Langsung ke konten utama

Penempatan Orbit, Masa Nyaman bagi Evolusi Sistem Planet

Visualisasi planet-planet saat menduduki orbit di sekitar bintang.
Kredit: Scientific Visualization Studio Goddard NASA.

Memasuki kisaran usia 100 juta sampai 1 miliar tahun, planet-planet cenderung menetap pada orbitnya masing-masing, sementara aktivitas bintang induk mulai berkurang. Tata surya kita yang berusia sekitar 4,5 miliar tahun, juga dijadikan model yang menggagas “abad pertengahan” sistem planet lain. Mandell menganggap usia tata surya kita setara dengan usia 45-50 tahun manusia.

penempatan-orbit-masa-nyaman-bagi-evolusi-sistem-planet-informasi-astronomi
Ilustrasi sistem TRAPPIST-1.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Tetapi, dengan mempelajari eksoplanet, atau planet di luar tata surya, para ilmuwan mengetahui bahwa proses yang membentuk tata surya kita bukanlah satu-satunya cara untuk melihat masa-masa nyaman dari sistem planet di alam semesta.

Misalnya TRAPPIST-1, sebuah bintang yang diorbit tujuh planet berbatu seukuran Bumi, terbentuk antara 5,4-9,8 miliar tahun yang lalu dan usianya lebih tua daripada tata surya kita. TRAPPIST-1, yang ukurannya hanya sekitar 9% Matahari, adalah bintang redup tipe-M (katai merah). Seluruh planet mengitarinya dalam orbit yang sangat rapat, bahkan muat bila ditempatkan di orbit Merkuris mengitari Matahari.

Karena output energi yang dihasilkan bintang induk sangat rendah, planet terjauh TRAPPIST-1h mungkin adalah planet es, meskipun menyelesaikan satu kali orbit dalam waktu kurang dari 19 hari. Sedangkan planet TRAPPIST-1e sangat mirip Bumi dalam jumlah cahaya bintang yang diterima permukaan, meskipun satu “tahun” hanya berlangsung selama 6,1 hari.


penempatan-orbit-masa-nyaman-bagi-evolusi-sistem-planet-informasi-astronomi
Heather Knutson, seorang ilmuwan yang mempelajari eksoplanet di Caltech.
Kredit: NASA/JPL-Caltech/J.Thompson

Planet Jupiter panas, yaitu planet seukuran atau lebih besar daripada Jupiter, namun mengorbit bintang induk dari jarak dekat sehingga suhunya sangat panas, tidak ditemukan di tata surya kita. Barangkali tata surya kita pernah memiliki Jupiter panas, namun telah jatuh ke Matahari sejak awal.

Tetapi, banyak yang mampu bertahan di sistem planet lain, bahkan yang usianya lebih tua daripada tata surya. Dua sampel Jupiter panas di antaranya, HAT-P-65b, yang diperkirakan berusia 5,5 miliar tahun, dan HAT-P-66b, diperkirakan berusia 4,7 miliar tahun. Sementara tipe planet eksotis lainnya yang mengorbit bintang-bintang lain, termasuk “Bumi super”, planet berbatu hingga 10 kali massa Bumi dan “Neptunus mini”, planet gas kecil.

Matahari dapat memusnahkan kehidupan di Bumi, bahkan sebelum Matahari membengkak saat mencapai fase raksasa merah.

Selama beberapa miliar tahun ke depan, peningkatan jumlah energi seiring pertambahan usia dan membengkaknya ukuran Matahari akan menghangatkan atmosfer Bumi. Semakin panas atmosfer, semakin banyak uap air yang terperangkap. Sinar ultraviolet dari Matahari akan memecah uap air menjadi oksigen dan hidrogen yang akan meloloskan diri ke luar angkasa.

Proses ini akan mengeringkan lautan dan kerak Bumi, menjadikan Bumi sebagai planet sunyi tak berpenghuni. Ketika gunung berapi terus mengeluarkan karbon dioksida ke atmosfer, tidak akan ada lautan dan bentuk kehidupan yang mendaur ulang. Penumpukan karbon dioksida menyebabkan efek rumah kaca yang tak terkendali, mengubah Bumi yang ramah terhadap kehidupan menjadi planet panas dan kering seperti Venus. Para ilmuwan menduga, Venus pernah menjadi planet yang menampung lautan air dangkal dan temperatur yang kondusif bagi kehidupan, sebelum efek rumah kaca yang tak terkendali menghancurkan planet saat usianya mencapai 2 miliar tahun.


Tata surya kita terlihat tenang untuk saat ini. Tetapi seiring bertambahnya usia, Matahari akan melenyapkan beberapa planet terdalam. Mampukah Bumi bertahan? Temukan jawabannya di artikel: Tahap Evolusi Bintang Raksasa Merah

Ditulis oleh: Elizabeth Landau, exoplanets.nasa.gov

Sumber: Settling Down

#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf...