Bayangkan
Anda berada di sebuah dunia yang tidak begitu berbeda dari Bumi, mengorbit sebuah
bintang yang juga tidak begitu berbeda dari Matahari. Memiliki suhu dan
atmosfer ideal yang menopang air cair di
permukaan, termasuk komposisi ideal antara benua dan lautan yang memastikan kondisi layak huni bagi kehidupan untuk berkembang biak selama miliaran tahun. Proses
evolusi meningkatkan kompleksitas dan tingkat diferensiasi organisme di sana. Melalui kombinasi mutasi dan seleksi alam, satu spesies tampil sebagai spesies yang berakal, cerdas dan mendominasi seluruh planet.
Seiring
kemajuan teknologi, mereka mulai memikirkan peradaban ekstraterestrial di sekitar bintang lain. Kemudian, dari sebuah titik cahaya yang jauh dan redup
di langit mereka, serangan pertama terjadi dan menciptakan lubang di planet mereka
dengan kecepatan relativistik. Bukan meteor, asteroid, atau komet, melainkan berasal
dari seberang ruang antarbintang, dan pelakunya adalah umat manusia.
Di
Bumi, mimpi perjalanan antarbintang terbagi dalam dua
kategori:
- Kita bergerak perlahan dengan pendorong roket dalam sebuah perjalanan yang menghabiskan waktu hingga beberapa kali lipat usia hidup manusia.
- Kita melaju cepat, dengan asumsi kita membuat terobosan ilmiah yang luar biasa untuk melakukan perjalanan pada kecepatan relativistik (hampir secepat cahaya).
Bahkan
dengan perjalanan antariksa tanpa awak, hanya kedua opsi ini yang tersedia.
Apabila kita menempuh perjalanan antariksa seperti misi tanpa awak Voyager, dibutuhkan
waktu hingga ribuan tahun hanya untuk mencapai jarak satu tahun cahaya. Atau
kita bisa mengembangkan beberapa teknologi baru yang mampu menambah kecepatan pesawat
antariksa secara signifikan.
Pada sekitar tahun 2010, ternyata kita telah menghasilkan kemajuan yang berpotensi mengubah arah permainan, yaitu teknologi yang dapat memberikan sejumlah
besar energi kepada sebuah pesawat antariksa dalam waktu yang cukup lama,
memungkinkan kita untuk (secara prinsip) meningkatkan kecepatannya secara drastis.
Kemajuan
besar? Ya, dalam sains fisika laser. Saat ini, sinar laser lebih kuat daripada
sebelumnya, jika kita menambatkan sebuah pesawat antariksa ke jajaran laser
berkekuatan tinggi di luar angkasa, mereka dapat memancarkan sinar pada satu
target untuk waktu yang lama, mengimpartasi energi dan momentum hingga melampaui 10% kecepatan cahaya.
Pada
tahun 2015, satu tim ilmuwan menulis makalah ilmiah tentang jajaran laser canggih yang dapat bergabung dengan konsep solar sail untuk
menciptakan pesawat antariksa berbasis “laser-sail”. Secara teori, kita bisa mengkombinasikan teknologi saat ini dengan starchip (pesawat antariksa mini) untuk
mencapai bintang-bintang terdekat hanya dalam waktu usia hidup manusia.
Idenya
sederhana, menembakkan jajaran laser bertenaga tinggi ke sasaran yang
sangat reflektif, menambatkan sebuah satelit mikro yang sangat ringan dengan
layar dan mengakselerasinya ke kecepatan maksimum. Solar sail telah digagas sejak dulu, bahkan sudah muncul sejak zaman Kepler. Tetapi laser-sail mungkin dapat merevolusi perjalanan antarbintang.
Keuntungan
dari metode ini sangat luar biasa:
- Mayoritas daya yang digunakan tidak berasal dari penggunaan bahan bakar roket sekali pakai, melainkan dari laser yang dapat diisi ulang.
- Massa starchip sangat ringan, sehingga dapat dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya.
- Melalui kemajuan miniaturisasi elektronik dan material ringan ultra-kuat, kita dapat membuat perangkat untuk mengirimnya sejauh tahunan cahaya.
Memang
bukan gagasan baru, tetapi hanya dapat terwujud dengan perkembangan teknologi dua atau tiga dekade mendatang.
Katakanlah kita berhasil mewujudkannya. Kita mengembangkan material yang dapat memantulkan sinar laser sehingga tidak membakar layar. Kita mampu
menggabungkan sinar-sinar laser dengan cukup baik dan membangun jajaran laser dalam area yang cukup besar untuk mengakselerasi starchip ke 20% kecepatan cahaya atau
60.000 km/detik. Lalu, kita mengarahkan mereka ke sebuah planet di sekitar
bintang yang berpotensi layak huni, seperti Alpha Centauri A atau Tau Ceti.
Mungkin,
kita akan mengirimkan banyak starchip ke sistem yang sama, berharap untuk mempelajari sistem dan memperoleh lebih banyak informasi demi sains. Tetapi ada tiga permasalahan besar dengan rencana ini, yang jika digabungkan
sama dengan deklarasi perang antarbintang.
Kelanjutan artikel: Apakah Manusia Tanpa Sengaja Mendeklarasikan Perang Antar Bintang? (Bagian 2)
Komentar
Posting Komentar