Bulan
purnama berlangsung saat seluruh sisi Bulan yang menghadap Bumi diterangi oleh
cahaya Matahari. Tapi tahukah kamu, Bulan purnama tidak selalu terlihat sama?
Ada beberapa jenis Bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang
terjadi, yaitu Bulan Darah, Bulan Super, Bulan Biru dan Harvest Moon.
Ketika
memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk Bulan yang
terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini
disebabkan oleh fase dan tipe Bulan menurut sudut pandang kita di Bumi.
Terkadang,
Bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan
tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak
pernah berubah. Perubahan penampilan ini terjadi karena pergeseran posisi Bulan
di antara Matahari dan Bumi.
Bulan
Darah
Bulan
Darah di langit malam pada tahun 2014.
Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian
Day
Salah
satu makna “Bulan Darah” didasarkan pada cahaya merah yang dipantulkan Bulan
selama gerhana Bulan total. Selama gerhana Bulan total, posisi Bumi terletak di
antara Bulan dan Matahari yang menyembunyikan Bulan dari cahaya Matahari.
Ketika
fenomena ini terjadi, satu-satunya sumber cahaya yang diterima oleh Bulan hanya
berasal dari lapisan terluar atmosfer Bumi. Molekul-molekul udara dari atmosfer
Bumi mengurai sebagian besar cahaya biru. Sedangkan sisa cahaya yang memantul
ke permukaan Bulan hanyalah cahaya merah, membuat Bulan tampak memerah di
langit malam.
Bulan
Darah juga terkadang digunakan untuk menggambarkan Bulan yang tampak kemerahan
karena debu, asap atau kabut di langit malam. Termasuk bulan Purnama musim
gugur ketika daun-daun memerah.
Bulan
Super
Foto
Bulan Super di belakang gedung Colorado
State Capitol pada tanggal 27 September 2015.
Kredit: NASA/Bill Ingalls
Bulan
Super adalah fenomena ukuran Bulan yang lebih besar daripada biasanya di langit
malam kita, karena posisi Bulan yang sedikit lebih dekat dari Bumi. Bulan Super
sebenarnya hanyalah nama julukan dari istilah sains “Bulan purnama perigean”
atau Bulan purnama yang terjadi ketika Bulan berada pada titik terdekat dari
orbit mengitari Bumi.
Bulan
Biru
Bulan
Biru yang terlihat di Cincinnati pada tanggal 12 Agustus 2012.
Kredit:
NASA/Bill Ingalls
Ketika
ada seseorang berkata, “Suatu kali ketika Bulan Biru,” berarti ia sedang
membicarakan sesuatu yang langka. Ya, karena Bulan Biru adalah fenomena
istimewa yang hanya terjadi sekali setiap 2,5 tahun. Bulan Biru bukan berarti Bulan
berwarna biru, malahan Bulan Biru tidak terlihat berbeda dari Bulan purnama
biasa.
Istilah
Bulan Biru telah digunakan sejak tahun 1940-an dan dianggap spesial karena
merupakan Bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender.
Harvest Moon
Harvest Moon
terbit di kaki bukit Pegunungan San Gabriel, sebagaimana terlihat dari
Pasadena, California, pada bulan September 2016.
Kredit: Doug Ellison
Istilah
“Harvest Moon” mengacu pada Bulan
purnama yang terjadi paling dekat dengan awal musim gugur. Istilah ini berasal
dari zaman ketika belum ada listrik. Para petani hanya bergantung pada cahaya Bulan
untuk memanen hasil pertanian hingga larut malam. Cahaya Bulan dianggap sangat
penting saat itu, karena selama musim gugur hasil panen paling melimpah.
Misi
NASA di Bulan
Pada
tahun 2009, NASA meluncurkan pesawat antariksa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) untuk mempelajari Bulan. NASA
mengirim LRO ke luar angkasa untuk mengambil gambar-gambar beresolusi tinggi
dari satelit alami kita yang akan membantu para ilmuwan NASA untuk memetakan
permukaan bulan.
Mengapa
permukaan Bulan dipetakan?
Peta
permukaan dapat memberikan NASA informasi tentang kandungan es air di kawah
bulan dan membantu identifikasi lokasi pendaratan ideal untuk eksplorasi
manusia di masa depan.
Ilustrasi
Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO)
NASA.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA
Ditulis
oleh: Staf spaceplace.nasa.gov
Komentar
Posting Komentar