Angin
bintang yang dihembuskan oleh sebuah bintang yang baru saja dilahirkan di
Nebula Orion, ternyata mencegah kelahiran bintang-bintang baru lainnya di
dekatnya, menurut penelitian terbaru mengunakan Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) NASA.
Hal
ini dianggap mengejutkan, karena sampai sekarang para astronom menduga proses
kosmik lain seperti ledakan supernova, sebagian besar memikul tanggung jawab
atas pengaturan kelahiran bintang-bintang baru. Tetapi, observasi SOFIA
menunjukkan bagaimana bintang-bintang belia ternyata juga mampu menghasilkan
angin bintang yang dapat menghembuskan “benih” material untuk membentuk
bintang-bintang baru. Para astronom kemudian memberikan istilah “umpan balik”
untuk proses kosmik semacam ini.
Nebula
Orion merupakan salah satu objek astronomi paling populer yang kerap diamati
dan difoto di langit malam hari. Sebagai “pabrik” penghasil bintang terdekat
dari Bumi, Nebula Orion telah membantu para astronom untuk menjelajahi bagaimana
bintang-bintang terbentuk. Selubung gas dan debu membuat nebula ini tampil
mempesona, meskipun menyelimuti seluruh proses kelahiran bintang dari pengamatan.
Untungnya, panjang gelombang cahaya inframerah dapat menembus selubung,
memungkinkan observatorium khusus seperti SOFIA untuk mengungkap banyak rahasia
pembentukan bintang yang seharusnya tetap menjadi misteri.
Di
jantung nebula terdapat sekelompok kecil bintang-bintang muda, masif dan bersinar
terang. Instrumen German Receiver for
Astronomy at Terahertz Frequencies (GREAT) SOFIA, untuk pertama kalinya
mengungkap hembusan kuat angin dari Theta1 Orionis C (θ1 Ori C), bintang paling
terang di antara mereka. Angin bintang telah menerjang cangkang raksasa
material dari awan di mana ia dilahirkan, layaknya alat pembersih salju yang
membersihkan jalan dengan cara mendorong salju ke tepian.
“Angin
bintang meniup gelombang raksasa di sekitar bintang-bintang pusat,” jelas
penulis utama makalah ilmiah Cornelia Pabst, seorang mahasiswa Ph.D dari
Universitas Leiden di Belanda. “Terjangan angin mengganggu awan tempat persalinan
dan mencegah kelahiran bintang-bintang baru.”
Hasil
studi telah dipublikasikan di jurnal Nature edisi 7 Januari 2019.
Para
peneliti menggunakan instrumen GREAT di SOFIA untuk mengukur garis spektral
(sidik jari kimia) karbon terionisasi. Karena SOFIA adalah observatorium
terbang yang mengudara di atas 99% uap air atmosfer Bumi yang menghalangi
cahaya inframerah, para peneliti dapat mempelajari sifat fisik angin bintang.
“Astronom
menggunakan GREAT seperti petugas kepolisian yang menggunakan pistol radar,”
jelas rekan penulis makalah ilmiah astronom Alexander Tielens, dari Leiden Observatory. “Radar memantul dari
mobil dan sinyal memberi tahu petugas jika melebihi batas kecepatan.”
Para
astronom menggunakan spektral karbon terionisasi untuk menentukan kecepatan molekul
gas di semua posisi saat melintasi nebula dan mempelajari interaksi antara
bintang-bintang masif dan awan tempat mereka dilahirkan. Sinyal yang sangat
kuat mengungkap detail dan nuansa lokasi pembibitan bintang yang seharusnya
tersembunyi. Dan sinyal semacam ini hanya dapat dideteksi dengan instrumen
khusus, seperti GREAT, yang mengamati alam semesta dalam panjang gelombang
inframerah-jauh.
Di
pusat Nebula Orion, angin bintang dari θ1 Ori C membentuk gelembung dan
mengganggu proses kelahiran bintang di sekitarnya. Pada saat yang sama, angin
bintang mendorong gas molekuler ke tepi gelembung, menciptakan wilayah-wilayah
baru material padat di mana bintang generasi berikutnya mungkin terbentuk.
Efek
umpan balik ini mengatur kondisi fisik nebula, memengaruhi aktivitas
pembentukan bintang dan pada akhirnya mendorong evolusi medium antarbintang (ruang
di antara bintang yang dipenuhi gas dan debu). Memahami interaksi pembentukan
bintang dengan medium antarbintang merupakan kunci untuk lebih memahami
asal-usul bintang yang kita lihat saat ini dan bintang generasi berikutnya.
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Kassandra Bell
Komentar
Posting Komentar