Langsung ke konten utama

Kapan Kita Menemukan Planet Kesembilan?

kapan-kita-menemukan-planet-kesembilan-informasi-astronomi
Ilustrasi planet kesembilan hipotetis, sebuah planet dengan massa setara Neptunus yang diduga bersembunyi di wilayah terluar tata surya.
Kredit: R. Hurt (IPAC)/Caltech

Planet kesembilan mungkin hanya bermain petak umpet dan kita yang kesulitan menemukannya. 

Tambahan bukti bagi eksistensi sebuah planet masif hipotesis di wilayah terluar tata surya semakin meningkat. Penemuan terbaru sebuah planet katai 2015 TG387 (Goblin) dengan orbit sangat elips, diduga terpengaruh oleh gaya gravitasi sebuah planet berukuran masif yang bersembunyi di kegelapan, sebagaimana orbit lebih dari selusin objek jauh lain, semakin memperkuat hipotesis.

“Planet kesembilan adalah satu-satunya penjelasan logis untuk semua fenomena yang kami amati,” ungkap astrofisikawan Konstantin Batygin dari Institut Teknologi California (Caltech) di Pasadena.

Memulai Perburuan

Batygin adalah pemain utama dalam perburuan planet kesembilan sejak tahun 2014.

Tahun itu, astronom Chad Trujillo dan Scott Sheppard mengusulkan “perturber” dari sebuah planet masif yang berada jauh di luar Neptunus. Planet seperti itu, kata para ilmuwan, dapat menjelaskan anomali orbit planet katai Sedna2012VP113,dan beberapa anggota tata surya jauh lainnya.

Pada bulan Januari 2016, Batygin bersama rekan peneliti Mike Brown dari Institut Sains Carnegie di Washington, mengumpulkan lebih banyak bukti untuk planet hipotetis yang mereka sebut “Planet Kesembilan”. Batygin dan Brown juga telah melakukan karakterisasi. Mereka menduga Planet Kesembilan 10 kali lipat lebih masif daripada Bumi dan mengorbit Matahari dari jarak sekitar 600 AU. 1 AU adalah jarak Bumi-Matahari atau sekitar 150 juta kilometer.

Deteksi lebih lanjut juga dilakukan terhadap angota-anggota jauh tata surya yang memiliki orbit eksentrik. Para astronom kini telah mengamati 14 objek yang mengindikasikan jejak gangguan karena gaya gravitasi perturber, kata Batygin.

Jejak ini terlihat dengan jelas pada pengelompokan objek. Pada dasarnya, terlihat pada bagian lintasan terpanjang dari titik-titik orbit sangat elips dalam arah yang sama, dan sesuai prediksi model Planet Kesembilan.

Margin error prediksi model hanya kurang dari dari 0,1%, Batygin menambahkan. Dan tidak mungkin ada penjelasan lain yang menyebabkan pengelompokan objek seperti ini.

Sebagai contoh, beberapa peneliti telah mengusulkan pengelompokan itu disebabkan oleh gabungan gaya gravitasi dari banyak objek berukuran kecil di Sabuk Kuiper, struktur cincin asteroid di luar orbit Neptunus. Tapi, self-modulating Sabuk Kuiper akan terlihat sangat berbeda dari yang sebenarnya, tutur Batygin. Total seluruh objek Sabuk Kuiper tidak melampaui 2% massa Bumi, jadi tidak mungkin mampu memengaruhi orbit eksentrik anggota-anggota jauh tata surya.

“Bukti eksistensi Planet Kesembilan benar-benar solid,” kata Batygin kepada Space.com.

Dia mematok probabilitas eksistensi Planet Kesembilan di angka lebih dari 90%.

Perkiraan ini tidak jauh berbeda dengan perhitungan Sheppard, “Saya pikir probabilitasnya ada di kisaran 80-90%.”

Di Mana Planet Kesembilan Bersembunyi?

Batygin dan Brown telah mencari Planet Kesembilan selama beberapa tahun terakhir secara sistematis, sebagaimana Trujillo dan Sheppard (yang merujuk planet hipotetis ini sebagai “Planet X”). Kedua tim ilmuwan telah menggunakan Teleskop Subaru milik Jepang yang berada di Mauna Kea, Big Island of Hawaii.

Tim ilmuwan lain di seluruh dunia juga telah bergabung dalam upaya perburuan. Namun, Planet Kesembilan masih belum ditemukan.

“Ratusan AU, jika tidak 1.000 AU, adalah jarak yang sangat jauh, bahkan membuat objek sebesar Neptunus lebih redup daripada yang seharusnya terlihat menggunakan teleskop,” jelas Sheppard.

“Sebagian besar survei kami tidak mencakup jarak sejauh itu. Kami hanya mengcover petak kecil langit untuk menemukannya,” tambahnya. “Kita dapat dengan mudah menyembunyikan objek yang berkuran sangat besar di wilayah terluar tata surya.”

Memang, pencarian hanya mencakup 20-25% bagian langit yang merupakan perkiraan lokasi Planet Kesembilan bersembunyi, tambah Sheppard dan Batygin.

Sulit memprediksi kapan Planet Kesembilan akhirnya ditemukan, karena para astronom tidak mengetahui massa, skala kecerahan, lintasan orbit, atau bahkan keberadaannya sama sekali. Namun, Batygin memprediksi Subaru mampu mengungkapnya, mengingat Subaru menggabungkan bidang pandang yang luas dan tingkat resolusi tinggi. Kunci penemuan terletak pada bidang pandang yang luas. Beberapa instrumen, seperti Teleskop Antariksa Hubble NASA, mungkin lebih tajam untuk melihat Planet Kesembilan, tetapi bidang pandangnya sempit sehingga menyulitkan perburuan.

Jika, planet kesembilan masih terlalu redup untuk Subaru, bantuan akan segera tiba dalam wujud instrumen baru yang lebih kuat, seperti Large Synoptic Survey Telescope (LSST), yang dijadwalkan akan segera online di Chilean Andes sekitar tahun 2020-an.

“Jika kita gagal dalam lima tahun ke depan atau lebih,” pungkas Batygin, “LSST dipastikan akan menemukan Planet Kesembilan.”

Ditulis oleh: Mike Wall, Penulis Senior www.space.com



#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang