Salah satu satelit GOES yang ditempatkan di orbit geostasioner. |
Ketika
membicarakan tentang bagaimana Bumi dan planet-planet lain mengitari Matahari, maka kita menyebut mereka mengorbit Matahari. Demikian pula dengan
Bulan yang mengorbit Bumi, termasuk satelit-satelit buatan.
Untuk
menempatkan satelit, para insinyur memiliki beberapa pilihan jenis orbit.
Satelit
dapat mengorbit dari atas khatulistiwa Bumi, menjelajahi Kutub Utara dan
Selatan Bumi, atau wilayah-wilayah di antara kedua kutub. Satelit dapat mengorbit
pada ketinggian rendah, hanya beberapa ratus mil di atas permukaan Bumi atau bahkan
ribuan mil di luar angkasa.
Jenis
orbit yang dipilih sangat tergantung dengan pekerjaan yang akan dilakukan oleh satelit.
Citra Badai Fran yang diabadikan satelit cuaca GOES pada bulan September 1996. |
Misalnya
dua satelit cuaca Geostationary
Operational Environmental Satellite (GOES ), yang bertugas mengawasi
perkembangan cuaca di Amerika Utara. Mereka “tidak pernah mengalihkan pandangan” dari perkembangan kondisi cuaca, seperti badai tropis yang terjadi di Samudra
Atlantik, atau badai yang bergerak melintasi Samudra Pasifik menuju pantai
barat Amerika Serikat. Karena itu, mereka “diparkir” di orbit geostasioner.
Kedua
satelit ini mengorbit tepat di atas khatulistiwa Bumi dan menyelesaikan satu
kali orbit setiap hari. Mengingat planet Bumi juga berotasi setiap satu
hari sekali, satelit-satelit GOES tampak selalu melayang setiap saat di
tempat yang sama.
Di
sisi lain, satelit untuk memetakan atau mempelajari semua bagian permukaan Bumi,
membutuhkan orbit sedekat mungkin agar dapat melewati kutub utara dan selatan. Untuk
itu, Bumi harus berotasi di bawah orbit satelit. Satelit harus berada dekat
dengan permukaan Bumi (ketinggian beberapa ratus mil) untuk memperoleh sudut
pandang terbaik.
Semakin
rendah orbit satelit, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan
mengelilingi Bumi, namun satelit juga melaju lebih cepat. Itu sebabnya ketinggian
orbit geostasioner harus sangat tinggi, sehingga satelit bisa mencapai jarak
jauh yang diinginkan dengan kecepatan lebih lambat dan bisa mengelilingi Bumi
satu kali setiap hari.
Satelit POES di orbit kutub. |
Jika
dua satelit diluncurkan ke ketinggian yang sama, namun ditempatkan di orbit
yang berbeda, yaitu di khatulistiwa dan kutub, bisakah kamu menebak satelit
mana yang mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak untuk mencapai orbit?
Jika
menebak kutub, berarti jawabanmu benar.
Satelit GOES-R, generasi penerus satelit cuaca geostasioner. |
Di
khatulistiwa, Bumi berotasi dari barat ke timur dengan kecepatan 1.675
kilometer per jam. Jika diluncurkan selaras dengan arah rotasi Bumi, satelit akan memperoleh tambahan gaya dorong alami. Jika diluncurkan ke arah
utara atau selatan, satelit tidak bisa memanfaatkan gaya dorong dari
rotasi Bumi. Atau jika satelit diluncurkan ke arah timur yang berlawanan
dengan arah rotasi Bumi, dibutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk
mengubah inklinasi (kemiringan sudut) orbit. Inklinasi orbit kutub cenderung
lebih tinggi.
Badai tornado yang terjadi di Cordell, Oklahoma, 22 Mei 1981. Kredit: NOAA Photo Library, NOAA Central Library; OAR/ERL/National Severe Storms Laboratory (NSSL). |
Ditulis oleh: Staf
spaceplace.nasa.gov
Sumber: Orbits 'R' Us!
Artikel terkait: Ke Mana Perginya Satelit-Satelit Lama Setelah Tidak Aktif?
BalasHapusBagus untuk pengetahuan
Tks gan
Hapus