Langsung ke konten utama

Video: TOI 700 d, Planet Seukuran Bumi di Zona Layak Huni Pertama TESS

Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA
 
Misi TESS NASA telah menemukan planet pertama seukuran Bumi yang mengorbit di zona layak huni bintang induk. Berarti planet yang diberi kode TOI 700 d ini berpotensi menampung air cair di permukaannya.
 
TESS menatap petak-petak langit untuk merekam cahaya dari ribuan bintang, beberapa di antaranya memiliki planet yang melintas di depannya dari sudut pandang kita, sebuah fenomena yang disebut transit.
 
TESS mengamati fenomena transit itu sebagai penurunan lemah dalam cahaya bintang induk secara periodik. Salah satu bintang yang kebetulan planet transit di depannya adalah bintang TOI 700. TOI 700 adalah sebuah bintang katai merah dengan massa dan ukuran hanya sekitar 40% Matahari kita, sedangkan suhunya kira-kira 50% suhu Matahari.
 
Serangkaian aktivitas transit mengungkap eksistensi planet TOI 700 b yang mengorbit dari jarak dekat dan planet TOI 700 c yang mengorbit sedikit lebih jauh. Transit yang lebih dalam dan lebih pendek mengindikasikan planet kedua yang ukurannya lebih besar dari planet pertama, dan bidang orbitnya cenderung sedikit miring. Sementara serangkaian transit terakhir mengungkap planet TOI 700 d yang mengorbit lebih jauh daripada kedua planet tersebut.
 
TESS mengamati sistem TOI 700 selama hampir 11 bulan dan mendeteksi ketiga planet yang transit beberapa kali. Para astronom menduga planet terdalam dan terluar adalah planet berbatu hampir seukuran Bumi. Sedangkan komposisi planet yang berada di tengah kemungkinan didominasi gas dan melampaui dua kali ukuran Bumi.
 
Ketiga planet barangkali mengalami penguncian pasang surut, sehingga salah satu sisi planet selalu menghadap bintang secara permanen. Tetapi yang dianggap paling menarik oleh para astronom adalah planet TOI 700 d yang mengorbit di zona layak huni bintang induk.
 
Para astronom menginginkan konfirmasi independen terhadap planet TOI 700 d, jadi mereka kemudian memantau bintang induk dengan Teleskop Antariksa Spitzer NASA. Spitzer mengamati transit planet terluar dengan lebih jelas, sekaligus menegaskan keberadaannya dan meningkatkan kepastian tentang ukurannya.
 
TOI 700 d merupakan satu dari segelintir planet seukuran Bumi yang ditemukan di zona layak huni, bersama planet-planet lainnya yang ditemukan oleh Teleskop Antariksa Kepler NASA dan beberapa planet di dalam sistem TRAPPIST-1.
 
Karena bintang TOI 700 relatif dekat dan terang, ketiga planet tersebut menjadi kandidat yang ideal untuk pengukuran massa oleh teleskop-teleskop berbasis darat. Misi masa depan juga diharapkan dapat mengungkap apakah mereka memiliki atmosfer, meskipun para astronom harus mengetahui jenis sinyal apa yang harus dicari.
 
Para peneliti di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA telah menciptakan pemodelan planet untuk mengeksplorasi potensi karakteristiknya. Salah satu versi pemodelan untuk planet TOI 700 d adalah sebuah dunia yang tertutup air dengan atmosfer yang menyerupai atmosfer pada sejarah awal planet Mars, tetapi cenderung lebih padat. Sementara versi pemodelan lainnya adalah sebuah dunia kering dari planet Bumi saat ini.
 
Kedua versi pemodelan itu menggagas suhu permukaan yang sangat berbeda. Cahaya bintang induk yang melewati atmosfer, menghasilkan sinyal yang berbeda karena variasi molekul. Melalui simulasi data, para ilmuwan dapat membuat prediksi untuk observasi masa depan yang sebenarnya dan mempersempit kisaran kondisi planet TOI 700 d.
 
Kita masih harus banyak belajar tentang sistem TOI 700, tetapi berkat TESS, Spitzer dan kerja keras para ilmuwan, kita mulai dapat menyusun gambaran dari sebuah dunia baru yang dianggap menarik itu.
 
Scott Wiessinger (USRA): Lead Producer
Chris Smith (USRA): Lead Animator
Jeanette Kazmierczak (University of Maryland College Park): Lead Science Writer
Gabrielle Engelmann-Suissa (USRA): Scientist
Barb Mattson (University of Maryland College Park): Narrator
Geronimo Villanueva (Catholic University of America): Visualizer
 
Sumber: TESS Mission's First Earth-size World in Star's Habitable-zone
 
#terimakasihgoogle dan #terimakasihNASA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang