El
Nino adalah anomali pola cuaca. Selama El Nino, air laut di sepanjang Amerika
Selatan dan California menghangat di atas suhu normal dan banyak terbentuk awan
hujan yang mengarah ke selatan, memicu peningkatan intensitas curah hujan di Amerika
Serikat, Amerika Selatan dan Tengah.
Fenomena
El Nino memengaruhi cuaca di seluruh dunia. Cuaca sangat tergantung pada suhu
lautan. Di Samudra Pasifik yang dekat dengan khatulistiwa, cahaya Matahari
menghangatkan permukaan air.
Biasanya
angin kencang di sepanjang garis katulistiwa mendorong air laut hangat di dekat
Amerika Selatan ke arah barat menuju Indonesia, menyebabkan air yang lebih
dingin di bawahnya naik ke permukaan untuk menggantikan air laut hangat yang
didorong oleh angin.
Namun
pada musim gugur dan musim dingin, hembusan angin jauh lebih lemah dan arah
angin cenderung mengarah ke Amerika Selatan pada bulan Oktober. Jadi air laut hangat
di sepanjang garis khatulistiwa menumpuk di sepanjang pantai Amerika Selatan,
lalu mengarah ke utara menuju California dan ke selatan menuju Chili.
Banyak
ikan di lepas pantai Amerika Selatan yang lebih dingin harus bermigrasi atau
mati. Para nelayan menyebut kondisi perairan pantai yang hangat dan kondisi penangkapan
ikan yang buruk dengan istilah “El Niño”
yang berarti “the Christ Child”,
karena pada tahun-tahun tertentu terjadi pada waktu Natal.
Selama
El Nino, banyak terbentuk awan hujan di perairan laut yang hangat ini. Formasi
awan kemudian mengarah ke daratan dan memicu curah hujan yang lebih deras di Amerika
Serikat, Amerika Selatan dan Tengah. Padahal di belahan dunia lainnya sedang
dilanda kekeringan. Anomali pola cuaca di seluruh dunia bahkan membuat danau
mengering.
Bagaimana
cara kita mengetahui peningkatan suhu permukaan laut? Cara terbaik adalah
dengan memantaunya dari luar angkasa!
Lantas,
bagaimana cara kita mendeteksi suhu permukaan laut dari luar angkasa?
Ketika
suhu lautan menghangat, permukaan laut akan sedikit lebih tinggi. Pada tahun
2008, satelit Jason-2 (Ocean Surface
Topography Mission) diluncurkan ke orbit. Jason-2 melanjutkan pengukuran
yang telah dilakukan oleh Jason-1 yang diluncurkan pada tahun 2001. Kedua
satelit ini dilengkapi dengan onboard
altimeter yang sensitif untuk mengukur permukaan laut.
Ilustrasi Jason-1
Ilustrasi Jason-2
Jason-1
dan 2 menggunakan radar untuk mengukur topografi permukaan laut, menyediakan
informasi yang mengarahkan para ilmuwan untuk memahami sirkulasi air laut dan
memprediksi fenomena El Nino. Perbedaan ketinggian laut ditunjukkan pada peta
menggunakan warna yang berbeda.
Ungu,
biru dan hijau adalah wilayah laut yang lebih dingin dan permukaannya sedikit
lebih rendah. Merah, merah muda dan putih adalah wilayah laut yang lebih hangat
dan permukaannya sedikit lebih tinggi. Ketinggian permukaan air yang lebih
hangat sekitar dua meter lebih tinggi daripada permukaan air yang lebih dingin.
Pelajari
lebih lanjut di artikel: Apa Itu La Nina
Ditulis
oleh: Staf spaceplace.nasa.gov
Sumber:
What Is El Nino?
Komentar
Posting Komentar