Setelah
hampir dua tahun menempuh perjalanan, pesawat antariksa Origins, Spectral Interpretation, Resource
Identification, Security-Regolith Explorer (OSIRIS-REx) NASA, telah melakukan observasi pertama terhadap asteroid Bennu dan mulai mendekati target. Sejak misi digelar pada tanggal 17 Agustus 2018, kamera PolyCam OSIRIS-REx telah mengambil gambar Bennu dari jarak 2,2 juta km.
OSIRIS-REx
adalah misi pertama NASA untuk meneliti near-Earth asteroid (NEA), mensurvei
permukaan, mengumpulkan sampel dan membawa sampel kembali ke Bumi. Pesawat antariksa
ini telah menempuh perjalanan sekitar 1,8 miliar km sejak diluncurkan pada
tanggal 8 September 2016 dan dijadwalkan tiba di asteroid Bennu pada tanggal 3
Desember.
“Saat
ini jarak OSIRIS-REx cukup dekat untuk mengamati asteroid Bennu, tim misi akan
menghabiskan waktu selama beberapa bulan ke depan untuk mempelajari ukuran, bentuk, fitur permukaan dan lingkungan di sekitar Bennu sebelum mencapai asteroid,” ungkap Dante Lauretta, peneliti utama
misi OSIRIS-REx dari Universitas Arizona di Tucson. “Setelah menghabiskan begitu
banyak perencanaan untuk momen ini, saya tidak sabar untuk melihat apa yang akan
diungkap oleh OSIRIS-REx.”
Sebelum mencapai Bennu, OSIRIS-REx akan menggunakan seperangkat instrumen sains untuk mengumpulkan informasi tentang Bennu. Instrumen sains
terdiri dari seperangkat kamera OCAMS (PolyCam, MapCam, dan SamCam),
spektrometer termal OTES, spektrometer cahaya kasat mata dan inframerah OVIRS,
altimeter laser OLA dan spektrometer sinar-X REXIS.
Misi
OSIRIS-REx NASA untuk mengumpulkan sampel asteroid diluncurkan pada tanggal
8 September 2016 dan saat ini hampir mencapai target. OSIRIS-REx dijadwalkan
tiba di asteroid Bennu pada bulan Desember 2018. OSIRIS-REx akan membantu
mengungkap misteri bagaimana tata surya kita terbentuk.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa
Goddard NASA/Katrina Jackson
Selama
fase mendekati target, OSIRIS-REx akan:
- secara teratur mengamati area di sekitar asteroid untuk mencari gumpalan debu dan satelit alami serta mempelajari sifat spektrum cahaya Bennu;
- melakukan empat manuver mendekati asteroid, dimulai pada tanggal 1 Oktober, memperlambat kecepatan agar sesuai dengan kecepatan orbit Bennu mengitari Matahari;
- melepas perisai penutup lengan pengumpul sampel pada pertengahan Oktober dan merentangkan lengan untuk pertama kalinya selama penerbangan; dan
- menggunakan OCAMS untuk mengungkap bentuk asteroid pada akhir Oktober dan mulai mendeteksi fitur permukaan Bennu pada pertengahan November.
Setelah
tiba di Bennu, OSIRIS-REx akan menghabiskan satu bulan pertama untuk melakukan terbang
lintas dari kutub utara Bennu, khatulistiwa dan ke kutub selatan, dari jarak 7-19 km. Selama manuver, OSIRIS-REx melakukan pengukuran pertama secara langsung terhadap massa Bennu dan observasi permukaan
dari jarak dekat. Selain itu, terbang lintas juga menyediakan kesempatan bagi tim
navigasi untuk menavigasi pesawat antariksa di dekat asteroid.
“Gravitasi
lemah Bennu memberikan tantangan unik selama terbang lintas,” jelas Rich Burns,
manajer proyek misi OSIRIS-REx dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di
Greenbelt, Maryland. “Dengan diameter sekitar 500 meter, Bennu adalah asteroid terkecil
yang pernah diorbit oleh pesawat antariksa.”
OSIRIS-REx akan secara ekstensif mensurvei asteroid sebelum tim mengidentifikasi dua lokasi ideal untuk mengambil sampel. Pengamatan dari jarak dekat memungkinkan tim untuk menentukan
lokasi terbaik pengambilan sampel, yang dijadwalkan berlangsung awal
Juli 2020. Setelah mengumpulkan sampel, OSIRIS-REx akan kembali ke Bumi untuk mengantar
sampel menggunakan Sample Return Capsul
yang akan mendarat di gurun Utah Amerika Serikat pada bulan September 2023.
Diluncurkan pada tahun 2016, OSIRIS-REx adalah misi pertama NASA untuk mengambil sampel dan mengirimnya ke Bumi. Saat ini OSIRIS-REx hampir tiba di asteroid Bennu yang menjadi targetnya.
Kredit:
Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/Katrina Jackson
Artikel
terkait: Update Status Misi, Penjelajahan Menuju Asteroid Bennu
Komentar
Posting Komentar