Langsung ke konten utama

Messier 81, Galaksi Spiral Grand-Design

messier-81-galaksi-spiral-grand-design-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA)

Ditemukan oleh seorang astronom dari Jerman bernama Johann Elert Bode pada tahun 1774, Messier 81 (NGC 3031) adalah salah satu galaksi paling terang di langit malam. Terletak 11,6 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Ursa Mayor, nilai magnitudo semu Messier 81 adalah 6,9. Melalui teropong binokular, Messier 81 hanya akan terlihat sebagai bercak cahaya redup di bidang pandang yang sama dengan Messier 82. Sedangkan teleskop berukuran kecil akan mampu mengamati inti Messier 81 secara jelas. Messier 81 paling baik diamati selama bulan April.

Gambar resolusi paling tajam yang pernah diambil dari galaksi spiral “grand-design” " Messier 81 telah dirilis di pertemuan rutin American Astronomical Society Meeting di Honolulu, Hawaii.

Galaksi indah dengan kemiringan sudut yang mengarah lurus ke sudut pandang para pengamat di Bumi, memberikan kita pemandangan terbaik terhadap struktur spiral galaksi. Messier 81 mirip dengan Bima Sakti kita, tetapi sudut pandang yang lebih baik memperbolehkan para astronom untuk mendapatkan deskripsi terbaik tentang arsitektur khas galaksi spiral. Meskipun terpisah sejauh 11,6 juta tahun cahaya, visi tajam Teleskop Antariksa Hubble NASA mumpuni dalam mengatasi setiap bintang, termasuk gugus bintang terbuka, gugus bintang globular, dan wilayah pendar gas fluorescent.

Gambar Messier 81 yang diabadikan teleskop antariksa Hubble ini merupakan komposit dalam pengamatan cahaya kasat mata dan inframerah. Lengan-lengan spiral galaksi, yang bergerak melayang turun ke arah nukleus (inti galaksi), terdiri dari bintang-bintang biru berusia muda nan panas yang tercipta dalam waktu beberapa juta tahun terakhir. Selain itu, lengan-lengan spiral juga menampung populasi bintang yang terbentuk dalam rangkaian episode penciptaan bintang sejak 600 juta tahun yang lalu. Sinar ultraviolet dari bintang-bintang muda panas juga menerangi awan gas hidrogen di sekitarnya, sementara sejumlah jalur debu kosmik berliku ke inti Messier 81.

Tonjolan pusat galaksi dihuni oleh bintang-bintang merah yang usianya jauh lebih tua dan secara signifikan lebih besar daripada tonjolan Bima Sakti. Sebuah lubang hitam supermasif dengan massa 70 juta kali lipat massa Matahari bersemayam di pusat Messier 81, yang berarti  sekitar 15 kali lebih masif daripada massa lubang hitam pusat Bima Sakti. Penelitian Hubble sebelumnya berhasil menemukan bahwa proporsi ukuran lubang hitam supermasif di inti Messier 81 sebanding dengan massa tonjolan pusat galaksi.

Messier 81 diperkirakan mengalami lonjakan penciptaan bintang di sepanjang lengan-lengan spiral karena interaksi gaya gravitasi dengan galaksi spiral NGC 3077 dan galaksi starburst Messier 82 di dekatnya sekitar 300 juta tahun yang lalu. Para astronom berencana menggunakan gambar Hubble untuk mempelajari sejarah penciptaan bintang di galaksi dan kaitannya dengan bintang neutron dan lubang hitam yang terlihat di Messier 81 dalam pengamatan panjang gelombang sinar-X oleh Observatorium Sinar-X NASA.

Bintang Pengiring Tersembunyi di Supernova IIb Messier 81

messier-81-galaksi-spiral-grand-design-informasi-astronomi
Ilustrasi: NASA, ESA, dan G. Bacon (STScI); Sains: NASA, ESA, dan O. Fox (Universitas California)

Selama lebih dari dua dekade, para astronom telah memantau dengan sabar kilau cahaya pudar dari peristiwa ledakan dahsyat supernova di galaksi Messier 81. Mereka mencari bintang pengiring yang diduga menjadi “tersangka” pelucutan hampir semua unsur hidrogen dari bintang yang meledak itu.

Akhirnya sensitivitas visi cahaya ultraviolet Hubble berhasil menarik keluar kilau cahaya biru dari bintang pengiring yang menjadi penyebab supernova langka Tipe IIb. Pengamatan ini menegaskan teori bahwa ledakan kosmik terdahsyat berasal dari sistem bintang biner (ganda) yang salah satu bintang memicu terlepasnya massa dari bintang primer yang telah menua.

Para astronom bisa memperkirakan luminositas dan massa bintang yang masih bertahan setelah ledakan supernova yang memberikan wawasan tentang kondisi sebelum supernova terjadi.

Hubble Ungkap Kasus Gumpalan Biru di Ruang Angkasa

messier-81-galaksi-spiral-grand-design-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan D. de Mello (Universitas Katolik Amerika dan GSFC)

Visi powerful teleskop antariksa Hubble telah mengatasi benda-benda langit aneh yang dijuluki “gumpalan” dan mengungkap identitas sejati mereka. Gugus bintang biru cemerlang adalah wujud asli mereka, yang tersusun atas bintang-bintang bayi yang dilahirkan di tengah pusaran tabrakan antar galaksi 200 juta tahun yang lalu.

“Gumpalan biru” semacam itu, dengan bobot mencapai puluhan ribu massa Matahari, belum pernah dilihat secara detail sebelumnya di wilayah ruang angkasa yang kurang padat, kata para peneliti. Mereka lebih masif daripada kebanyakan gugus bintang terbuka yang ditemukan tinggal di dalam galaksi, tetapi tidak ada apa-apanya bila dibandingkan oleh gugus bintang globular yang mengorbit sebuah galaksi.

Yang menjadi misteri adalah bagaimana bisa “gumpalan-gumpalan biru” tersebut ditemukan di sepanjang jembatan gas renggang yang tergantung di antara tabrakan tiga galaksi, Messier 81, Messier 82, dan NGC 3077. Berada sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi, lokasi kurang bersahabat ini bukanlah tempat yang diharapkan oleh para astronom untuk menemukan gugus bintang, layaknya “dataran abisal” ruang antargalaksi.

Tim astronom mengusulkan gugus bintang dalam struktur renggang ini kemungkinan terbentuk dari tabrakan gas dan turbulensi yang meningkatkan kepadatan aliran gas secara lokal. Tabrakan antar galaksi jauh lebih sering terjadi di alam semesta awal, jadi “gumpalan biru” seharusnya sudah umum. Setelah bintang mati atau meledak, unsur-unsur lebih berat yang ditempa dalam inti nuklir akan dikeluarkan untuk memperkaya ruang antargalaksi.

bagan-bintang-messier-81-informasi-astronomi
Bagan bintang Messier 81 ini mewakili pemandangan dari garis lintang utara-tengah untuk bulan dan waktu tertentu.
Kredit: Image courtesy of Stellarium

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Rob Garner

Sumber: Messier 81
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang