Bagaimana
cara kita menjaga keseimbangan efek kaca di atmosfer secara ideal?
Para ilmuwan kerap menggambarkan siklus karbon dalam istilah sumber dan penyerap. Sumber adalah bagian dari siklus yang menambah jumlah karbon ke atmosfer, sedangkan penyerap adalah bagian dari siklus yang mengurangi jumlah karbon dari atmosfer. Sumber dan penyerap siklus karbon membantu mengatur jumlah gas rumah kaca di atmosfer kita.
Gas Rumah Kaca
Selain CO2, ada sejumlah gas rumah kaca lainnya, seperti uap air, metana, dinitrogen oksida dan ozon. Tanpa gas rumah kaca, Bumi akan menjadi planet beku. Gas rumah kaca membuat planet kita tetap layak huni, karena menahan sebagian energi panas agar tidak semuanya terlepas ke luar angkasa. Perangkap panas alami ini disebut efek rumah kaca.
Para ilmuwan kerap menggambarkan siklus karbon dalam istilah sumber dan penyerap. Sumber adalah bagian dari siklus yang menambah jumlah karbon ke atmosfer, sedangkan penyerap adalah bagian dari siklus yang mengurangi jumlah karbon dari atmosfer. Sumber dan penyerap siklus karbon membantu mengatur jumlah gas rumah kaca di atmosfer kita.
Gas Rumah Kaca
Selain CO2, ada sejumlah gas rumah kaca lainnya, seperti uap air, metana, dinitrogen oksida dan ozon. Tanpa gas rumah kaca, Bumi akan menjadi planet beku. Gas rumah kaca membuat planet kita tetap layak huni, karena menahan sebagian energi panas agar tidak semuanya terlepas ke luar angkasa. Perangkap panas alami ini disebut efek rumah kaca.
Jika jumlah gas rumah kaca terlalu sedikit, suhu Bumi akan terlalu dingin. Sebaliknya, jika jumlah gas rumah kaca terlalu banyak, maka suhu Bumi akan terlalu panas. Selama satu abad terakhir, manusia telah menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan bensin untuk menggerakkan kendaraan bermotor, pesawat, kereta api, pembangkit listrik dan pabrik. Penggunaan bahan bakar fosil telah menghasilkan CO2 sebagai produk limbah. Peningkatan jumlah CO2 di atmosfer telah menyebabkan suhu Bumi semakin memanas. Jika terus menggunakan bahan bakar fosil, aktivitas kita tentunya akan lebih memanaskan suhu secara global.
Menemukan Keseimbangan Ideal
CO2 adalah bagian besar dari siklus karbon. Siklus karbon adalah jalur yang dilalui karbon dari atmosfer ke organisme hidup, yang kemudian berubah menjadi material organik non-biologis, mengarah ke lautan dan kembali ke atmosfer.
Kunci untuk menjaga keseimbangan siklus karbon terletak pada jumlah sumber dan penyerap CO2 yang harus setara.
Lautan adalah penyerap terpenting karbon (meliputi air laut, organisme biologis yang hidup di laut dan sedimen di dasar laut), tumbuhan dan daratan. Meskipun lautan menyerap sebagian besar karbon di seluruh dunia, hutan juga adalah penyerap karbon yang sangat penting. Hutan dan lautan, kedua penyerap karbon ini menyerap sekitar seperempat dari total jumlah karbon yang berasal dari aktivitas manusia.
Ilustrasi
satelit Aura NASA yang memuat Tropospheric
Emissions Spectrometer.
Kredit: NASA/JPL
NASA sudah mampu memantau gas rumah kaca, termasuk CO2, sejak peluncuran satelit Aqua yang memuat instrumen Atmospheric Infrared Sounder (AIRS) pada tahun 2002, dan peluncuran satelit Aura yang memuat Tropospheric Emissions Spectrometer (TES) pada tahun 2004. Kedua instrumen ini mengukur CO2 di lapisan troposfer dan memantau banyak hal lainnya di atmosfer.
Untuk mempelajari jalur yang ditempuh CO2 selama siklus karbon, terutama di dekat permukaan, NASA membutuhkan instrumen sains baru.
Ilustrasi
Orbiting Carbon Observatory-2 NASA.
Kredit: NASA/JPL
Instrumen sains baru tersebut adalah Orbiting Carbon Observatory-2 (OCO-2), yang menyediakan pemandangan terbaik terkait keberadaan CO2 di seluruh atmosfer. Menyusuri Kutub Utara dari Kutub Selatan dengan cepat, satelit OCO-2 mengukur jumlah CO2 di seluruh atmosfer planet kita setiap 16 hari. OCO-2 akan melakukan lebih banyak pengukuran terkait perubahan CO2 di dekat permukaan, untuk memberi para ilmuwan gambaran jelas bagaimana aktivitas manusia mempengaruhi sumber dan penyerap karbon.
Ditulis oleh: Staf climatekids.nasa.gov
Sumber: Greenhouse Effect: Keeping the Balance
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar