Ilustrasi planet katai Eris dan Dysnomia, bulan yang mengelilinginya. Matahari terlihat sebagai bintang kecil di kejauhan. Kredit: Caltech |
Eris adalah salah satu planet katai pertama yang pernah ditemukan di tata surya kita. Ukurannya yang hampir sebanding dengan Pluto, menyebabkan degradasi status Pluto sebagai planet
kesembilan tata surya.
Penemuan
Saat pertama kali ditemukan pada tahun
2005, ukuran Eris diprediksi lebih besar daripada Pluto. Semula diajukan
sebagai kandidat planet kesepuluh tata surya, penemuan Eris justru memberikan alasan bagi para astronom untuk menurunkan status Pluto menjadi planet
katai pada tahun 2006. Keputusan yang tetap kontroversial hingga hari ini, secara kebetulan memang sesuai dengan nama yang disandang Eris.
“Eris adalah dewi perselisihan dan pertentangan
Yunani kuno,” ungkap astronom Mike Brown, anggota tim penemuan
Eris. “Dia menimbulkan kecemburuan dan rasa iri, memicu peperangan
dan kemarahan kaum lelaki. Saat pernikahan Peleus dan Thetis, semua dewa
diundang kecuali Eris, yang membangkitkan kemarahannya dan memicu perselisihan di antara para dewa yang berujung ke Perang
Troya.”
Kecuali Ceres, semua planet katai yang telah ditemukan berada di Sabuk Kuiper yang membentuk cincin wilayah terluar tata surya. Tapi Eris terletak lebih jauh daripada Pluto, mengitari Matahari
dari jarak sekitar tiga kali lipat lebih jauh. Dibutuhkan waktu 561 tahun untuk menyelesaikan
satu kali orbit mengitari Matahari, meskipun rotasi Eris berlangsung setiap 25
jam, yang membuat durasi satu hari di sana hampir mirip dengan Bumi.
Planet Katai Eris. Kredit: ESO/L. Calçada |
Pengamatan
Eris
Karena terletak relatif jauh, para astronom hanya dapat melakukan pengukuran akurat saat Eris melintas di depan
sebuah bintang redup pada tahun 2010, sebuah fenomena yang disebut okultasi. Selain menghitung ukurannya, para astronom juga mampu menyimpulkan bentuk dan massanya.
Okultasi adalah peristiwa yang berlangsung
ketika suatu objek tertutup oleh objek lain yang melintas di antara objek yang
ditutupi dengan pengamat.
“Sungguh luar biasa, betapa banyak yang dapat
kita temukan dari sebuah objek kosmik jauh berukuran kecil seperti Eris, dengan menyaksikannya melintas di depan sebuah bintang redup hanya
menggunakan teleskop yang relatif kecil,” jelas penulis utama makalah studi Bruno Sicardy dari Universitas Pierre et Marie Curie dan Observatorium Paris. “Lima tahun
setelah pengklasifikasian kelas baru bagi planet katai, akhirnya kita dapat mengenal salah satu perintis kelas baru planet katai.”
Pengamatan membantu para ilmuwan untuk
menentukan diameter Eris, yaitu 2.326 kilometer, plus minus 12 km. Berarti Eris hanya sedikit lebih kecil daripada Pluto. Saat tiba di Pluto, pesawat
antariksa New Horizons NASA mengukur diameter Pluto 2.370 km, sekitar dua pertiga diameter Bulan, satelit alami Bumi.
Tim menyimpulkan bentuk spheroid Eris. Dari pergerakan Dysnomia, bulan Eris, mereka menentukan Eris sekitar 27% lebih masif daripada Pluto, berarti Eris jauh lebih padat daripada Pluto.
“Massa jenis mengindikasikan Eris sebagai objek terestrial besar yang tertutup lapisan es relatif
tipis,” kata rekan penulis makalah studi Emmanuel Jehin dari Institut d'Astrophysique de I'Université de Liège
di Belgia.
Permukaan Eris sangat reflektif, memantulkan 96% cahaya yang menyinarinya. Persentase ini menobatkan Eris sebagai salah satu anggota tata surya yang paling reflektif, setara dengan reflektifitas Enceladus, bulan Saturnus.
Tim juga memprediksi permukaan Eris
mungkin terdiri dari kandungan es kaya nitrogen yang bercampur dengan metana
beku di lapisan yang tebalnya kurang dari 1 milimeter. Lapisan es secara berkala membentuk
atmosfer yang mengembun dari permukaan saat berada
di jalur orbit yang jauh dari cahaya Matahari.
Pengamatan juga memungkinkan tim untuk memperkirakan suhu permukaan Eris. Sisi planet katai yang
menghadap Matahari kemungkinan minus 238 derajat Celsius, sementara suhu di sisi yang
membelakangi Matahari tentunya lebih rendah.
Pengiring Eris
Eris adalah satu dari hanya segelintir planet katai
yang memiliki bulan. Bulan Eris diberi nama Dysnomia, putri Eris, dewi anarki dalam mitologi Yunani. Dysnomia memungkinkan tim untuk melakukan pengukuran yang lebih akurat terhadap Eris, seperti pengukuran massa jenisnya.
Fakta
singkat
- Poros semi-major orbit mengelilingi Matahari: 10,2 miliar km
- Perihelion (jarak terdekat dari Matahari): 5,8 miliar km
- Aphelion (jarak terjauh dari matahari): 14,6 miliar km
- Periode orbit (lama tahun): 561,37 tahun Bumi
- Eksentrisitas orbit: 0,434
- Inklinasi orbit: 46,87
- Periode rotasi: 25,9 jam
Jarak yang ekstrem dan ukurannya yang kecil, membuat Eris sulit diamati secara langsung. Para astronom hanya dapat melakukan pengamatan secara berkala. Pada
tahun 2017, satu tim astronom memanfaatkan Atacama
Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) untuk mengamati Eris dan melengkapi pengamatan
mereka dengan data dari Observatorium Antariksa Herschel. Penelitian dipimpin oleh peneliti senior Csaba Kiss dari Observatorium Konkoly di
Hungaria.
Pengamatan mengungkap Eris yang mungkin tidak memiliki “medan gelap sekunder” dan emisi dalam panjang gelombang
tersebut mungkin berasal dari Dysnomia, yang digambarkan oleh penulis sebagai “besar
dan gelap”. “Hasil pengamatan kami juga menyorot kemampuan ALMA dalam
menguraikan sumber emisi termal di sistem planet katai,” kata Csaba Kiss saat pertemuan American Astronomical Society
Division for Planetary Sciences pada tahun 2017.
Sebuah makalah studi terpisah yang satu tahun sebelumnya diserahkan ke pertemuan rutin, menyimpulkan Eris mungkin aktif
secara geologis. Albedo Eris hampir mendekati angka 1, setara dengan Enceladus, bulan Saturnus yang mengepulkan air ke luar angkasa, dan objek lain Tata Surya yang aktif secara geologis, kata para penulis makalah studi.
Bahkan ada sebuah wilayah di Pluto yang permukaan albedonya 1, menyiratkan aktivitas geologis. Penelitian dipimpin oleh astronom Bonnie Buratti dari Laboratorium Propulsi Jet NASA.
Secara terpisah, beberapa astronom (termasuk Alan Stern, peneliti utama misi eksplorasi Pluto oleh New Horizons) telah
meminta komunitas astronomi untuk mempertimbangkan kembali definisi “planet” kepada
Himpunan Astronomi Internasional (IAU). Mereka mengusulkan agar planet katai
juga dikategorikan sebagai planet utama tata surya, termasuk Eris.
Ditulis oleh: Nola Taylor Redd, kontributor
www.space.com
Sumber: Eris: The Dwarf Planet That is Pluto's Twin
#terimakasihgoogle
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar