Langsung ke konten utama

Apa itu Konstanta Kosmologis?

apa-itu-konstanta-kosmologis-informasi-astronomi
Albert Einstein saat sedang menulis di sebuah papan tulis.
 
Digagas pertama kali oleh fisikawan terkemuka Albert Einstein pada tahun 1917, konstanta kosmologis yang biasanya dilambangkan dengan huruf Yunani “lambda” (Λ), merupakan perbaikan matematis untuk teori Relativitas Umum. Dalam bentuknya yang paling sederhana, Relativitas Umum memprediksi alam semesta yang seharusnya mengembang atau menyusut. Karena menganggap alam semesta itu statis, Einstein menambahkan ketentuan baru ini untuk mengimbangi ekspansi alam semesta.
 
Pakar matematika Rusia Alexander Friedmann kemudian menyadari bahwa upaya Einstein untuk menghentikan ekspansi alam semesta menggunakan konstata kosmologis adalah perbaikan matematis yang tidak stabil, layaknya menyeimbangkan pensil pada ujungnya. Friedmann lalu menggagas model alam semesta mengembang yang kini disebut sebagai teori Big Bang.
 
Ketika astronom Amerika Edwin Hubble mengungkap fakta tentang ekspansi alam semesta melalui studi galaksi-galaksi terdekat, Einstein menyesal telah memodifikasi teorinya yang elegan dan memandang ketentuan konstanta kosmologis sebagai “kesalahan terbesar” dalam karirnya.
 
Namun, banyak kosmolog yang menyarankan agar ketentuan konstanta kosmologis dihidupkan kembali atas dasar teoretis. Teori medan modern mengaitkan ketentuan ini dengan kerapatan energi pada ruang hampa. Dibutuhkan fisika baru agar kerapatan energi pada ruang hampa dapat dibandingkan dengan wujud materi lain di alam semesta, yaitu penambahan ketentuan konstanta kosmologis yang memiliki implikasi mendalam bagi fisika partikel dan pemahaman kita tentang gaya fundamental alam.
 
Daya tarik utama dari ketentuan konstanta kosmologis adalah secara signifikan meningkatkan kesesuaian antara teori dan observasi. Contoh paling spektakuler dari hal ini adalah upaya sains terbaru untuk mengukur perubahan ekspansi alam semesta dalam beberapa miliar tahun terakhir. Secara umum, tarikan gravitasi dari materi di alam semesta telah memperlambat ekspansi setelah Big Bang. Para astronom modern kini lebih mudah mengamati fenomena langka bintang sangat terang yang disebut supernova untuk mengukur perlambatan ekspansi secara universal selama beberapa miliar tahun terakhir.
 
Yang mengejutkan, hasil pengamatan supernova justru mengungkap peningkatan laju ekspansi secara universal, sekaligus meningkatkan kemungkinan bahwa alam semesta mengandung wujud materi atau energi aneh yang pada dasarnya menolak gravitasi. Konstanta kosmologis adalah contoh dari jenis energi ini. Jadi masih banyak misteri yang harus dijelaskan.
 
Terdapat beberapa observasi lain yang mengindikasikan pentingnya konstanta kosmologis. Misalnya, jika hari ini konstanta kosmologis terdiri dari sebagian besar kerapatan energi alam semesta, maka ekstrapolasi usia alam semesta akan jauh lebih tua daripada tanpa konstanta kosmologis, sekaligus membantu untuk menghindari ekstrapolasi usia alam semesta yang lebih muda daripada usia beberapa bintang tertua yang kita amati!
 
Jika ditambahkan ke model standar teori Big Bang, ketentuan konstanta kosmologis berpotensi mengarah ke model yang cenderung konsisten dengan pengamatan distribusi galaksi dan gugus galaksi dalam skala besar, dengan pengukuran WMAP tentang fluktuasi latar belakang gelombang mikro kosmik, dan dengan sifat-sifat gugus yang diamati dalam spektrum sinar-X.
 
WMAP dan Konstanta Kosmologis
 
Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) adalah sebuah misi Explorer NASA yang diluncurkan pada bulan Juni 2001 untuk melakukan pengukuran dasar kosmologi (studi tentang sifat alam semesta secara keseluruhan). Misi WMAP dianggap sangat berhasil dan telah menghasilkan Model Standar Kosmologi baru.
 
Dengan mengkarakterisasi struktur fluktuasi latar belakang gelombang mikro kosmik secara mendetail, WMAP mampu menentukan parameter dasar kosmologis dengan akurat, termasuk konstanta kosmologis, hingga 1% lebih baik (per tahun 2013).
 
Ditulis oleh: Staf wmap.gsfc.nasa.gov
 
Sumber: What is a Cosmological Constant?
 
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang