Citra
komposit oleh Observatorium Antariksa Sinar-X Chandra NASA yang menunjukkan
sebuah bintang pengiring yang selamat dari ledakan supernova bintang
Wolf-Rayet. Hidrogen ditunjukkan dalam cahaya optik (kuning dan cyan) dari data
Magellanic Cloud Emission Line Survey
dan cahaya optik (putih) dari data Digitized
Sky Survey.
Kredit: Sinar-X: NASA/CXC/SAO/F.Seward dkk; Optik: NOAO/CTIO/MCELS,
DSS
Bintang
Wolf-Rayet menggambarkan tahap terakhir ledakan sebuah bintang masif sebelum
mengakhiri kehidupannya. Menurut NASA, masa hidup bintang Wolf-Rayet sangat
singkat dan mengakhiri kehidupannya dengan ganas.
Tahap
terakhir kehidupan bintang-bintang Wolf-Rayet adalah masa-masa yang paling
menonjol, yaitu saat mereka memicu ledakan supernova dan menghujani kosmos
dengan elemen-elemen logam, atau elemen-elemen yang lebih berat daripada
hidrogen dan helium.
Saat
mengamati bintang normal seperti Matahari, apa yang kita lihat adalah wujud
keseimbangan rumit antara gaya gravitasi yang menarik ke dalam dan reaksi fusi
nuklir yang mendorong keluar. Kedua gaya ini menstabilkan bintang, dan planet
kita cukup beruntung karena mengorbit Matahari yang tetap stabil selama
miliaran tahun.
Namun
planet yang mengorbit bintang masif seperti Wolf-Rayet seolah bermain-main
dengan api. Karena bintang-bintang masif tumbuh dengan sangat cepat, masa hidup mereka lebih singkat daripada Matahari. Bintang
Wolf-Rayet mengkonsumsi hidrogen untuk reaksi fusi nuklir dengan sangat cepat,
hanya dalam waktu ratusan ribu tahun. Sebagai perbandingan, Matahari kita mampu
melebur hidrogen menjadi helium selama miliaran tahun.
Inti
bintang supergiant biru atau merah
sebelum memicu ledakan supernova, menyerupai bawang dengan banyak elemen yang
dibakar melalui fusi nuklir yang menghasilkan panas dan mengimbangi gaya
gravitasi. Setelah aktivitas fusi nuklir terhenti, keseimbangan mulai terganggu,
bintang runtuh karena gaya gravitasinya sendiri dan memicu ledakan supernova.
Kredit:
Wikimedia
Saat
kehabisan hidrogen, bintang Wolf-Rayet melebur sisa-sisa elemen yang lebih
berat dan menghasilkan lebih banyak energi, khususnya panas dan radiasi. Bintang
Wolf-Rayet kemudian mulai menghembuskan angin bintang dengan kecepatan 3,6 juta
hingga 9 juta kilometer per jam). Seiring waktu, angin bintang mengikis lapisan
terluar bintang Wolf-Rayet.
Akhirnya,
bintang Wolf-Rayet kehabisan elemen untuk menopang aktivitas fusi nuklir dan keseimbangan
mulai terganggu. Bintang Wolf-Rayet lalu runtuh karena gaya gravitasinya
sendiri, memicu ledakan supernova dan berevolusi menjadi lubang hitam.
Para
astronom terus mengumpulkan informasi tentang tentang evolusi bintang, beberapa
penelitian selama bertahun-tahun telah menyediakan banyak wawasan. Misalnya
penelitian yang digelar oleh NASA pada tahun 2004 menggunakan Teleskop
Antariksa Hubble. NASA menyimpulkan sebagian besar bintang Wolf-Rayet tidak mati
sendirian, karena mereka biasanya memiliki bintang pengiring.
Pada
astronom juga ingin mengungkap bagaimana bintang Wolf-Rayet bisa tumbuh begitu
masif dan terang. Ada yang berpendapat bintang Wolf-Rayet dihasilkan dari
sistem biner yang terdiri dari dua bintang. Bintang yang lebih besar mungkin
mengkanibal bintang pengiring yang lebih kecil, mengakumulasi massa sehingga
menjadi begitu masif dan terang.
Berikut
beberapa fakta singkat tentang bintang Wolf-Rayets:
Nama
yang disematkan kepada bintang Wolf-Rayets diambil dari dua orang astronom
Prancis Charles Wolf dan Georges Rayet, yang pertama kali menemukannya pada
tahun 1867.
Wolf-Rayet
dikategorikan ke dalam dua tipe: WN (garis emisi helium dan nitrogen) dan WC
(karbon, oksigen, dan hidrogen).
Bintang
seperti Matahari kita berevolusi menjadi raksasa merah saat kehabisan bahan
bakar hidrogen untuk aktifitas fusi nuklir. Saat lapisan-lapisan terluar mulai
terkelupas, raksasa merah berperilaku agak mirip bintang Wolf-Rayet. Jadi
mereka juga disebut “bintang tipe Wolf-Rayet”, meskipun tidak sama persis.
Wolf-Rayet WR 124, Mesin
Angin Kosmik
Kredit:
Hubble Legacy Archive, NASA, ESA; Processing & License: Judy Schmidt
Beberapa
bintang ternyata melalui tahap ledakan supernova dengan lambat. Bintang masif
langka tipe Wolf-Rayet begitu panas dan tidak stabil, sehingga perlahan-lahan
hancur saat diamati menggunakan teleskop.
Gumpalan molekul gas terang yang biasanya 30 kali lebih masif daripada
planet Bumi kita, dihembuskan keluar oleh angin bintang yang dahsyat.
Bintang
Wolf-Rayet WR 124 yang terlihat di pusat gambar yang mencakup area seluas enam
tahun cahaya ini, menghasilkan nebula yang diberi kode M1-67. Proses yang
menyebabkan WR 124 melepaskan sebagian besar massanya dalam angin bintang masih
dipelajari oleh para astronom.
Terletak
15.000 tahun cahaya dari Bumi di rasi Panah (Sagitta), takdir pamungkas WR 124
dan bintang-bintang Wolf-Rayet lainnya ditentukan oleh massa yang mereka
kandung. Tetapi sebagian besar dari mereka mengakhiri kehidupannya setelah
memicu ledakan spektakuler supernova atau semburan sinar gamma.
SBS 1415+437, Galaksi
Wolf-Rayet Tipe Star-Bursting
Kredit:
ESA/Hubble & NASA
Gambar
yang dibidik oleh Teleskop Antariksa Hubble kolaborasi NASA dan ESA ini adalah
galaksi SBS 1415+437 yang terletak sekitar 45 juta tahun cahaya dari Bumi. SBS
1415+437 adalah Wolf-Rayet, galaksi tipe star-bursting
yang didominasi oleh populasi bintang masif sangat panas yang disebut bintang
Wolf-Rayet.
Bintang
Wolf-Rayet dapat menampung massa sekitar 20 kali massa Matahari, tetapi
kehilangan massa dengan sangat cepat melalui letusan partikel angin bintang.
Bintang Wolf-Rayet bahkan dapat melepas massa setara Matahari hanya dalam waktu
100.000 tahun.
Selain
itu, bintang Wolf-Rayet juga sangat panas. Suhu permukaannya sekitar 10-40 kali
lebih panas dan memancarkan cahaya puluhan ribu hingga jutaan kali lebih terang
daripada Matahari. Sebagian besar bintang paling masif dan paling terang di
galaksi Bima Sakti kita adalah bintang tipe Wolf-Rayet.
Karena
begitu masif dan bersinar sangat terang, bintang Wolf-Rayet mengkonsumsi bahan
bakar untuk aktivitas fusi nuklir dengan sangat cepat, dan mengujani kosmos
dengan elemen-elemen logam atau elemen-elemen yang lebih berat daripada
hidrogen dan helium hanya dalam waktu beberapa ratus ribu tahun. Oleh karena
itu, jarang ditemukan banyak bintang Wolf-Rayet di sebuah galaksi, kecuali di
galaksi-galaksi Wolf-Rayet seperti SBS 1415+437.
Ditulis
oleh: Staf www.universetoday.com, staf Badan Antariksa Eropa, www.nasa.gov dan staf
science.nasa.gov
Sumber:
What Is A Wolf-Rayet Star?; Wolf-Rayet Star 124: Stellar Wind Machine; dan Hubble View: Wolf-Rayet Stars, Intense and Short-Lived
Komentar
Posting Komentar