Dragonfly akan mencicipi material yang
ditinggalkan cairan yang menguap dan meresap.
Menghilangnya danau kecil metana musiman di
Titan memberikan para ilmuwan wawasan tentang siklus hidrologi kompleks
dari bulan terbesar Saturnus.
Titan adalah satu-satunya bulan di tata surya
dengan lapisan atmosfer padat yang menopang siklus cair mirip di Bumi berupa
awan etana dan metana yang menciptakan hujan serta cairan yang mengalir ke
danau dan laut. Analisis data dari misi Cassini NASA oleh satu tim ilmuwan yang
dipimpin oleh Shannon MacKenzie dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns
Hopkins di Laurel Maryland, mengamati tiga sampel dari danau dangkal yang
menghilang antara musim dingin dan musim panas (dalam rentang sekitar waktu tujuh
tahun) di wilayah utara Titan.
“Inilah pertama kalinya kami melihat sebuah
danau di permukaan Titan yang sepenuhnya menghilang,” ungkap MacKenzie, penulis
utama makalah ilmiah yang dipublikasikan di Nature
Astronomy. “Fenomena ini menyediakan informasi terkait prediksi tingkat penguapan yang sangat lambat, berarti dasar danau seharusnya cukup renggang sehingga cairan danau bisa
meresap dan menghilang.”
Memahami rentang waktu untuk siklus danau di Titan
dianggap penting untuk memodelkan cuaca lokal, iklim dan pemrosesan sedimen.
Titan adalah satu-satunya objek di tata surya selain Bumi dengan cairan stabil di permukaan. “Observasi ini memberikan kita wawasan baru terkait perilaku cairan
di permukaan Titan dan berapa lama proses berlangsung,” jelas MacKenzie.
MacKenzie menambahkan durasi menghilangnya danau kurang lebih sama di seluruh wilayah lokal, meskipun akan
lebih sulit untuk mengamati danau yang lebih ke utara. Sementara makalah ilmiah lain yang juga dipublikasikan di Nature Astronomy dan ditulis oleh Marco Mastrogiuseppe dari California
Technology (Caltech) di Pasadena California, mengungkap sebagian
besar danau cair kecil di belahan utara Titan secara mengejutkan lebih dalam,
bertengger di atas bukit dan sebagian besar mengandung metana. Studi Mastrogiuseppe untuk
pertama kali mengkonfirmasi komposisi dan kedalaman beberapa danau Titan
yang lebih dari 100 meter.
Limpahan material organik kompleks yang dapat
diakses di permukaan dan berada tepat di bawah permukaan, menjadikan Titan sebagai
lokasi ideal misi untuk mempelajari kondisi yang dibutuhkan bagi habitabilitas
lingkungan di luar Bumi dan jenis interaksi kimiawi yang terjadi sebelum
kehidupan berkembang di Bumi. Tujuan misi Dragonfly yang diusulkan, yakni
konsep wahana rotorcraft-lander yang pemenang kompetisi program New Frontiers NASA,
adalah untuk mengambil sampel di daerah yang melimpah dengan material sisa
resapan atau uapan dari cairan di permukaan.
Cassini tiba di sistem planet Saturnus pada tahun
2004 dan mengakhiri misinya pada tahun 2017 dengan cara menerjunkan diri ke atmosfer Saturnus. Cassini telah memetakan lebih dari 1,6 juta
kilometer persegi danau dan lautan cair di permukaan Titan. Cassini beroperasi
menggunakan instrumen radar yang mengirim gelombang radio dan mengumpulkan gema
(sinyal) yang kembali untuk memperoleh informasi tentang medan, komposisi dan kedalaman
objek cair. Selain menggunakan gelombang radio, Cassini juga beroperasi dengan
dua sistem pencitraan yang dapat menembus lapisan tebal atmosfer Titan.
Ditulis oleh: Staf dragonfly.jhuapl.edu
Komentar
Posting Komentar