Langsung ke konten utama

SOFIA Mengungkap Bagaimana Nebula Angsa Menetas

Sebagai salah satu wilayah "pabrik" bintang yang paling terang dan paling masif di galaksi Bima Sakti kita, Nebula Omega atau Nebula Angsa memang tampak menyerupai leher angsa, yang relatif baru terbentuk setelah beberapa era kelahiran bintang. Gambar terbaru yang diambil oleh Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA), membantu para astronom untuk memahami sejarah dan evolusi nebula yang ditemukan oleh astronom Swiss Jean-Philippe Loys de Chéseaux pada tahun 1745.

“Struktur nebula saat ini menyimpan rahasia yang dapat menjelaskan masa lalunya,” ungkap ilmuan Wanggi Lim dari Universities Space Research Association di SOFIA Science Center di Ames Research Center NASA, Silicon Valley California. “SOFIA membantu kita mengungkap rahasianya, sehingga kita dapat memahami mengapa nebula terlihat menyerupai leher angsa.”

sofia-mengungkap-bagaimana-nebula-angsa-menetas-informasi-astronomi
Gambar komposit Nebula Angsa.
Kredit: NASA/SOFIA/De Buizer/Radomski/Lim; NASA/JPL-Caltech; ESA/Herschel

Mengungkap masa lalu nebula bukanlah tugas yang mudah. Terletak lebih dari 5.000 tahun cahaya di rasi Sagitarius, pusat nebula dipenuhi lebih dari 100 bintang muda paling masif di galaksi kita. Ukuran mereka mungkin beberapa kali lebih besar daripada Matahari kita, tetapi generasi termuda terbentuk jauh di dalam kepulan debu dan gas, membuat mereka sulit diamati bahkan oleh teleskop antariksa sekalipun. Karena wilayah pusat nebula bersinar sangat terang, instrumen detektor pada teleskop antariksa disilaukan oleh panjang gelombang yang dipelajari SOFIA, mirip dengan foto yang over-exposed. Namun, kamera inframerah Faint Object Infrared Camera for the SOFIA Telescope (FORCAST) mampu menembus gas dan debu nebula.

SOFIA mengungkap sembilan protostar, wilayah di mana awan nebula runtuh dan memulai proses pertama produksi bintang yang belum pernah terlihat sebelumnya. Selain itu, tim juga menghitung usia berbagai wilayah nebula. Mereka menemukan area-area yang membentuk struktur mirip angsa tidak semuanya diciptakan pada waktu bersamaan, dan baru mengambil bentuknya saat ini setelah beberapa era produksi bintang.

Pusat nebula adalah wilayah tertua, paling berkembang dan kemungkinan terbentuk pertama kali. Selanjutnya, wilayah utara terbentuk, sedangkan wilayah selatan adalah yang termuda. Meskipun wilayah utara lebih tua daripada wilayah selatan, radiasi dan angin bintang dari generasi bintang sebelumnya telah mengganggu material di sana, sehingga mencegahnya runtuh untuk membentuk generasi bintang berikutnya.

“Inilah pemandangan nebula paling rinci yang pernah kita miliki pada spektrum inframerah,” pungkas ilmuwan senior Jim De Buizer dari SOFIA Science Center. “Untuk pertama kalinya kita dapat mengamati beberapa bintang masif termuda, dan kita mulai memahami proses yang menghasilkan bentuk ikonik nebula sebagaimana kita lihat hari ini.”

Bintang-bintang masif, seperti yang ada di Nebula Angsa, melepaskan begitu banyak energi sehingga mampu memengaruhi evolusi seluruh galaksi. Tetapi jumlah mereka hanya kurang dari 1%, jadi para astronom hanya memiliki sedikit informasi tentang mereka. Studi terhadap Nebula Angsa yang dilakukan oleh jajaran teleskop antariksa NASA sebelum ini, tidak mengungkap fitur Nebula Angsa sedetail observasi SOFIA.

Gambar SOFIA menunjukkan molekul gas yang berwarna biru karena dipanaskan oleh bintang-bintang masif di dekat pusat nebula, sementara debu yang berwarna hijau dihangatkan oleh bintang-bintang muda yang baru saja dilahirkan didekatnya dan bintang-bintang masif yang menghuni nebula. Wilayah-wilayah protostar yang baru terdeteksi terletak di daerah selatan. Area merah di dekat tepi nebula mewakili debu dingin yang dideteksi oleh Teleskop Antariksa Herschel ESA, sedangkan bidang bintang putih dideteksi oleh Teleskop Antariksa Spitzer NASA.

Spitzer akan dinonaktifkan pada tanggal 30 Januari 2020 setelah beroperasi selama lebih dari 16 tahun, sementara SOFIA akan terus menjelajahi alam semesta dengan mempelajari panjang gelombang cahaya inframerah-tengah dan inframerah-jauh dalam resolusi tinggi yang tidak dapat diakses teleskop-teleskop lain, untuk membantu para ilmuwan memahami pembentukan bintang dan planet, peran medan magnet dalam membentuk alam semesta kita dan evolusi kimiawi galaksi.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Kassandra Bell


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...