Meskipun
manusia tidak dapat melompat ke mesin waktu untuk kembali ke masa lalu, namun kita
tahu bahwa jam yang ditempatkan di dalam pesawat terbang dan satelit bergerak lebih
cepat daripada jam di permukaan Bumi.
Kita
semua adalah penjelajah waktu, sebab kita
menempuh perjalanan waktu dengan kecepatan yang sama: satu detik per detik.
Kita mengalami bagaimana waktu berlalu pada satu detik per
detik.
Kredit: NASA/JPL-Caltech
Jajaran
teleskop antariksa NASA sebenarnya memberi kita cara untuk menatap ke masa
lalu, dengan cara mengamati bintang dan galaksi yang terletak sangat jauh.
Butuh waktu lama bagi cahaya yang berasal dari bintang dan galaksi jauh untuk
mencapai kita. Berarti saat mengamati
bintang dan galaksi jauh, kita mengamati saat mereka memancarkan cahayanya di
masa lalu.
Namun
saat memikirkan frase “perjalanan
waktu,” kita cenderung berpikir untuk melaju lebih cepat dari satu
detik per detik. Perjalanan waktu semacam itu terdengar
seperti alur utama dalam film
atau buku fiksi ilmiah. Lalu, mungkinkah perjalanan waktu terwujud di dunia
nyata?
Sains menjawab ya!
Citra dari Teleskop Antariksa Hubble NASA ini menampilkan
galaksi-galaksi jauh yang eksis di masa lampau.
Kredit: NASA, ESA
dan R. Thompson (Universitas
Arizona)
Seperti Apa Perjalanan Waktu di Dunia Nyata?
Lebih
dari 100 tahun yang lalu, ilmuwan terkemuka Albert Einstein menggagas tentang sifat alami waktu. Disebut teori relativitas,
Einstein menguraikan bahwa waktu dan ruang saling terkait, termasuk batas
kecepatan di alam semesta: tidak ada yang bisa melampaui kecepatan cahaya
(sekitar 300.000 km per detik).
Teori
relativitas Einstein menggagas
ikatan antara ruang dan waktu.
Kredit: NASA/JPL-Caltech
Lantas, apa hubungannya dengan perjalanan
waktu? Menurut teori relativitas,
semakin cepat kita bergerak, semakin
lambat waktu yang kita alami. Para ilmuwan telah melakukan beberapa eksperimen untuk membuktikannya.
Misalnya
eksperimen dua buah jam yang
disetel ke waktu yang sama persis. Jam pertama tetap
berada di permukaan, sementara jam kedua diterbangkan dengan pesawat searah
dengan rotasi Bumi.
Setelah
pesawat mengelilingi dunia, para ilmuwan kemudian membandingkan kedua jam
tersebut. Jam yang ditempatkan di pesawat ternyata bergerak sedikit lebih
lambat daripada jam di permukaan. Jadi,
jam di pesawat seolah melakukan perjalanan waktu lebih lambat dibandingkan satu
detik per detik.
Kredit:
NASA/JPL-Caltech
Bisakah Kita Melakukan
Perjalanan Waktu dalam Kehidupan
Sehari-hari?
Kita
tidak bisa menggunakan mesin
waktu untuk melakukan perjalanan waktu ratusan
tahun ke masa lalu atau masa depan. Perjalanan waktu semacam itu hanya ada di film dan buku fiksi ilmiah.
Tetapi matematika perjalanan
waktu memang memengaruhi perangkat elektronik yang kita gunakan setiap hari.
Misalnya,
kita sering menggunakan satelit GPS untuk memudahkan kita saat berpergian ke tempat-tempat yang
baru. (Simak artikel kami tentang cara kerja GPS.) Ilmuwan
NASA juga menggunakan versi GPS berakurasi
tinggi untuk melacak lokasi satelit
di luar angkasa. Tapi tahukah kamu, GPS mengandalkan kalkulasi perjalanan waktu
untuk membantu kita saat berpergian?
Satelit
GPS mengorbit mengitari Bumi dengan
kecepatan sekitar 14.000 kilometer per jam. Mirip dengan eksperimen jam di pesawat terbang, jam
satelit GPS juga berlalu lebih lambat sepersekian detik.
Satelit
GPS mengorbit mengitari Bumi dengan
kecepatan sekitar 14.000
kilometer per jam.
Kredit: GPS.gov
Namun,
karena ditempatkan sekitar 20.200 km di atas
permukaan, jam satelit GPS juga
berlalu lebih cepat sepersekian detik. Mengapa? Karena teori relativitas juga menguraikan gaya
gravitasi yang melengkungkan
jalinan ruang dan waktu, menyebabkan waktu berlalu lebih lambat. Jauh di atas
orbit, gaya gravitasi Bumi lebih lemah, sehingga jam di satelit GPS bergerak
lebih cepat daripada jam di permukaan.
Kedua selisih ini menyebabkan jam di satelit GPS bergerak
lebih cepat daripada satu detik per detik. Untungnya para ilmuwan dapat menggunakan
matematika untuk mengoreksi perbedaan waktu tersebut.
Kredit:
NASA/JPL-Caltech
Jika
tidak dikoreksi, satelit GPS tidak bisa menghitung posisinya sendiri di luar
angkasa atau posisi kita di permukaan dengan benar. Bahkan kesalahan posisi akan
bertambah beberapa kilometer setiap hari. Peta GPS mungkin mengira rumah kita
terletak lebih jauh daripada posisi yang sebenarnya!
Kesimpulan
Ya,
perjalanan waktu adalah fenomena yang nyata, tetapi tidak seperti yang kita
lihat di film-film sains ilmiah. Dalam
kondisi tertentu, kita bisa mengalami waktu yang berbeda dari satu detik per
detik. Dan faktanya memang ada alasan-alasan penting mengapa para ilmuwan
berusaha untuk memahami perjalanan waktu di dunia nyata.
Tambahan Informasi
Dalam artikel kami sebelumnya yang berjudul
“7 Fakta Seru dari Alur Cerita Film Avengers: Endgame agar Sesuai Sains”, konsep
perjalanan waktu dan berbagai garis waktu yang diangkat sebagai tema utama
film-film Hollywod tidak sepenuhnya berada di luar sains, meskipun tentu saja
dalam realitas akan jauh lebih rumit. Untuk itu, sutradara film dan penulis
skenario biasanya meminta bantuan dari para konsultan sains untuk menganalisis
ide-ide mereka.
Fisikawan
teoritis Sean Carroll dari California
Institute of Technology, konsultan
sains untuk film “Thor”, “Thor: The Dark World”, dan “Avengers”, menegaskan
bahwa menurut hukum fisika, secara teori perjalanan melintasi waktu dapat
dilakukan tetapi hanya ke masa depan, bukan ke masa lalu. Perjalanan melintasi
waktu hanya berjalan satu arah, yaitu maju.
Inilah
kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh para penulis skenario film, meskipun
para ahli fisika telah mengajukan beberapa teori tentang perjalanan waktu,
tidak ada seorang pun yang bisa mengamati sesuatu mundur melintasi waktu.
Menurut
teori relativitas khusus Einstein, ruang dan waktu adalah bagian dari kesatuan
tunggal yang disebut ruang-waktu, dan tingkat berlalunya waktu relatif terhadap
seberapa cepat sesuatu bergerak. Dalam kehidupan normal, kita memang tidak
pernah memperhatikan hal ini karena memang tidak ada selisih yang terlalu
signifikan dalam hal kecepatan antara satu dengan yang lain.
Tetapi
bagi seseorang yang melaju secepat cahaya (sekitar 300.000 km/detik)
menggunakan pesawat antariksa, waktu akan berlalu lebih lambat daripada mereka
yang ada di Bumi. Seseorang yang bergerak sangat cepat sama dengan melakukan
perjalanan waktu ke masa depan dibandingkan mereka yang bergerak lebih lambat.
Selain
itu, cara lain untuk melakukan perjalanan waktu ke masa depan adalah dengan
berada di dekat lubang hitam. Karena gaya gravitasi masif lubang hitam
memengaruhi pergerakan waktu sehingga waktu akan berlalu lebih lambat.
Sains
menggambarkan waktu sebagai garis panah yang hanya mengalir dalam satu arah,
yaitu ke masa depan. Jadi, perjalanan waktu untuk kembali ke masa lalu secara
sains mustahil terwujud.
Ditulis
oleh: Staf spaceplace.nasa.gov
Sumber:
Is Time Travel Possible?
Komentar
Posting Komentar