Langsung ke konten utama

Penyusutan Bintik Merah Raksasa Jupiter Diungkap Hubble

penyusutan-bintik-merah-raksasa-jupiter-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan A. Simon (Pusat Penerbangan Antariksa Goddard); C. Go, H. Hammel (Space Science Institute dan AURA), dan R. Beebe (Universitas Negeri New Mexico)

Fitur badai ikonik legendaris Jupiter, Bintik Merah Raksasa, yaitu putaran badai antisiklon dahsyat yang ukurannya lebih besar daripada Bumi, telah menyusut. Para astronom telah memonitor proses penyusutan ini sejak tahun 1930-an.

“Observasi terbaru Teleskop Antariksa Hubble mengkonfirmasi penyusutan Bintik Merah Raksasa menjadi sekitar 10.250 mil, diameter terkecil yang pernah kita ukur,” ungkap Amy Simon dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt Maryland. Evaluasi terhadap sejarah observasi sejak akhir tahun 1800-an, mengukur diameter Bintik Merah Raksasa sekitar 25.500 mil, sementara pesawat antariksa Voyager 1 dan 2 NASA pada tahun 1979 mengukur diameternya sekitar 14.500 mil.

Mulai tahun 2012, observasi amatir juga telah mengungkap proses penyusutan. Diameter Bintik Merah Raksasa semakin menyusut sekitar 580 mil per tahun. Bentuk oval Bintik Merah Raksasa kini juga telah menjadi lingkaran. Penyebab di balik penyusutan belum bisa dijelaskan.

“Observasi terbaru kami menyimpulkan pusaran-pusaran badai yang lebih kecil menabrak Bintik Merah Raksasa,” jelas Simon. “Kami memiliki hipotesis, putaran-putaran badai yang lebih kecil kemungkinan berperan atas dinamika internal dan energi Bintik Merah Raksasa.” Simon dan para kolega juga berencana mempelajari pergerakan pusaran-pusaran badai kecil dan dinamika internal Bintik Merah Raksasa untuk menentukan apakah pusaran-pusaran ini menyuplai atau menggerogoti momentum pusaran Bintik Merah Raksasa.

Perbandingan antara gambar Hubble yang diambil pada tahun 1995 dan 2009 mengungkap penyusutan diameter Bintik Merah Raksasa dari sekitar 13.020 mil ke 11.130 mil.



Ditulis oleh: Staf hubblesite.org

#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...