Langsung ke konten utama

Bagaimana Paradoks Fermi Bekerja?

dimanakah-semua-orang-paradoks-fermi-informasi-astronomi
Di mana mereka?
DAVID NUNUK/ SCIENCE PHOTO LIBRARY/GETTY IMAGES

Pada saat membaca artikel ini, invasi telah berakhir. Anda mungkin sedang bersembunyi di bunker bawah tanah dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Semuanya terjadi begitu cepat, hanya segelintir orang yang memahami realitas situasinya saat itu. Alien datang ke Bumi, itu jelas. Tetapi mengapa kita tidak mengetahuinya. Sudah berapa lama mereka merencanakan invasi ke Bumi juga tidak jelas, apakah dalam hitungan tahun, dekade, atau abad? Mereka terus menuntut agar Fred Astaire (seorang aktor, penyanyi, penari, koreografer, dan presenter televisi dari Amerika Serikat) menari untuk mereka. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa mereka telah memantau siaran TV kita sejak lama.

Para diplomat kemudian mencoba meyakinkan para alien, bahwa Bumi juga memiliki beberapa penari yang masih hidup dan sama berkualitasnya, bahkan mungkin lebih baik daripada Fred Astaire. Tetapi mereka tidak menerima siapapun untuk menggantikannya, dan ketika kita menjelaskan bahwa Astaire telah meninggal, mereka justru marah besar. Tampaknya kematian adalah konsep asing bagi mereka.

Masalah lainnya adalah mereka dapat hidup hanya dengan sinar Matahari, dan berpikir memakan sesuatu itu adalah hal yang vulgar. Sebenarnya, mereka menganggap kita menjijikkan. Mereka juga heran dengan aktivitas kita, seperti mengkonsumi makanan, ekskresi (proses pembuangan sisa metabolisme), penyakit dan kematian. Selain itu, mereka juga sama sekali tidak tertarik dengan planet kita, yang menurut mereka terlalu lembab dan terlalu banyak awan. Tapi, ini semua merupakan kabar baik bagi kita. Para alien ogah berlama-lama di Bumi dan dalam waktu satu atau dua bulan setelah piring terbang mereka diperbaiki, mereka akan segera meninggalkan Bumi. Dengan sedikit keberuntungan, kita hanya akan berakhir dalam catatan kaki kecil sejarah eksplorasi galaksi mereka. Jadi, bertahanlah sebentar lagi di dalam bunker, begitu mereka pergi, kita bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala.

Baik, sangat jelas bahwa tidak ada satu pun dari hal ini yang telah terjadi. Tapi pertanyaannya adalah mengapa tidak? Secara singkat, itulah Paradoks Fermi, yang secara teknis bukan paradoks sama sekali, melainkan pertanyaan puncak tentang mengapa kita tidak pernah menemukan kehidupan esktraterestrial?

Apa Itu Paradoks Fermi?

enrico-fermi-informasi-astronomi
Paradoks Fermi telah berkembang jauh melampaui pertanyaan aslinya.
CORBIS/CORBIS VIA GETTY IMAGES

Semuanya dimulai pada tahun 1950, fisikawan Enrico Fermi sedang menikmati makan siang bersama beberapa rekan ilmuwan di kantin Propulsi Jet Los Alamos, sambil membolak-balik majalah “New Yorker”. Antara menggigit salad atau mungkin sandwich, Fermi menunjuk sebuah kartun alien yang tengah membongkar beberapa tempat sampah di Kota New York. Dengan santai, Fermi bertanya, “Di mana mereka?”

Menurut rekan-rekannya, maksud pertanyaan itu adalah apakah perjalanan antarbintang dapat dilakukan. Pada saat itu, kita bahkan belum berhasil meninggalkan atmosfer kita sendiri, dan pendaratan ke Bulan masih 19 tahun lagi, jadi pertanyaan ini terlihat sportif. Demikian pula dengan sekarang, kita mungkin sedang membahas tentang misi berawak ke Mars dalam beberapa dekade mendatang, tapi misi semacam itu hanyalah permainan anak-anak jika dibandingkan dengan perjalanan antariksa mengunjungi sistem planet lainnya.

Dengan teknologi roket saat ini, kita bisa menempuh perjalanan ke Mars sekitar enam bulan. Sebaliknya, bintang terdekat dengan kita, Proxima Centauri, terletak 4,25 tahun cahaya. Jarak itu tidak terdengar terlalu buruk, kecuali satuan di belakangnya. Seperti namanya, seberapa jauh cahaya bisa bergerak dalam satu tahun, dengan teknologi saat ini kita hanya merangkak dibandingkan cahaya. Melaju dengan kecepatan tertinggi yang bisa kita capai saat ini, butuh waktu 73.000 tahun untuk sampai ke Proxima Centauri.

Bagaimanapun juga, itulah yang sebenarnya Fermi tanyakan. Tapi seiring waktu, pertanyaannya berkembang melalui gagasan ilmuwan-ilmuwan lain. Pada tahun 1975, astronom Michael Hart menduga alasan kenapa tidak ada alien di sekitar kita adalah karena memang mereka tidak ada. Jika memang eksis, mereka pasti telah mengkoloni galaksi. Kemudian, pada tahun 1977, astrofisikawan David G. Stephenson mengatakan bahwa pernyataan Hart dapat menjawab pertanyaan Fermi, yang secara resmi dijuluki “Paradoks Fermi”. Paradoks Fermi dapat dijelaskan sebagai berikut: Alam semesta kita berpotensi memiliki miliaran planet mirip Bumi yang menampung organisme biologis berakal. Jika benar, kenapa kita belum pernah mendengar atau melihat bukti apapun tentang mereka?

Bahkan meskipun Fermi tidak pernah menanyakannya, hal itu tetap saja menarik, karena ada begitu banyak kemungkinan jawaban. Untuk menjawab paradoks Fermi, biasanya seseorang akan menggunakan persamaan Drake. Pada tahun 1960-an, astronom Frank Drake menghasilkan persamaan matematika yang membantu kita untuk menghitung berapa banyak peradaban asing yang mungkin ada di galaksi kita. Hasil perhitungan dapat bervariasi sesuai dengan angka yang kita masukan, namun perkiraan yang paling skeptis sekalipun menghasilkan angka setidaknya 2 miliar planet layak huni hanya di galaksi Bima Sakti saja. Istilah layak huni digunakan oleh para astronom untuk menggambarkan planet yang berada di zona “Goldilocks”, yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari bintang induk, sehingga memiliki kondisi yang berpotensi menampung air cair di permukaan.

Tentu saja, berada di zona layak huni bukan berarti secara otomatis planet dapat dihuni, karena kehidupan dipengaruhi oleh banyak faktor. Katakanlah, peradaban maju di galaksi Bima Sakti sangat langka. Misalnya, hanya 0,5 % dari planet yang berada di zona layak huni, jumlahnya masih sangat banyak, yakni 100 juta planet!

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa banyak planet di zona layak huni yang menopang kehidupan, dan berapa banyak dari mereka menghasilkan spesies yang mampu mengembangkan teknologi untuk komunikasi dan perjalanan antariksa? Inilah pertanyaan yang terus diperdebatkan, apakah evolusi kehidupan pasti akan menghasilkan spesies berakal yang menguasai teknologi? Atau apakah umat manusia di Bumi adalah spesies istimewa? Bahkan, jika hanya 0,5 % yang mampu mencapai peradaban maju, jumlahnya masih sangat banyak, yakni 500.000 peradaban alien. Dan jika kita mengalikannya dengan jumlah galaksi di seluruh alam semesta (sekitar 150 miliar), kita mendapatkan angka yang sangat besar. Jadi, seperti yang ditanyakan Fermi, di mana mereka?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Apa Itu Astrofisika?

Mosaik Hubble menyingkap koleksi simpul ukiran gas dan debu di sebagian kecil wilayah Nebula Kepala Monyet (juga dikenal sebagai NGC 2174 dan Sharpless Sh2-252). Nebula adalah wilayah pembentuk bintang terdiri dari awan debu gelap yang siluet terhadap gas bercahaya. Kredit: NASA, ESA, dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA) Astrofisika adalah cabang ilmu antariksa yang menerapkan hukum fisika dan kimia untuk menjelaskan kelahiran, kehidupan dan kematian bintang, planet, galaksi, nebula dan objek-objek lain di alam semesta. Astrofisika memiliki dua sepupu dalam sains, astronomi dan kosmologi, juga termasuk garis kabur di antara keduanya. Dalam pengertian yang paling sederhana: Astronomi mengukur posisi, luminositas, pergerakan dan karakteristik lainnya, (luminositas adalah jumlah energi yang dipancarkan sebuah objek ke segala arah per satuan waktu). Astrofisika menggagas teori fisika mulai dari struktur berukuran kecil hingga berukuran sedang di alam semesta. Kosmologi mengg