Bintang
adalah bola raksasa plasma bercahaya. Ada miliaran bintang, termasuk Matahari
kita sendiri, hanya di galaksi Bima Sakti saja. Dan ada miliaran galaksi di alam semesta.
Sebagian
besar bintang, termasuk Matahari, adalah bintang deret utama,
yang mampu melakukan fusi atom hidrogen untuk melebur helium di bagian
inti. Fusi
atom hidrogen menghasilkan tekanan keluar yang mengimbangi tekanan ke dalam
oleh gaya gravitasi, sehingga menstabilkan bintang.
Seperti
itulah gambaran tentang bintang secara umum yang telah didefinisikan dengan
baik oleh para astronom. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah bintang yang
ditemukan, ternyata ada beberapa bintang yang sangat aneh dan membuat pusing
para astronom, karena sepertinya tidak mematuhi aturan fisika yang berlaku
secara umum.
Yuk, kita pelajari 7 bintang yang memaksa para astronom untuk mempertimbangkan kembali
batas-batas kemungkinan yang berlaku dalam hukum fisika, sebagaimana dilansir dari
berbagai sumber.
Bagaimana mungkin sebuah bintang yang berukuran sangat besar,
bahkan mencapai ukuran 25 kali lipat lebih besar daripada Matahari,
tiba-tiba lenyap begitu saja? Coba kita bayangkan sejenak, andaikata Matahari
kita tiba-tiba lenyap tanpa bekas, tentu seluruh dunia akan gempar.
Sebuah bintang yang diberi kode N6946-BH1, terletak 22 juta tahun
cahaya dari Bumi, masih ada ketika terakhir diamati pada tahun 2009.
Namun, pada tahun 2015 bintang tersebut lenyap tanpa bekas.
Begitu fenomena menghilangnya N6946-BH1 diketahui oleh
komunitas astronomi, teleskop di seluruh dunia diarahkan ke lokasi yang
sama untuk mencarinya. Bahkan, teleskop antariksa Hubble dan Spitzer besutan NASA, sepasang mata paling tajam di langit, gagal mendeteksi eksistensinya.
Setelah penemuannya dipublikasikan, KIC 8462852 atau bintang Tabby, telah membangkitkan imajinasi para
astronom amatir di seluruh dunia yang segera
mengarahkan teleskop untuk mengamatinya.
Publik
tertarik dengan bintang yang terletak sekitar 1.480 tahun cahaya dari Bumi di rasi Cygnus, ketika astronom Tabetha “Tabby” Boyajian dari
Universitas Yale menemukan fluktuasi aneh pada skala kecerahan cahaya bintang yang menyandang namanya.
Fluktuasi
yang paling menonjol adalah lusinan fenomena unik, yaitu kedipan tidak
alami yang muncul dalam periode 100 hari, mengindikasikan sejumlah besar
objek berbentuk tidak beraturan telah melintas di depan bintang dan memblokir sebagian cahaya untuk sementara. Objek yang menghalangi cahaya bintang diduga konsisten dengan sekumpulan
megastruktur canggih yang sengaja dibangun oleh peradaban asing yang
disebut bola Dyson.
Sejak ditemukan pada tahun 1995, katai coklat yang kerap disebut “bintang gagal” telah mengejutkan para astronom. Katai coklat adalah
sebuah bintang berukuran kecil yang memiliki massa di antara planet gas raksasa dan bintang, dengan massa sekitar 13-80 massa Jupiter.
Tidak seperti bintang deret utama, katai coklat tidak memiliki cukup
massa untuk melakukan fusi hidrogen menjadi helium di bagian inti, karena itulah
disebut bintang gagal. Tetapi katai coklat dapat melakukan
fusi deuterium dan litium. Katai coklat sebenarnya cenderung berwarna magenta,
selain itu katai coklat terlihat redup pada spektrum cahaya kasat mata.
Biasanya, ketika sesuatu meledak, maka semuanya berakhir. Asumsi ini benar,
bahkan jika diterapkan terhadap bintang sekalipun, yang menjelang
kematiannya kerap memicu ledakan dahsyat supernova.
Tapi bintang iPTF14hls justru menolak untuk mati begitu saja. Ketika
diamati pada bulan September 2014, ia telah melalui tahapan
supernova yang membuatnya lebih terang untuk kemudian memudar. Meskipun telah meledak, iPTF14hls hidup kembali dan bersinar terang untuk kemudian meredup sebanyak lima kali. Berarti bintang ini telah mengalami lima
kali supernova, sebuah fenomena yang belum pernah dilihat oleh para ilmuwan.
Para astronom belum bisa menentukan penyebabnya sebab ledakan terus berlangsung hingga saat ini, sekaligus menandakan ia adalah ‘zombie’ yang
ogah mati.
Big Bang adalah teori utama yang diyakini oleh sebagian besar
astronom sebagai awal alam semesta. Melalu semua perhitungan solid, alam semesta telah menginjak usia 13,8 miliar tahun, plus minus 100 juta tahun.
Lantas, benarkah konsep tersebut? Mengingat ada satu benda langit, yaitu bintang Metusalah (HD 140283) yang telah memusingkan para astronom. Metusalah diperkirakan telah berusia 14,5 miliar tahun, yang berarti lebih tua
daripada alam semesta itu sendiri.
Para astronom telah menentukan usia Metusalah melalui karakteristik fisiknya. Suhu dan skala kecerahannya telah dipelajari dengan
cermat untuk menentukan usianya dengan akurat. Jadi, apakah Metusalah akan menyebabkan pergeseran paradigma dalam cara pandang kita
terhadap kosmos?
Para astronom telah menemukan sebuah bintang yang terletak 600 tahun cahaya dari Bumi
yang merentangkan definisi dari sebuah objek yang dianggap bintang. Karena EBLM J0555-57Ab adalah bintang terkecil yang pernah ditemukan,
seperti dalam gambar hanya seukuran sehelai rambut lebih besar daripada planet
Saturnus.
Tapi bintang 57Ab jauh lebih masif daripada Saturnus. Sebenarnya ia menampung 85 kali
lipat massa Jupiter, massa yang cukup besar untuk melebur hidrogen menjadi helium dan menjadi bintang sejati. Ukurannya yang kecil ini membuat
para astronom melakukan kesalahan dalam proses identifikasi dan semula menganggapnya
sebagai sebuah planet.
Ukuran kecil 57Ab menempatkannya pada kelas bintang yang disebut bintang
katai dan dianggap menginjak garis batas definisi antara planet dengan
bintang.
Sekelompok bintang belia hanya terpisah sepersekian tahun cahaya dari lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita. Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana mereka bisa
begitu dekat dengan lubang hitam supermasif dalam masa hidup mereka yang relatif singkat.
Sebuah bintang terbentuk dari awan molekuler gas dan debu raksasa yang runtuh karena gaya gravitasinya sendirinya. Tapi proses pembentukan bintang seharusnya
tidak bisa berlangsung di dekat pusat Bima Sakti, karena gaya gravitasi lubang hitam
supermasif akan merobek awan molekuler yang terlalu dekat dengannya sebelum bintang sempat
terbentuk.
Bintang-bintang belia ini baru berusia 15 juta tahun, sebagai perbandingan
Matahari telah berusia 4,5 miliar tahun. Mereka dianggap kurang beruntung telah berada di zona berbahaya di usia hidup semuda itu.
nice info menarik banget buat dibaca
BalasHapusAXIS
Tks komennya gan.
BalasHapus