Kredit: NASA, ESA, dan Z.
Levay (STScI)
Indikasi kedewasaan
sebuah galaksi spiral adalah pembentukan pita-pita bintang dan gas yang
membelah nukleus, seperti garis miring pada tanda “dilarang merokok”.
Dalam sensus galaksi
terbesar yang digelar oleh Teleskop Antariksa Hubble NASA terhadap lebih dari
2.000 galaksi spiral, para astronom menemukan jumlah galaksi spiral berbatang
jauh lebih sedikit sekitar 7 miliar tahun yang lalu di alam semesta lokal.
Survei Hubble mengkonfirmasi
gagasan bahwa batang galaksi adalah tanda kedewasaan sebuah galaksi saat “tahun-tahun
proses pembentukan” berakhir. Observasi tersebut adalah bagian dari Cosmic Evolution Survey (COSMOS).
Pemandangan mendetail
baru terkait sejarah pembentukan batang dihasilkan oleh Advanced Camera for Surveys Hubble, menyediakan petunjuk untuk
memahami kapan dan bagaimana galaksi spiral terbentuk dan berevolusi dari waktu
ke waktu.
Satu tim astronom yang
dipimpin oleh Kartik Sheth dari Spitzer
Science Center di California
Institute of Technology, Pasadena, menyimpulkan hanya ada 20% galaksi
spiral di masa lampau yang memiliki batang bintang, dibandingkan hampir 70% di
alam semesta modern.
Batang galaksi telah
terbentuk selama 7 miliar tahun terakhir. “Pembentukan batang galaksi memang
tidak terdistribusi secara seragam di seluruh massa galaksi dan inilah penemuan
kunci dari survei kami,” ungkap Sheth. “Sebagian besar batang galaksi terbentuk
di galaksi kecil bermassa rendah, sedangkan di galaksi yang paling masif, fraksi
batang galaksi di masa lalu hampir serupa seperti sekarang.”
Penemuan kunci tersebut
memberikan konsekuensi penting terkait evolusi galaksi. “Evolusi galaksi
berlangsung lebih cepat untuk galaksi yang lebih masif. Mereka memproduksi
bintang sedari awal dengan cepat, untuk kemudian memudar menjadi cakram merah. Sedangkan
laju pembentukan bintang di galaksi bermasa rendah lebih lambat, tapi sekarang
kita mengetahui mereka membentuk batang galaksi secara perlahan dari waktu ke
waktu,” Sheth menambahkan.
Survei COSMOS mencakup
area langit yang sembilan kali lebih luas daripada area langit Bulan purnama
dan mempelajari galaksi spiral sepuluh kali lebih banyak daripada survei sebelumnya.
Untuk mendukung citra galaksi oleh Hubble, tim memperoleh jarak antar galaksi
di bidang pandang COSMOS menggunakan data dari Hubble dan jajaran teleskop berbasis
darat.
Batang galaksi terbentuk
karena ketidakstabilan orbit bintang-bintang di galaksi spiral, yang menyimpang
dari orbit jalur melingkar. “Lintasan orbit bintang-bintang semakin memanjang, membuat
mereka terkunci dan menyusun batang galaksi,” jelas anggota tim Bruce Elmegreen
dari Divisi Riset IBM di Yorktown Heights New York. “Struktur batang semakin
menguat karena semakin banyak bintang yang terkunci dalam orbit yang memanjang.
Pada akhirnya sebagian besar bintang di wilayah terdalam galaksi bergabung dan
menyusun batang.”
“Observasi terbaru
mengungkap ketidakstabilan orbit terjadi lebih cepat di galaksi yang lebih
masif, mungkin karena cakram terdalam mereka lebih padat dan gravitasi mereka
lebih kuat,” tambah anggota tim Lia Athanassoula dari Laboratoire d'Astrophysique de Marseille di Prancis.
Tim menduga batang adalah
salah satu katalis terpenting dalam evolusi galaksi yang mendorong sejumlah
besar molekul gas ke pusat galaksi dan memicu produksi bintang-bintang baru,
menyusun tonjolan pusat bintang dan menyuplai “makanan” untuk lubang hitam
supermasif di pusat galaksi.
“Pembentukan batang
galaksi mungkin adalah tahap terakhir dalam evolusi sebuah galaksi spiral,” kata
Sheth. “Galaksi diperkirakan membangun dirinya sendiri melalui penggabungan
dengan galaksi-galaksi lain. Setelah bergabung, satu-satunya cara dramatis lain
pertumbuhan galaksi adalah melalui batang galaksi.”
Bima Sakti kita dan
galaksi spiral berbatang masif lainnya dalam survei Hubble, memiliki batang
pusat yang mungkin terbentuk sejak awal. “Memahami proses pembentukan batang
galaksi di galaksi-galaksi jauh akan mengarahkan kita untuk memahami proses
serupa di galaksi kita sendiri,” pungkas Sheth.
Anggota tim dalam
penelitian ini termasuk Debra Elmegreen (Vassar
College); Nick Scoville (Peneliti Utama COSMOS); Peter Capak, Richard
Ellis, Mara Salvato, dan Lori Spalsbury (California
Institute of Technology); Roberto Abraham (Universitas Toronto); Bahram
Mobasher (Universitas California di Riverside); Eva Schinnerer (Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg);
Linda Strubbe dan Andrew West (Universitas California di Berkeley); Mike Rich
(Universitas California di Los Angeles); dan Marcella Carollo (ETH Zurich).
NGC 1300, Prototipe Ideal Galaksi Spiral Berbatang
Grand-Design
Kredit: NASA, ESA, The Hubble Heritage Team (STScI/AURA) dan P.
Knezek (WIYN)
Salah satu gambar terlengkap dan terbesar dari sebuah galaksi yang
pernah dihasilkan oleh Teleskop Antariksa Hubble NASA, telah dirilis hari ini
saat pertemuan rutin American Astronomical Society di San
Diego, California.
Hubble mengabadikan pemandangan cahaya bintang, gas yang
bercahaya, dan siluet awan gelap debu antarbintang dalam sebuah gambar poster
berukuran 4x8 kaki dari galaksi spiral berbatang NGC 1300. Galaksi ini dianggap
sebagai prototipe ideal galaksi spiral berbatang. Berbeda dengan lengan-lengan
galaksi spiral normal yang memanjang dari pusat galaksi ke pinggir cakram,
lengan-lengan galaksi spiral berbatang terhubung ke dua ujung lurus batang
bintang yang mengandung nukleus di pusat galaksi.
Resolusi tajam Hubble mengungkap secara mendetail sejumlah fitur
untuk pertama kalinya. Beberapa di antaranya terlihat di seluruh lengan,
cakram, tonjolon dan nukleus galaksi. Bintang-bintang supergiant biru
dan merah, gugus bintang dan wilayah pembentuk bintang dapat dengan mudah
diselesaikan Hubble, baik di lengan-lengan spiral, maupun struktur mendetail
jalur debu di cakram dan batang galaksi. Tak mau ketinggalan, galaksi-galaksi
lain yang terletak lebih jauh menghiasi latar belakang gambar, bahkan ada yang
turut terlihat meskipun di wilayah terpadat NGC 1300.
Pada inti struktur spiral NGC 1300 yang ukurannya lebih besar,
nukleus menunjukkan struktur galaksi spiral “grand-design” menakjubkan
yang membentang sekitar 3.300 tahun cahaya (1 kiloparsec). Hanya galaksi yang
memiliki batang berskala besar seperti itu yang bisa memiliki cakram
terdalam grand-design, atau struktur spiral di dalam galaksi
spiral. Simulasi komputer memprediksi gas yang terkandung di dalam batang
galaksi mengalir lebih ke dalam untuk memasok bahan bakar bagi lubang hitam
supermasif pusat galaksi. Belum diketahui apakah NGC 1300 tergolong “inti galaksi aktif”, namun bisa
dipastikan lubang hitam supermasif tidak mengakresi material.
Gambar ini dihasilkan dari eksposur yang diambil pada bulan
September 2004 menggunakan instrumen Advanced Camera for Surveys Hubble
dalam empat filter sekaligus. Cahaya bintang dan debu kosmik terlihat dalam
cahaya biru, kasat mata dan inframerah. Sementara emisi gas hidrogen dari gugus
bintang terlihat dalam cahaya merah. Mengingat ukuran raksasa NGC 1300, maka
dibutuhkan dua teknik pengambilan untuk mengcover lengan-lengan galaksi yang
jauh memanjang.
Adapun galaksi NGC 1300 terletak sekitar 69 juta tahun cahaya
(21 megaparsec) di rasi Eridanus.
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov dan Staf hubblesite.org
Sumber: Barred Spiral Galaxies Are Latecomers to the Universe
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar