Langsung ke konten utama

Mungkin Terdapat 100 Milyar Katai Coklat di Bima Sakti

100-milyar-bintang-katai-di-bima-sakti-astronomi
Ilustrasi bintang gagal katai coklat yang redup.
NASAJPL-Caltech/R. Hurt (SSC)

Sebuah studi baru tentang gugus bintang yang baru terbentuk, menunjukkan bahwa katai coklat dapat menyaingi jumlah bintang di Bima Sakti, dengan perbandingan satu katai coklat untuk dua bintang deret utama seperti Matahari.

Katai coklat adalah sebuah bintang dengan rentang massa di antara planet gas raksasa dengan bintang normal, sekitar 13 sampai 80 massa jupiter. Tidak seperti bintang deret utama, katai coklat tidak memiliki cukup massa untuk melakukan fusi hidrogen menjadi helium di bagian inti. Karena itulah bintang katai coklat disebut sebagai bintang gagal. Tetapi, katai coklat dapat melakukan fusi deuterium dan litium. Katai coklat sebenarnya tidak berwarna coklat tapi magenta, selain itu katai coklat terlihat redup pada panjang gelombang cahaya kasat mata.

Sejak ditemukan pada tahun 1995, katai coklat telah mengejutkan para astronom. Kurang dari 8% massa Matahari, katai coklat tidak mampu melakukan fusi hidrogen. Bercahaya sangat panas saat pertama kali terbentuk, katai coklat perlahan-lahan mendingin selama miliaran tahun bagaikan bara merah yang redup. Selama masa melemah yang terjadi secara natural, sebagian besar dari ribuan katai coklat yang telah ditemukan, berada relatif dekat dengan bintang mirip Matahari, dalam jarak beberapa ribu tahun cahaya. Tapi ada pula katai coklat yang di luar jangkauan teleskop, dan kita tidak tahu persis berapa jumlahnya.

Saat ini, tim yang terdiri dari para astronom internasional dipimpin oleh Koraljka Mužíc (Universitas Diego Portales, Cile dan Universitas Lisbon, Portugal), memperkirakan jumlah katai coklat di Bima Sakti lebih banyak daripada yang pernah kita duga.

100-milyar-bintang-katai-di-bima-sakti-astronomi
Gambar inframerah-dekat dari wilayah pembentuk bintang RCW 38 yang diambil oleh European Southern Observatory's Very Large Telescope di Chile.

Mužíc bersana para kolega mengarahkan Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory ke gugus pembentuk bintang RCW 38 yang terletak 5.500 tahun cahaya dari Matahari. Sebagian besar bintang penghuni Bima Sakti dilahirkan dalam gugus pembentuk bintang serupa. Gugus pembentuk bintang dianggap berharga untuk dipelajari, untuk mengungkap bagaimana bintang-bintang dilahirkan dan bagaimana lingkungan kosmik, yaitu sifat fisik gas dan debu di awan lokasi terbentuknya bintang-bintang, dapat memengaruhi distribusi bintang yang terbentuk di gugus. Bahkan variasi kecil sekalipun dapat berdampak besar terhadap populasi terakhir bintang di sebuah galaksi.

RCW 38 sangat besar, saat bintang-bintang keluar dari tempat mereka dilahirkan, pabrik bintang ini tanpa henti memproduksi bintang-bintang baru. Tim menyelam jauh ke dalam gugus untuk mengidentifikasi bintang masif terang dan katai coklat muda dalam data yang sama. Dengan menggunakan VLT, tim mampu menemukan katai coklat dengan massa sekitar 2% Matahari.

Tim kemudian menemukan lebih banyak katai coklat. Hal ini menunjukkan kemungkinan katai coklat lebih umum daripada perkiraan sebelumnya. Di gugus ini, terdapat satu katai coklat untuk dua bintang deret utama. Saat diaplikasikan pada sisa galaksi (yang mengandung sekitar 200 miliar bintang), berarti jumlah katai coklat dapat mencapai sekitar 100 miliar.

100-milyar-bintang-katai-di-bima-sakti-astronomi
Wilayah pusat  pembentuk bintang RCW 38 mengandung puluhan katai coklat. Beberapa contoh ditunjukkan di dalam inset kotak putih.

Hasil studi akan langsung diuji pada dua front. Pertama, penelitian akan terus menyempurnakan populasi katai coklat di gugus bintang lainnya, seperti di Nebula Orion. Selanjutnya, misi survei langit yang akan datang, seperti WFIRST dan LSST, akan memotret bidang galaksi yang memperbolehkan para astronom untuk memperluas sensus katai coklat lokal. Bintang-bintang gagal ini mungkin ada di mana-mana dan akan menyaingi jumlah saudara-saudara bintang mereka.

Ditulis oleh: John Bochnaski, www.skyandtelescope.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang