Langsung ke konten utama

Nukleosintesis Big Bang

Istilah nukleosintesis mengacu pada pembentukan unsur-unsur yang lebih berat, yaitu inti atom dengan banyak proton dan neutron dari unsur-unsur lebih ringan yang melebur menjadi satu. Teori Big Bang memprediksi alam semesta awal sebagai tempat yang sangat panas. Satu detik setelah Big Bang, suhu alam semesta diperkirakan sekitar 10 miliar derajat dan dipenuhi dengan lautan neutron, proton, elektron, anti-elektron (positron), foton, dan neutrino.
 
Ketika alam semesta mulai mendingin, neutron meluruh menjadi proton dan elektron atau bergabung dengan proton untuk menjadi deuterium (isotop hidrogen). Selama tiga menit pertama setelah Big Bang, sebagian besar deuterium bergabung untuk menjadi helium, sembari memproduksi sejumlah kecil lithium. Proses pembentukan unsur-unsur ringan di alam semesta awal ini disebut “Nukleosintesis Big Bang”.
 
Prediksi kelimpahan deuterium, helium dan litium bergantung pada massa jenis materi normal di alam semesta awal (sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas), yang mengindikasikan bahwa di atas ambang batas tertentu, helium relatif lebih cenderung melimpah daripada materi normal. Para kosmolog memprediksi Big Bang menghasilkan helium yang sekitar 24% lebih banyak daripada materi lainnya di alam semesta awal. Faktanya, hal itu sesuai dengan observasi sains, sekaligus menjadi kemenangan besar lainnya bagi teori Big Bang.

nukleosintesis-big-bang-informasi-astronomi
 
Namun, model Big Bang dapat diuji secara lebih lanjut. Tingginya presisi pengukuran terhadap kelimpahan materi normal, justru sangat membatasi prediksi kelimpahan unsur-unsur ringan lainnya. Satelit WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Probe) NASA mumpuni dalam mengukur kerapatan materi normal secara langsung dan menemukan nilai sebesar 4,6% (±0,2%), yang ditunjukkan oleh garis merah vertikal pada grafik di atas.
 
Pengukuran WMAP mengarah ke kelimpahan yang diprediksi, sebagaimana ditunjukkan oleh lingkaran dalam grafik dan sesuai dengan kelimpahan yang teramati, sekaligus menjadi ujian terpenting dan terperinci terhadap nukleosintesis, serta menjadi bukti lebih lanjut yang mendukung teori Big Bang.
 
Jika hasilnya saling bertolak belakang, maka akan menunjukkan: 1) kesalahan dalam data, 2) pemahaman yang tidak lengkap tentang proses Nukleosintesis Big Bang, 3) kesalahpahaman tentang mekanisme yang menghasilkan fluktuasi radiasi latar belakang gelombang mikro, atau 4) permasalahan yang lebih fundamental dengan teori Big Bang.
 
Nukleosintesis di Bintang-Bintang
 
Semua unsur yang lebih berat dari litium disintesis di bintang-bintang. Selama tahap akhir evolusi kehidupan bintang, bintang-bintang masif menempa helium menjadi karbon, oksigen, silikon, belerang, dan besi. Unsur-unsur yang lebih berat dari besi diproduksi dalam dua cara: di lapisan terluar bintang-bintang supergiant dan di dalam ledakan supernova. Secara harfiah, segala kehidupan berbasis karbon di Bumi terdiri dari debu-debu bintang.
 
Sejarah
 
Pada tahun 1948, fisikawan George Gamow menggagas hipotesis tentang semua unsur yang mungkin telah diproduksi di alam semesta awal yang panas dan padat. Gamow kemudian menyarankan mahasiswanya, Ralph Alpher, untuk menghitung hipotesis itu.
 
Dalam tesis PhD-nya, Alpher bekerja sama dengan Robert Herman dan menemukan kesalahan dalam hipotesis, karena sebagian besar unsur tidak mungkin diproduksi di alam semesta awal. Permasalahannya terletak pada neutron yang meluruh dalam waktu sekitar 10 menit dan massa jenisnya menurun seiring ekspansi alam semesta selama waktu 10 menit tersebut. Jadi, tidak cukup waktu untuk terus memproduksi unsur-unsur yang lebih berat sebelum neutron habis.
 
Unsur-unsur berat ternyata diproduksi setelahnya di bintang-bintang dan hanya unsur-unsur ringan yang diproduksi di alam semesta awal. Prediksi tentang keberadaan latar belakang gelombang mikro kosmik yang memiliki spektrum benda hitam dengan suhu sekitar 5 derajat di atas nol mutlak, merupakan produk samping dari pembentukan unsur-unsur ringan di alam semesta awal.
 
Ditulis oleh: Staf wmap.gsfc.nasa.gov
 
Sumber: Tests of Big Bang: The Light Elements
 
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Messier 73, Asterisme Empat Bintang yang Membentuk Huruf Y

Asterisme Messier 73. Kredit gambar: Wikisky Messier 73 adalah asterisme (pola bintang) yang disusun oleh empat bintang di rasi selatan Aquarius yang terletak sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Dengan magnitudo semu 9, nama lain bagi Messier 73 adalah NGC 6994 di New General Catalogue . Keempat bintang yang menyusun asterisme mirip huruf Y tidak memiliki hubungan secara fisik satu sama lain, mereka hanya tampak berdekatan di langit karena berada di satu garis pandang ketika diamati dari Bumi. Messier 73 cukup redup dan tidak mudah diamati menggunakan teropong 10×50, dibutuhkan setidaknya teleskop 4 inci untuk mengungkap pola huruf Y secara mendetail. Menduduki area 2,8 busur menit, keempat bintang Messier 73 memiliki magnitudo semu 10,48, 11,32, 11,90 dan 11,94. Musim panas adalah waktu terbaik untuk mengamatinya. Messier 73 dapat ditemukan di sebelah selatan Aquarius, tepatnya di dekat perbatasan dengan Capricornus. Messier 73 juga bisa dilokalisir hanya 1,5 der