Langsung ke konten utama

HD 21749c, Planet Seukuran Bumi Pertama TESS NASA

planet-HD 21749c-seukuran-bumi-pertama-tess-nasa-informasi-astronomi
Ilustrasi HD 21749c, planet seukuran Bumi pertama yang ditemukan oleh Transiting Exoplanets Survey Satellite (TESS) NASA, dan HD 21749b, planet hangat seukuran Neptunus.
Kredit: Robin Dienel/Institut Sains Carnegie

Transiting Exoplanets Survey Satellite (TESS) NASA akhirnya menemukan eksoplanet seukuran Bumi pertamanya. Diberi kode HD 21749c, diameter planet sekitar 89% Bumi dan mengorbit bintang induk HD 21749 tipe K dengan massa sekitar 70% Matahari. Terletak 53 tahun cahaya dari Bumi di rasi selatan Reticulum, HD 21749c adalah planet kedua yang diidentifikasi TESS di dalam sistem.

Menilik ukurannya, HD 21749c dianggap sebagai planet terestrial (berbatu) dan mengorbit bintang induk dari jarak sangat dekat. Menyelesaikan orbit hanya dalam waktu sekitar delapan hari, HD 21749c mungkin sangat panas, dengan suhu permukaan mencapai 800 derajat F (427 derajat C).

HD 21749c adalah planet ke-10 yang ditemukan TESS, sementara ratusan kandidat planet lainnya sedang dipelajari.

Para ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts dan Institut Sains Carnegie menganalisis data transit TESS dari empat sektor pertama observasi untuk mendeteksi 11 penurunan lemah skala kecerahan cahaya bintang induk secara periodik. Dari data ini, para ilmuwan memperkirakan sebagian cahaya bintang terhalang sebuah planet seukuran Bumi.

Bintang induk HD 21749 tergolong cerah dan relatif dekat dalam skala astronomi, oleh karena itu dianggap ideal untuk dipelajari secara lebih terperinci demi mengungkap karakteristik planet, termasuk pengukuran massa pertama dari planet seukuran Bumi yang ditemukan TESS.

Ilustrasi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

TESS adalah satelit terbaru NASA pemburu eksoplanet, atau planet di luar tata surya. TESS akan beroperasi selama dua tahun untuk memantau bintang paling terang terdekat demi penurunan skala kecerahan cahaya secara periodik. Fenomena yang disebut transit, menyediakan petunjuk terkait planet yang mungkin telah melintas di depan bintang induk. TESS diharapkan menemukan ribuan planet menggunakan metode transit, mungkin beberapa di antaranya berpotensi menopang kehidupan.

Setelah memulai operasi ilmiahnya pada tanggal 25 Juli 2018, TESS akan mengirim rangkaian data sains pertama ke Bumi pada bulan Agustus. Setelah itu, TESS akan mengirim data secara berkala setiap 13,5 hari setelah menyelesaikan satu kali orbit mengitari Bumi dari titik terdekat. Tim misi sains TESS akan segera memulai pencarian data untuk mengungkap eksistensi planet setelah rangkaian data pertama tiba.

Menurut tim ilmuwan di balik misi, TESS seharusnya dapat mengidentifikasi sekitar 10.000 eksoplanet dalam waktu dua tahun. 3.500 di antaranya adalah fokus utama misi yaitu planet yang berukuran lebih kecil daripada Neptunus. Jika TESS beroperasi lebih lama dari jadwal, tentunya angka penemuan eksoplanet semakin bertambah.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Rob Garner


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...