Langsung ke konten utama

Messier 33 alias Galaksi Triangulum

messier-33-galaksi-triangulum-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan M. Durbin, J. Dalcanton dan B. F. Williams (Universitas Washington)

Galaksi spiral Messier 33 (NGC 598) terletak di rasi bintang berbentuk segitiga, oleh karena itu kerap disebut Galaksi Triangulum. Dengan diameter sekitar setengah Bima Sakti kita, Messier 33 adalah anggota terbesar ketiga Grup Lokal setelah Andromeda (Messier 31) dan Bima Sakti. Disusun dari 54 bidang pandang Hubble, inilah gambar mosaik terbesar Messier 33 yang pernah dirakit. Mosaik ini mengandung sekitar 25 juta bintang yang membentang di wilayah seluas 14.000 tahun cahaya di pusat galaksi.

Wilayah berwarna biru yang tersebar di seluruh gambar adalah lokasi kelahiran bintang. Observasi Hubble mengungkap laju kelahiran bintang Triangulum yang sepuluh kali lebih tinggi daripada Andromeda, yang sebelumnya telah disurvei oleh Hubble dalam kualitas yang setara. Sebuah bercak biru terang di kiri bawah gambar adalah NGC 604, wilayah terbesar pembentuk bintang di Messier 33, sekaligus salah satu lokasi pabrik bintang terbesar di seluruh Grup Lokal.

Struktur spiral Triangulum mengindikasikan beberapa jejak interaksi dengan galaksi-galaksi di dekatnya. Hanya sedikit lebih jauh dari Andromeda, sekitar 3 juta tahun cahaya dari Bumi, Messier 33 diduga adalah pengiring Andromeda, dan keduanya mengarah ke kita. Messier 33 berpotensi menjadi pihak ketiga yang terlibat dalam fenomena tabrakan dahsyat antara Andromeda dan Bima Sakti sekitar 4 miliar tahun yang akan datang.

Dengan magnitudo semu 5,7, Messier 33 adalah salah satu objek langit terjauh yang dapat diamati hanya dengan mata telanjang di bawah kondisi langit malam hari yang gelap gulita tanpa polusi cahaya. Meskipun teleskop dapat dengan mudah mengungkap beberapa fitur spiral, struktur difuse Messier 33 justru paling mudah dipelajari dalam perbesaran rendah dan bidang pandang yang luas menggunakan teropong. Messier 33 paling ideal diamati pada bulan Oktober.

Meskipun banyak orang yang telah melihat Triangulum sebelumnya, Charles Messier adalah orang pertama yang mengkatalogkan Messier 33 pada bulan Agustus 1764. Pada tahun 1920-an, astronom Edwin Hubble mempelajari puluhan bintang variabel (yang kecerahannya berubah secara periodik) di Messier 33, yang mengarahkannya untuk menentukan jarak dan membuktikan bahwa Messier 33 bukanlah nebula di dalam Bima Sakti seperti yang diduga sebelumnya, melainkan galaksi tersendiri.

messier-33-galaksi-triangulum-informasi-astronomi
Gambar mosaik Messier 33 Hubble yang ditempel pada gambar Messier 33 oleh teleskop berbasis darat.
Kredit: NASA, ESA, Digitized Sky Survey 2; dan Davide De Martin

messier-33-galaksi-triangulum-informasi-astronomi
NGC 604 adalah nebula pabrik bintang raksasa di salah satu lengan spiral Messier 33. Mencakup wilayah sekitar 1.500 tahun cahaya, NGC 604 hampir 100 kali lebih besar daripada Nebula Orion di galaksi Bima Sakti. NGC 604 dihuni oleh lebih dari 200 bintang belia, masif dan panas, sedangkan di Nebula Orion hanya ada empat. Gambar NGC 604 ini disusun dari berbagai observasi Wide Field and Planetary Camera 2 Hubble pada tahun 1994, 1995 dan 2001.
Kredit: NASA dan the Hubble Heritage Team (AURA/STScI); dan D. Garnett (U. Arizona), J. Hester (ASU) dan J. Westphal (Caltech)

messier-33-galaksi-triangulum-informasi-astronomi
Bagan bintang Messier 33 ini mewakili pemandangan dari garis lintang utara-tengah untuk bulan dan waktu tertentu.
Kredit: Image courtesy of Stellarium

messier-33-galaksi-triangulum-informasi-astronomi
Data sinar-X (merah muda) dari Observatorium Sinar-X Chandra NASA, mengungkap beragam objek termasuk sisa-sisa supernova, bintang neutron dan lubang hitam yang menarik material dari bintang pengiring. Gambar optik dari Teleskop Subaru di Hawaii (merah, hijau, dan biru) menampilkan lengan-lengan spiral anggun Messier 33 yang dalam banyak hal dianggap sebagai sepupu Bima Sakti kita.
Kredit gambar: X-ray: NASA/CXC/SAO/P. Plucinsky dkk.

Wajah Menakjubkan Galaksi Triangulum dalam Citra Tajam Hubble

messier-33-galaksi-triangulum-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan M. Durbin, J. Dalcanton, dan B.F. Williams (Universitas Washington)

Teleskop Antariksa Hubble NASA/ESA telah membawa kosmos ke dalam perspektif mosaik Messier 33 alias Galaksi Triangulum, salah satu galaksi tetangga Bima Sakti yang menyusun Grup Lokal.

Citra Messier 33 yang paling tajam ini terdiri dari 54 bidang pandang Hubble yang dirakit menjadi satu dan menampilkan sekitar 25 juta bintang. Galeri gambar Hubble membentang seluas 19.400 tahun cahaya. Wilayah yang memproduksi bintang-bintang biru masif nan panas terlihat sangat menonjol, terutama di NGC 604, kiri atas gambar.

NGC 604 adalah nebula gas hidrogen terionisasi yang mencakup wilayah sekitar 1.500 tahun cahaya. NGC 604 sekitar 100 kali lebih besar daripada Nebula Orion di galaksi Bima Sakti.

Dengan orientasi sudut pandang face-on (tampak depan), Triangulum dianggap ideal untuk mempelajari distribusi bintang dan gas di dalam struktur spiral yang tersusun begitu rapi. Sementara para astronom masih menggali rangkaian data yang dikumpulkan oleh Hubble, beberapa karakteristik utama dapat terlihat dengan mudah, sekaligus mengarahkan kita untuk membandingannya dengan Bima Sakti dan Andromeda.

“Kesan pertama saya saat melihat mosaik Triangulum adalah galaksi dengan banyak wilayah pembentuk bintang,” ungkap penanggung jawab studi astronom Julianne Dalcanton dari Universitas Washington di Seattle. “Intensitas laju produksi bintang 10 kali lebih tinggi daripada Andromeda yang juga telah disurvei pada tahun 2015.”

Para astronom selama ini mengira Triangulum cenderung introvert, menghindari interaksi gravitasi dengan galaksi lain karena telah menghabiskan waktu jutaan tahun untuk merawat struktur spiral yang tertata rapi dan menghasilkan generasi bintang-bintang baru.

Mosaik ini disusun dari galeri gambar yang diambil oleh Advanced Camera for Surveys Hubble antara Februari 2017 hingga Februari 2018.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Rob Garner

#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang