Rencana
besar NASA untuk kembali mendaratkan astronot ke Bulan pada tahun 2024, merupakan batu loncatan
untuk mengirim manusia ke Mars. Lantas, di mana seharusnya manusia pertama di
Planet Merah ditempatkan?
Jawaban
datang dari sebuah makalah ilmiah terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters, yang
menyediakan peta harta karun es air dan diyakini hanya sedalam 2,5 cm di bawah
permukaan Mars.
Deposit
es air tentunya akan menjadi pertimbangan utama untuk menentukan lokasi
pendaratan. Dengan kapasitas ruang kosong yang terbatas di pesawat antariksa,
setiap misi berawak ke Mars harus bisa memanfaatkan apa yang sudah tersedia di
sana untuk memenuhi kebutuhan air minum dan membuat bahan bakar roket.
NASA
menyebut konsep ini “in situ resource
utilization”, faktor terpenting dalam memilih lokasi pendaratan manusia di
Mars. Peran satelit-satelit yang mengorbit Mars dianggap sangat penting untuk
membantu para ilmuwan menentukan tempat terbaik bagi stasiun penelitian pertama
Mars. Para penulis makalah studi terbaru menggunakan data dari dua satelit
pengorbit Mars besutan NASA, Mars
Reconnaissance Orbiter (MRO) dan Mars Odyssey, untuk menemukan deposit es air
yang mudah dijangkau oleh para astronot di Planet Merah.
“Tidak
dibutuhkan backhoe untuk menggali es
air ini, cukup menggunakan sekop,” kata Sylvain Piqueux, penulis utama makalah ilmiah dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA di Pasadena, California. “Kami
terus mengumpulkan data tentang air es yang terkubur di Mars, sebagai tempat
terbaik pendaratan para astronot.”
Harta Karun di Mars
Air
cair tidak bisa bertahan di lapisan tipis atmosfer Mars yang minim tekanan
udara dan akan menguap.
Es
air terkunci di bawah permukaan di seluruh garis lintang tengah planet.
Wilayah-wilayah di dekat kutub telah dipelajari oleh NASA, baik oleh pendarat
Phoenix yang menggali tanah untuk mencari kandungan air, maupun MRO yang telah
mengambil banyak gambar kawah dampak tumbukan asteroid yang mengekspos deposit es tepat di bawah permukaan. Untuk menemukan es yang dapat dengan
mudah digali oleh para astronot, para penulis makalah ilmiah mengandalkan dua
instrumen yang peka terhadap panas: Mars
Climate Sounder di MRO dan kamera Thermal
Emission Imaging System (THEMIS) di Mars Odyssey.
Mengapa
kedua instrumen yang didesain sangat sensitif terhadap panas digunakan untuk
mencari es?
Karena
es air yang terkubur di bawah tanah mengubah suhu permukaan Mars. Para penulis
makalah ilmiah melakukan referensi silang antara suhu sugestif es dengan
data-data lain, seperti reservoir es
yang terdeteksi oleh radar atau terlihat setelah dampak tumbukan meteor,
termasuk data dari Odyssey Gamma Ray
Spectrometer yang dirancang khusus untuk memetakan endapan es air.
Seperti
yang diharapkan, semua data menunjukkan deposit es air di seluruh kutub Mars
dan garis lintang tengah. Tetapi, kelebihan yang dimiliki peta harta karun es
air adalah mengungkap deposit tepat di bawah permukaan, yang dapat dijadikan
referensi bagi para perencana misi masa depan.
Memilih Situs Pendaratan
Meskipun
ada banyak lokasi di Mars yang ingin dikunjungi para ilmuwan, hanya segelintir
yang dianggap ideal sebagai situs pendaratan praktis bagi para astronot.
Sebagian besar ilmuwan memilih pertengahan lintang utara dan selatan yang
memiliki lebih banyak sinar matahari dan suhu yang lebih hangat daripada di
kutub. Tetapi, ada tantangan yang harus dihadapi bila ingin mendarat di belahan
utara Mars, karena bentang alamnya lebih rendah dan atmosfer yang memperlambat
pesawat antariksa saat mendarat.
Sebagian
besar wilayah di Arcadia Planitia menjadi lokasi ideal di belahan utara Mars.
Peta menunjukkan banyak warna biru dan ungu di wilayah ini yang mengindikasikan
kedalaman es air kurang dari 30 sentimeter di bawah permukaan; warna-warna
hangat berarti kedalaman es air lebih dari 60 sentimeter. Zona hitam yang
membentang di peta mengindikasikan wilayah yang harus dihindari oleh pesawat
antariksa, jika tidak ingin tenggelam di tanah lunak saat mendarat.
Langkah Selanjutnya
Piqueux
sedang merencanakan kampanye komprehensif untuk terus mempelajari es yang
terkubur pada berbagai musim dan meneliti bagaimana sumber daya yang melimpah
ini berubah seiring waktu.
“Semakin
kita mencari es tepat di bawah permukaan, semakin banyak yang kita temukan,”
kata Leslie Tamppari, Deputi Ilmuwan Proyek MRO dari JPL. “Menatap Mars dengan
beberapa pesawat antariksa selama bertahun-tahun, terus memberi kita cara baru
untuk menemukan deposit es ini.”
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Tony Greicius
Komentar
Posting Komentar