InSight,
wahana antariksa pendarat Mars besutan NASA mungkin telah mendeteksi sinyal
“marsquake” atau gempa Mars untuk
pertama kalinya.
Instrumen
Seismic Experiment for Interior Structure
(SEIS) InSight merekam sinyal seismik lemah pada tanggal 6 April 2019, atau
hari ke-128 Mars (sol) terhitung mulai tanggal InSight mendarat di Mars. Sinyal ini adalah getaran pertama yang dideteksi bersumber dari interior planet dan bukan disebabkan oleh hembusan angin di permukaan. Kini,
para ilmuwan masih terus meneliti data untuk menentukan kepastian sinyal.
Video
dan audio ini mengilustrasikan aktivitas seismik yang dideteksi oleh InSight
pada hari ke-128 Mars (sol). Ada tiga jenis suara yang dideteksi sebagai getaran tanah oleh instrumen seismometer
SEIS InSight, yaitu suara hembusan angin, aktivitas seismik itu sendiri dan
lengan robotik InSight saat bergerak untuk mengambil gambar.
Kredit:
NASA/JPL-Caltech/CNES/IPGP/Imperial College London
“Deteksi
pertama InSight adalah penerus sains yang dimulai oleh misi Apollo NASA,” ungkap Peneliti Utama InSight Bruce Banerdt dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA di Pasadena, California. “Kami telah
mengumpulkan data derau latar belakang, tetapi deteksi pertama ini
secara resmi memulai bidang sains terbaru: seismologi Mars!”
Namun, sinyal seismik dianggap belum bisa menyediakan data solid terhadap
interior Mars, salah satu tujuan utama misi InSight.
Permukaan Mars sangat sunyi, memungkinkan SEIS untuk menangkap gemuruh lemah, bertolak belakang dengan permukaan Bumi yang terus bergetar
akibat derau seismik lautan dan cuaca. Pencapaian besar InSight apabila berlangsung California Selatan, akan menghilang di antara puluhan kertak kecil seismik yang
terjadi setiap hari.
“Deteksi 128 sol menarik karena ukuran dan durasinya yang lebih lama konsisten dengan
profil moonquakes yang terdeteksi di permukaan Bulan selama misi Apollo,” tambah Lori Glaze, Direktur Divisi Sains Planet di Markas Besar NASA.
Para
astronot misi Apollo NASA pernah memasang lima buah seismometer untuk mengukur
ribuan gempa yang terjadi di Bulan antara tahun 1969 hingga 1977 dan
mengungkap aktivitas seismik di Bulan. Material yang berbeda dapat mengubah
kecepatan atau memantulkan gelombang seismik yang mengarahkan para ilmuwan
untuk menggunakannya demi mempelajari interior Bulan dan membuat model proses pembentukan Bulan. Saat ini, NASA terus menggodok rencana untuk mengembalikan para astronot ke Bulan pada tahun 2024, meletakkan pondasi yang berujung ke eksplorasi manusia di Mars.
Instrumen
seismometer yang diletakkan oleh InSight di permukaan Mars pada tanggal 19
Desember 2018, akan memberikan banyak data untuk mengungkap interior Mars. Para ilmuwan ingin mempelajari interior Mars, untuk mengungkap bagaimana planet terestial (berbatu) lainnya, termasuk
Bumi dan Bulan, terbentuk.
Tiga
sinyal seismik lainnya terdeteksi pada tanggal 14 Maret (105 sol), 10 April
(132 sol) dan 11 April (133 sol). Dibaca oleh sensor Very Broad Band SEIS yang lebih sensitif, ketiga sinyal bahkan
lebih samar daripada aktivitas seismik 128 sol dan sumbernya belum diketahui.
Tim misi akan terus mempelajari aktivitas ini untuk mencoba menentukan
penyebabnya.
Terlepas
dari penyebabnya, sinyal 128 sol adalah pondasi yang dianggap menarik oleh tim
misi.
“Kami
telah menunggu sinyal seperti itu selama berbulan-bulan,” kata Philippe
Lognonné, penanggung jawab tim SEIS di Institut
de Physique du Globe de Paris (IPGP) di Prancis. “Sungguh menyenangkan memperoleh bukti bahwa Mars masih aktif secara seismik. Kami akan segera
mempublikasikan hasil penelitian begitu kami memperoleh kesempatan untuk menganalisisnya.”
Manusia
sudah sangat familiar dengan gempa bumi yang disebabkan pergerakan lempeng tektonik. Mars dan Bulan tidak memiliki lempeng tektonik, gempa di sana
disebabkan oleh proses kontraksi dan pendinginan yang terus berlangsung dan
menciptakan tekanan. Tekanan ini terbentuk dari waktu ke waktu sehingga cukup
kuat untuk memecahkan kerak dan menghasilkan gempa.
Mendeteksi
gempa berskala kecil membutuhkan banyak tantangan teknik. Di Bumi,
seismometer berkualitas tinggi sering disegel di dalam ruangan bawah tanah
untuk mengisolasinya dari perubahan suhu dan cuaca. Instrumen InSight juga
memiliki beberapa isolasi ini, termasuk sebuah tudung Wind and Thermal Shield yang dibuat oleh JPL untuk melindunginya
dari perubahan suhu ekstrem dan hembusan angin kencang di Planet Merah.
SEIS dibuat oleh Badan Antariksa Prancis (CNES) dan telah melampaui ekspetasi para
ilmuwan dalam hal sensitivitasnya, meskipun aktivitas seismik pertama ini
diidentifikasi oleh tim Marsquake Service
InSight yang dipimpin oleh Institut Teknologi Federal Swiss.
“Kami merasa lega atas pencapaian pertama ini dan ingin melakukan banyak pengukuran serupa
menggunakan SEIS pada tahun-tahun mendatang,” pungkas Charles Yana, manajer operasi
misi SEIS di CNES.
JPL
mengelola InSight untuk Direktorat Misi Sains NASA. InSight adalah bagian dari Discovery Program NASA, yang dikelola
oleh Pusat Penerbangan Antariksa Marshall di Huntsville, Alabama. Lockheed Martin Space di Denver membuat dan mendukung operasional pesawat antariksa InSight.
Sejumlah
mitra dari Eropa, termasuk Centre
National d'Études Spatiales (CNES) Prancis dan German Aerospace Centre (DLR), mendukung misi InSight. CNES
menyediakan instrumen SEIS, dengan kontribusi signifikan dari Institut Max Planck Jerman, Institut Federal Teknologi Swiss, Imperial
College dan Universitas Oxford, Inggris, dan JPL. DLR menyediakan instrumen Heat Flow and Physical Properties Package
(HP3) dengan kontribusi signifikan dari Pusat Penelitian Antariksa Akademi
Sains dan Astronika Polandia. Centro de Astrobiología (CAB) Spanyol memasok
sensor angin.
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Karen Northon
Komentar
Posting Komentar