Memiliki
bentuk menyerupai bola, pulsar adalah objek super padat yang menempati ruang hanya seukuran sebuah kota kecil, namun mengandung massa yang lebih besar daripada
Matahari. Para ilmuwan kerap menggunakan pulsar untuk mempelajari keadaan materi yang
ekstrem, seperti mencari planet di luar tata surya dan mengukur jarak kosmik. Pulsar
juga membantu para ilmuwan untuk menemukan gelombang gravitasi, yang mengarah ke fenomena kosmik yang sangat energik,
seperti tabrakan antara lubang hitam supermasif. Ditemukan pada tahun 1967,
pulsar adalah salah satu anggota kosmos yang
menakjubkan.
Apa Itu Pulsar
Dari
Bumi, pulsar sering terlihat seperti bintang yang berkerlap-kerlip dengan ritme teratur. Tapi, cahaya pulsar sebenarnya tidak berkerlip atau berdenyut, dan objek ini sebenarnya bukanlah bintang.
Pulsar
memancarkan dua berkas cahaya sempit yang stabil ke arah yang berlawanan.
Meskipun berkas cahayanya stabil, pulsar tampak berkerlip karena juga berotasi, seperti seorang pelaut di tengah lautan yang melihat kerlip lampu mercusuar. Saat berputar, berkas cahaya pulsar bisa menyapu ke seluruh Bumi, menghilang sebentar dari pandangan dan kembali muncul ke arah pengamat. Bagi para astronom yang memandangnya, berkas cahaya ini memberikan kesan kerlap-kerlip cahaya pulsar. Faktor utama mengapa berkas cahaya pulsar berputar seperti mercusuar adalah karena cahaya pulsar tidak sejajar dengan sumbu rotasi pulsar.
Karena
"kerlip" cahaya pulsar disebabkan oleh rotasinya, maka tingkat denyut
pulsar juga menunjukkan laju rotasi. Hingga saat ini sudah lebih dari 2.000 pulsar yang telah terdeteksi. Sebagian besar dari mereka berputar satu
kali setiap detik, dan kerap disebut “pulsar lambat”, sementara ada lebih dari 200 pulsar yang berputar ratusan kali per detik dan disebut “pulsar milidetik”. Pulsar milidetik tercepat yang telah diketahui, bisa
berputar lebih dari 700 kali per detik.
Sebenarnya, pulsar bukanlah bintang, atau setidaknya bukan bintang yang masih
“hidup”. Pulsar tergolong ke dalam objek yang disebut bintang neutron, yang terbentuk
ketika bintang yang lebih masif daripada Matahari kehabisan bahan bakar untuk melakukan fusi nuklir di bagian inti dan runtuh karena gaya gravitasinya sendiri. Kematian bintang ini
biasanya memicu ledakan dahsyat yang disebut supernova. Bintang neutron
adalah material padat yang tersisa setelah kematian eksplosif yang dramatis.
Diameter bintang
neutron biasanya antara 20-24 kilometer, namun dapat
mengandung hingga dua kali massa Matahari yang diameternya sekitar 1.392
juta km. Satu sendok gula pasir dari bintang neutron setara dengan bobot sekitar 1 miliar ton, “hampir setara dengan berat Gunung Everest,” menurut NASA. Gaya gravitasi permukaan bintang neutron sekitar 1 miliar kali lebih
kuat daripada gaya gravitasi permukaan Bumi.
Satu-satunya
objek kosmik dengan tingkat kepadatan yang mengalahkan bintang
neutron adalah lubang hitam, yang juga terbentuk saat bintang yang “sekarat”
runtuh. Bintang neutron paling masif yang pernah diukur memiliki massa 2,04
kali massa Matahari. Para ilmuwan tidak tahu persis bagaimana bintang neutron semasif ini bisa terus mempertahankan bentuknya dan tidak runtuh menjadi lubang hitam,
menurut profesor astronomi dan astrofisika Feryal Özel dari Universitas
Negeri Arizona yang mengkhususkan diri terhadap studi objek-objek padat dan
keadaan materi ekstrem di alam semesta.
Pulsar juga adalah bintang neutron yang sangat magnetik. Sementara medan magnet Bumi cukup kuat untuk menarik benda-benda ringan seperti jarum kompas, medan magnet pulsar berkisar antara 100 juta kali hingga 1
kuadriliun (satu juta miliar) kali lebih kuat daripada medan magnet Bumi.
“Untuk
bintang neutron yang memancar sebagai pulsar, ia harus memiliki ketepatan kombinasi antara kekuatan medan magnet dan frekuensi rotasi,” tulis Ozel kepada
Space.com melalui email. Beberapa bintang neutron mungkin pernah memancarkan berkas
cahaya sebagai pulsar, tapi kemudian berhenti. Ozel
juga mencatat bahwa berkas gelombang radio yang dipancarkan oleh pulsar mungkin
tidak melewati bidang pandang teleskop berbasis Bumi dan mencegah para
astronom untuk melihatnya.
Rotasi Pulsar
Pulsar
paling lambat yang pernah terdeteksi berputar satu kali setiap detik dan disebut pulsar lambat. Pulsar tercepat diketahui mampu
berputar ratusan kali per detik dan disebut pulsar cepat atau pulsar
milidetik (karena periode rotasi diukur dalam milidetik).
Pulsar
berotasi karena "jenazah" bintang yang membentuknya juga berotasi. Runtuhnya
material bintang akan meningkatkan kecepatan rotasi
pulsar secara alami. (Akumulasi massa oleh objek yang berputar akan
meningkatkan kecepatan rotasi, itulah sebabnya para pemain skate berputar lebih cepat saat menarik lengan ke tubuh mereka.)
Dengan ukuran hanya seluas kota kecil, objek super padat ini
sangat ramping dan mampu berotasi dengan sangat cepat, meskipun bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sebenarnya, dibutuhkan sumber energi tambahan bagi pulsar
milidetik untuk mencapai laju rotasi yang sangat tinggi.
Para
ilmuwan menganggap pulsar milidetik pasti terbentuk dengan mencuri energi dari objek pengiringnya. Pulsar menyedot materi dan momentum dari objek pengiring dan meningkatkan laju putaran pulsar secara bertahap. Kabar buruk bagi bintang pengiring pulsar, yang mungkin akan benar-benar "dilahap" oleh pulsar. Teori ini juga akan menjelaskan pertanyaan, mengapa pulsar milidetik selalu ditemukan tanpa bintang pengiring di dekatnya. Pulsar yang mengisap material dari bintang pengiring disebut sistem black widow atau redback, yang diambil dari nama dua jenis laba-laba berbahaya yang mengisap
mangsanya hidup-hidup.
Radiasi Pulsar
Pulsar
dapat memancarkan cahaya dalam beberapa panjang gelombang, mulai dari gelombang radio
hingga gelombang sinar gamma, bentuk cahaya paling energik di alam semesta.
Lantas, bagaimana
pulsar memancarkan cahayanya? Ilmuwan belum memiliki jawaban rinci untuk
pertanyaan itu, menurut astrofisikawan Alice Harding dari Pusat
Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, yang
mengkhususkan diri terhadap studi pulsar. Terlebih lagi, para ilmuwan telah
menemukan bahwa mekanisme yang berbeda mungkin bertanggung jawab atas panjang gelombang cahaya yang berbeda dari wilayah permukaan pulsar, ujar Harding. Berkas cahaya mirip mercusuar yang pertama
kali ditemukan pada tahun 1960-an terdiri dari gelombang radio.
Berkas cahaya ini dideteksi sangat terang dan sempit, memiliki sifat menyerupai sinar laser. Sinar laser cenderung "koheren", bertolak belakang dengan cahaya tidak
koheren yang dipancarkan oleh misalnya bola lampu. Dalam berkas cahaya koheren, frekuensi partikel cahaya seragam dan terfokus, sehingga menghasilkan berkas cahaya yang secara eksponensial lebih terang daripada
sumber cahaya lain yang menggunakan jumlah daya setara.
Emisi pulsar ditenagai oleh rotasi pulsar dan
medan magnetnya, menurut profesor fisika Roger Romani dari Universitas
Stanford yang mempelajari pulsar dan objek-objek kosmik padat lainnya. Pulsar
yang berotasi lebih cepat memiliki medan magnet yang lebih lemah daripada
pulsar yang berputar lebih lambat, namun peningkatan laju rotasi menghasilkan berkas cahaya terang yang setara dengan pulsar yang lebih lambat, tutur Romani.
Ilustrasi lingkaran medan magnet di sekitar pulsar. Cahaya ungu adalah sinar gamma. Poros rotasi pulsar tidak diperlihatkan dan tidak pernah sejajar dengan sumbu medan magnet. Kredit: NASA |
Ilustrasi
di atas memberikan gambaran bagaimana garis medan magnet mengitari pulsar dan terhubung ke kedua kutub. Namun, saat berotasi, pulsar juga memutar medan magnet di sekitarnya dan menciptakan gambar yang jauh
lebih rumit.
Rotasi medan
magnet menghasilkan medan listrik, yang selanjutnya menggerakkan partikel bermuatan (menciptakan arus listrik). Wilayah di permukaan pulsar yang didominasi medan magnet disebut magnetosfer. Di
wilayah ini, partikel bermuatan seperti elektron dan proton, atau atom
bermuatan, diakselerasi hingga bergerak sangat cepat oleh medan listrik
yang sangat kuat. Setiap kali partikel bermuatan terakselerasi (artinya
meningkatkan kecepatan atau mengubah arah), partikel bermuatan juga memancarkan
cahaya. Di Bumi, instrumen yang disebut synchrotrons,
mengakselerasi partikel dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menggunakan
cahaya yang dipancarkan untuk studi ilmiah. Dalam magnetosfer pulsar, proses
dasar ini dapat menghasilkan cahaya pada rentang panjang gelombang sinar-X dan optik.
Tapi, bagaimana dengan sinar gamma yang dipancarkan oleh pulsar? Berbeda dengan gelombang radio, observasi menunjukkan bahwa sinar gamma dipancarkan dari lokasi dan ketinggian yang berbeda di permukaan, kata Harding. Sinar gamma tidak
dipancarkan dalam berkas sempit, namun lebih cenderung menyerupai kipas. Sebagaimana emisi gelombang
radio, para ilmuwan masih memperdebatkan mekanisme yang tepat tentang bagaimana pulsar menghasilkan sinar gamma.
Penemuan Pulsar
Para
ilmuwan menemukan pulsar menggunakan teleskop radio dan panjang gelombang radio
terus menjadi andalan untuk mencarinya.
Meskipun padat dan masif, pulsar tetap berukuran kecil dan lebih
redup dibandingkan dengan benda langit lainnya. Jadi, para ilmuwan menemukan
mereka menggunakan survei yang dilakukan oleh teleskop radio dengan memindai
seluruh langit. Seiring waktu, akhirnya para ilmuwan berhasil menemukan kerlap-kerlip berkas cahaya yang menyapu keluar dan masuk menurut sudut pandang para pengamat.
Sebagian besar pulsar yang telah ditemukan, dideteksi oleh Teleskop Radio Parkes di
Australia. Teleskop lain yang turut memberikan kontribusi besar terhadap penelusuran pulsar adalah Teleskop Radio Arecibo di Puerto Riko, Teleskop Green
Bank di West Virginia, Teleskop Molonglo di Australia dan Teleskop Jodrell
Bank di Inggris.
Ribuan
pulsar baru kemungkinan akan segera dideteksi oleh dua teleskop survei gelombang radio
yang dijadwalkan mulai beroperasi dalam waktu lima tahun yang akan datang, menurut astronom Scott
Ransom dari National
radio Astronomy Observatory (NRAO) di Charlottesville, Virginia. Kedua teleskop tersebut adalah Five Hundred Meter Aperture
Spherical Telescope (FAST) milik Cina dan Square
Kilometer Array (SKA) yang didanai oleh konsorsium berbagai negara. SKA yang ditempatkan di Afrika Selatan dan Australia akan mulai dibangun pada tahun 2018.
Situs resmi SKA menyatakan observasi sains
awal bisa dimulai pada tahun 2020, meskipun kedua fasilitas ini belum mencapai mencapai operasi sains penuh sampai tahun 2030.
Teleskop Antariksa Sinar Gamma Fermi besutan NASA yang diluncurkan pada bulan Juni tahun 2008
lalu, telah mendeteksi 2.050 emisi sinar gamma yang bersumber
dari pulsar, 93 di antaranya adalah pulsar milidetik. Fermi beroperasi sangat efektif dalam penemuan pulsar karena memindai seluruh langit, sedangkan
kebanyakan survei radio hanya memindai wilayah langit di sepanjang
bidang galaksi Bima Sakti.
Peta langit yang menunjukkan deteksi sinar gamma mengunakan instrumen LAT Fermi. Kredit: Fermi-LAT/GSFC |
Deteksi multi panjang gelombang terhadap pulsar bisa sangat sulit. Berkas
gelombang radio pulsar mungkin sangat kuat, tapi jika tidak menyapu
seluruh Bumi (dan memasuki bidang pandang teleskop), para astronom mungkin
tidak bisa melihatnya. Emisi sinar gamma pulsar yang menyerupai kipas mungkin menyapu area langit
yang lebih luas, tapi lebih redup dan lebih sulit dideteksi.
Pada
tanggal 22 Maret 2016, para ilmuwan telah menemukan sekitar 2.300 pulsar
hanya dari deteksi gelombang radio, dan sekitar 160 pulsar dari deteksi sinar gamma. Kini para ilmuwan telah menemukan 240 pulsar
milidetik, 60 di antaranya memancarkan sinar gamma, ungkap Ransom. Angka-angka diharapkan akan terus meningkat seiring penemuan pulsar-pulsar baru.
Penggunaan Pulsar
Pulsar layaknya instrumen kosmik yang sangat fantastis untuk mempelajari
berbagai fenomena.
Cahaya
yang dipancarkan pulsar membawa informasi tentang identitas dan apa yang
terjadi di dalamnya. Pulsar menyediakan informasi
tentang fisika bintang neutron, objek terpadat kedua di alam semesta
setelah lubang hitam. Di bawah tekanan kepadatan yang luar biasa seperti itu, perilaku materi cenderung berbeda daripada lingkungan lain di alam semesta. Keadaan materi di dalam bintang
neutron kerap disebut “pasta nuklir”.
Kadang-kadang, atom membentuk struktur menyerupai lembaran datar,
seperti lasagna, spiral seperti fusilli, atau nugget seperti gnocchi.
Karena ketepatan denyutnya, beberapa
pulsar dapat dimanfaatkan sebagai instrumen alami. Mereka dianggap sebagai jam kosmik yang paling akurat, sehingga
memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati perubahan denyut
pulsar yang bisa mengindikasikan telah terjadi sesuatu di dekat mereka.
Dengan
metode ini, para ilmuwan mulai mengidentifikasi eksistensi eksoplanet yang mengorbit pulsar. Sebenarnya, planet
pertama di luar tata surya yang pernah ditemukan adalah planet yang mengorbit
pulsar.
Karena
pulsar bergerak melintasi ruang angkasa sembari berkerlip secara teratur beberapa
kali per detik, para ilmuwan dapat memanfaatkan pulsar untuk menghitung jarak
kosmik. Perubahan posisi berarti cahaya yang dipancarkan pulsar membutuhkan
lebih banyak waktu untuk mencapai Bumi. Berkat akurasi denyut, para ilmuwan telah melakukan beberapa pengukuran jarak jauh yang paling
akurat dari benda-benda langit.
Pulsar
juga telah digunakan untuk menguji aspek teori relativitas umum Albert
Einstein, seperti gaya gravitasi universal.
Akurasi denyut pulsar juga mungkin terganggu oleh gelombang gravitasi, yaitu riak-riak
di jalinan ruang dan waktu yang diprediksi oleh Einstein dan telah dideteksi secara untuk
pertama kalinya pada bulan Februari tahun 2016. Ada beberapa eksperimen yang
saat ini dilakukan untuk mencari gelombang gravitasi melalui metode pulsar.
Menggunakan
pulsar untuk diterapkan dalam metode ini tergantung pada laju rotasi yang memberikan tingkat denyut teratur, kata
Ransom. Semua rotasi pulsar akan melambat, tetapi pengukuran presisi melambatnya rotasi terjadi sangat lambat, sehingga para ilmuwan masih dapat menggunakannya sebagai jam kosmik yang sangat stabil.
Kuburan Pulsar
Semua
pulsar melambat secara perlahan seiring pertambahan usia. Radiasi yang
dipancarkan oleh pulsar merupakan kombinasi yang ditenagai oleh medan magnet dan rotasi. Akibatnya, pulsar yang melambat juga akan kehilangan daya dan secara
bertahap berhenti memancarkan radiasi (atau paling tidak, berhenti
memancarkan radiasi untuk dapat dideteksi oleh teleskop), jelas Harding. Observasi sejauh ini menunjukkan bahwa pulsar turun di bawah ambang deteksi, diawali oleh
gelombang sinar gamma sebelum gelombang radio. Ketika mencapai tahap ini, pulsar memasuki keadaan yang disebut kuburan pulsar. (Pulsar
yang telah berhenti memancarkan radiasi mungkin hanya dianggap sebagai bintang neutron
biasa oleh para astronom).
Ketika terbentuk dari puing-puing supernova, pulsar berotasi sangat cepat
dan memancarkan banyak energi, Ransom menjelaskan. Pulsar Kepiting yang ditemukan oleh Observatorium Sinar-X Chandra adalah contoh pulsar muda. Fase ini bisa berlangsung selama beberapa ratus
ribu tahun, setelah itu pulsar mulai melambat dan hanya memancarkan gelombang
radio. “Usia paruh baya” ini mungkin membuat sebagian besar populasi
pulsar diidentifikasi sebagai pulsar yang hanya memancarkan gelombang radio,
tambahnya. Pulsar semacam ini hidup selama puluhan juta tahun sebelum akhirnya melambat, “mati” dan memasuki kuburan pulsar (menjadi bintang neutron biasa).
Tapi
jika berada dekat dengan bintang pengiring, pulsar mungkin akan “didaur
ulang”, berarti pulsar mengisap material dan energi dari tetangganya dan meningkatkan laju rotasi hingga ratusan kali per detik dan berevolusi menjadi pulsar
milidetik, sekaligus memberikan kehidupan baru bagi pulsar yang sudah mati. Perubahan
ini bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan pulsar. Laju rotasi pulsar yang “sekarat” dapat meningkat kembali selama lebih dari ratusan hingga jutaan
tahun. Pulsar akan mulai memancarkan sinar-X, sementara objek pengiringnya disebut “sinar-X biner massa rendah” kata Ransom. (Pulsar kanibal juga kerap dijuluki pulsar "black widow” atau “redback”). Pulsar milidetik adalah
pulsar tertua yang pernah diketahui, beberapa diantaranya telah berusia miliaran tahun
dan akan tetap memiliki laju rotasi yang sangat tinggi selama miliaran tahun lagi.
Ditulis
oleh: Calla Cofield, Penulis Senior, space.com
Sumber:
What Are Pulsars?
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar