” yang membentang puluhan hingga ratusan tahun cahaya. Awan molekuler dimampatkan oleh molekul gas panas di sekitarnya yang dipanaskan selama peristiwa tabrakan dan runtuh karena gaya gravitasinya sendiri. Seperti sumbu petasan yang disulut “api” tabrakan, reservoir gas menyala dan meledak dalam pembentukan bintang skala masif.
  3. Usia gugus bintang menyediakan informasi untuk memperkirakan kapan tabrakan terjadi dan menawarkan kesempatan emas untuk memahami urut-urutan peristiwa kompleks yang terjadi selama tabrakan, bahkan untuk memahami proses evolusi galaksi spiral menjadi galaksi elips.
Gambar-gambar yang dihasilkan oleh Hubble sebelumnya menunjukkan hampir sepertiga galaksi-galaksi yang berada sangat jauh atau galaksi di awal sejarah alam semesta, adalah galaksi yang berinteraksi satu sama lain, seperti galaksi Antena di atas. Secara khusus, Hubble Deep Field (citra “long-exposure” Hubble yang mengabadikan galaksi-galaksi jauh), mengungkap bentuk aneh sebagian besar galaksi yang disebabkan interaksi gaya gravitasi antar galaksi. Mereka menawarkan bukti visual langsung bahwa tabrakan antar galaksi merupakan fenomena yang sering terjadi pada awal sejarah alam semesta.

Tabrakan galaksi-galaksi jauh ini terlalu redup dan terlalu kecil untuk dipelajari secara mendetail. Jadi, para astronom merasa beruntung karena memiliki sampel terdekat seperti galaksi Antena untuk dipelajari, mengingat fenomena interaksi antar galaksi relatif jarang terjadi di alam semesta modern.

“Tingkat detail gambar sungguh mencengangkan, merepresentasikan mimpi indah yang menjadi kenyataan, sekaligus mimpi buruk untuk menganalisis data dalam jumlah besar,” ujar Whitmore.

Selain menyediakan wawasan tentang bagaimana bintang dan galaksi terbentuk pada awal sejarah alam semesta, observasi Hubble juga menawarkan pemandangan sekilas tentang takdir pamungkas galaksi Bima Sakti kita yang akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda, miliaran tahun dari sekarang.

Selama beberapa tahun terakhir, observasi Hubble terhadap galaksi Antena telah dipelajari oleh Whitmore (STScI) bersama para kolega, Francois Schweizer dan Bryan Miller (Department of Terrestrial Magnetism, Carnegie Institution of Washington) dan Michael Fall dan Claus Leitherer, sesama kolega STScI.

Resolusi dan sensitivitas Hubble memungkinkan tim untuk mengungkap lebih dari 1.000 gugus bintang belia sangat terang yang kadang-kadang disebut supergugus bintang di galaksi Antena, yang tidak mampu diselesaikan oleh jajaran teleskop berbasis darat.

Melalui perbandingan dengan sampel fenomena tabrakan antar galaksi lainnya, tim astronom menemukan eksistensi gugus-gugus bintang belia yang sangat cerah dan berwarna biru ketika tabrakan sedang berlangsung. Tetapi gugus-gugus bintang yang telah memudar dan lebih redup justru ditemukan di fenomena tabrakan antar galaksi yang telah terjadi jauh di masa lalu. Perbandingan ini memungkinkan para astronom untuk menentukan urut-urutan peristiwa kompleks sebelum, saat dan setelah peristiwa tabrakan antar galaksi terjadi.

Ditulis oleh: Staf hubblesite.org


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang