Video
berikut menjelaskan
bagaimana Bulan dapat menghasilkan gerhana Matahari, mengapa
fenomena alam itu tergolong sangat langka, dan bagaimana data dari Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA, telah meningkatkan kemampuan para ilmuwan untuk memetakan jalur
totalitas gerhana.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/David Ladd
Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan yang berada di antara Bumi dan Matahari, menghalangi cahaya Matahari dan menghasilkan bayangan di Bumi. Ketika Bulan sepenuhnya menutupi Matahari, maka fenomena itu disebut gerhana Matahari total, dan gerhana Matahari total berlangsung kira-kira setiap satu setengah tahun di suatu tempat di Bumi.
Gerhana Matahari parsial lebih sering terjadi daripada gerhana Matahari total. Gerhana Matahari parsial berlangsung setidaknya dua kali dalam setahun.
Sebaliknya, jika Bumi berada di antara Bulan dan Matahari, maka Bumi akan menghalangi cahaya Matahari dan menghasilkan bayangan di Bulan. Fenomena yang disebut gerhana Bulan ini menghasilkan bayangan merah di Bulan.
Cara mudah untuk mengingat perbedaan antara kedua gerhana itu adalah dengan mengamati siapa yang menjadi lebih gelap. Jika Matahari menjadi gelap maka itu adalah gerhana Matahari, sedangkan jika Bulan menjadi gelap, maka itu adalah gerhana Bulan.
Karena bayangan Bulan relatif kecil dan membatasi lokasi di mana kita bisa mengamatinya di Bumi, gerhana Matahari merupakan fenomena cenderung langka yang jarang disaksikan oleh banyak orang.
Untuk mengamati gerhana Matahari, seseorang harus berada di sisi siang Bumi dan berada di jalur bayangan Bulan yang disebut “jalur totalitas”.
Jadi, jika bisa berada di jalur totalitas, seseorang akan dianggap beruntung, karena suatu tempat di Bumi hanya akan melihat gerhana Matahari setiap tiga ratus tujuh puluh lima tahun!
Selama gerhana Matahari, Bulan membentuk dua bayangan yang disebut umbra dan penumbra. Umbra merupakan bagian dari bayangan Bulan yang dihasilkan ketika seluruh Matahari terhalang oleh Bulan. Di luar angkasa, umbra membentuk kerucut yang memanjang sekitar empat ratus ribu kilometer di belakang Bulan. Saat ujung kecil dari kerucut umbra menyentuh Bumi, terjadilah gerhana Matahari total.
Sebagian besar peta gerhana yang menggambarkan jalur totalitas akan menunjukkan lingkaran yang mewakili bayangan Bulan, tetapi faktanya bentuk umbra yang sebenarnya, cenderung seperti poligon tak beraturan dengan tepi yang sedikit melengkung. Bentuk Bulan bukanlah lingkaran sempurna, karena memang Bulan memiliki gunung dan lembah di permukaan yang mempengaruhi cahaya Matahari yang menerpa, dan bentuk bayangan yang dihasilkan.
Berkat Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA, kini para ilmuwan telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bentuk permukaan Bulan. Peta topografi, galeri foto dan serangkaian data dari LRO yang begitu mendetail, memungkinkan para ilmuwan untuk menentukan wilayah di Bumi yang berada dalam jalur totalitas gerhana Matahari.
Jadi, jika kamu pernah atau suatu saat menyaksikan gerhana Matahari, jangan lupakan peran Bulan dalam fenomena alam yang tergolong langka ini.
Sumber: The Moon's Role in a Solar Eclipse
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar