![]() |
Kredit: NASA, ESA, STScI, J. Hester dan P. Scowen (Universitas Negeri Arizona) |
Bintang dilahirkan dari gas ruang antarbintang. Ketika kehabisan
bahan bakar dan mati, bintang meninggalkan warisan kepada medium antarbintang
tempat ia dilahirkan. Siklus kelahiran, kematian dan pembaharuan terus-menerus
seperti ini bisa dengan mudah diamati di galaksi spiral Bima Sakti kita.
Membentang di galaksi kita, para pengamat bisa mengamati lengan sprial
menakjubkan yang dihiasi bintang-bintang muda terang dan awan-awan gas
bercahaya yang menerangi mereka.
Pada malam hari gelap gulita saat musim panas, para pengamat di
Bumi bisa melihat awan gas bercahaya yang disebut nebula, tersebar di sepanjang
lengan Bima Sakti. Banyak nebula yang bisa ditemukan bila seorang pengamat
mengarahkan pandangan ke rasi Sagitarius.
Salah satu wilayah pabrik bintang paling unik adalah Nebula Elang
(Messier 16), yang bisa diamati menggunakan teropong di dekat perbatasan antara
rasi Sagitarius dan Serpens. Nebula Elang adalah gelembung berbentuk mangkuk di
sisi awan tebal gas antarbintang yang dingin.
Sebagian besar awan ini sangat dingin dan padat sehingga atom-atom
hidrogennya terikat menjadi molekul hidrogen, bahan baku pembentuk bintang.
Komposisi awan terdiri dari partikel debu mikroskopis dari karbon (dalam bentuk
grafit), silikat dan senyawa lain yang serupa dengan batuan bulan dan planet
terestrial. Meskipun hanya menyumbang sebagian kecil massa nebula, debu
mikroskopis mampu menyerap cahaya kasat mata dan menutupi proses kelahiran
bintang.
Sekitar 100 bintang baru yang mengelompok, berkilau di dalam
“mangkuk” terbuka nebula. Beberapa dari kelompok bintang ini jauh lebih masif,
lebih panas dan lebih terang daripada Matahari kita. Bintang paling terang
kemungkinan 100.000 kali lebih terang daripada Matahari dengan suhu hampir
90.000 derajat Fahrenheit (50.000 derajat Kelvin).
Bintang-bintang yang baru dilahirkan ini memancarkan radiasi
ultraviolet intens sangat energik yang memanaskan gas di sekitarnya, hingga
bersinar layaknya gas di dalam bola lampu neon. Ketika mengenai permukaan awan
molekul berbentuk mangkuk, sinar ultraviolet mendidihkan gas, menyebabkan gas
“menguap” dan mengalir menjauhi permukaan. Jika saja seseorang bisa menyaksikan
proses yang berlangsung selama lebih dari satu juta tahun, ia akan melihat
mangkuk semakin membesar saat radiasi bintang menembus lebih dalam ke awan
molekul.
Tak seperti benda langit nebula lainnya yang orientasi sudut
pandangnya face-on (misalnya Nebula Orion), Nebula Elang
menghadirkan pemandangan sisi unik dari struktur wilayah tipikal kelahiran
bintang bagi para astronom, yaitu sekelompok bintang muda nan panas di pusat
celah, penguapan permukaan awan, dan massa dingin awan itu sendiri.
Nama yang disematkan kepada Nebula Elang berasal dari
penampilannya yang simetris mirip seekor burung pemangsa dengan cakar dan sayap
yang terentang. “Cakar” elang sebenarnya adalah serangkaian kolom gas padat
yang menjorok ke bagian dalam nebula. Kolom ini terbentuk sebagai hasil dari
proses serupa yang menyebabkan pertumbuhan kolom. Karena lebih padat daripada
lingkungan di sekelilingnya, kolom tidak mengalami penguapan secepat gas dan
mampu bertahan diterpa radiasi ganas ultraviolet. Proses ini mirip dengan
pembentukan bukit dan puncak runcing yang menjulang tinggi di gurun Amerika
Barat Daya. Karakteristik geologis seperti ini terbentuk oleh erosi angin dan
hujan yang mengikis tanah lunak, tetapi batu yang lebih keras mampu menahan
erosi.
Di dalam kolom antarbintang ini, massa jenis gas bisa menjadi
sangat tinggi sehingga gaya gravitasinya sendiri menyebabkan gas runtuh menjadi
gumpalan yang berukuran lebih kecil. Semakin banyak gas yang terakumulasi,
gumpalan semakin dikompres oleh bobotnya sendiri, hingga akhirnya memicu reaksi
fusi nuklir di bagian inti dan “menyala” sebagai bintang.
Namun, di Nebula Elang proses pembentukan bintang seperti ini
kemungkinan tak pernah terjadi hingga tahap akhir. Jika bintang yang terbentuk
beserta awan gas yang mengelilinginya “terekspos” oleh photoevaporation sebelum
bintang menyelesaikan masa pertumbuhan, maka bintang muda itu akan membeku.
Pertumbuhan bintang terhenti karena suplai material yang dibutuhkan menghilang.
Resolusi tajam Teleskop Antariksa Hubble NASA telah menangkap
sekitar 50 bintang dalam dalam situasi ini, yang disebut EGGs (Evaporating
Gaseous Globules). Akronim ini sangat sesuai, karena dalam bahasa Inggris
EGGs adalah telur, tempat kemunculan dan kelahiran bintang.
Nebula Elang terus memproduksi bintang hingga hari ini, namun
dalam waktu jutaan tahun ke depan akan kehabisan bahan baku, dan bintang-bintang
masif yang menerangi Nebula Elang hanya akan menjalani kehidupan singkat dan
mati dalam ledakan supernova spektakuler. Meskipun nebula “awan kelahiran”
lenyap, sebagian besar bintang yang dilahirkan di sana akan tetap eksis.
Keturunan elang akan mengepakkan sayap di antara ratusan miliar bintang
penghuni galaksi Bima Sakti kita.
Ditulis oleh: Staf hubblesite.org
Komentar
Posting Komentar