Langsung ke konten utama

Benih Lubang Hitam Massa Menengah yang Hilang di Kebun Kosmik

benih-lubang-hitam-massa-menengah-yang-hilang-di-kebun-kosmik-informasi-astronomi

Di kebun raya alam semesta, lubang hitam supermasif awalnya tumbuh dari sebuah “benih” yang dibesarkan oleh gas dan debu kosmik atau melalui penggabungan dengan benda langit padat lainnya. Ukuran dan bobot “benih” ini terus tumbuh dan menjadi pusat galaksi raksasa, seperti Bima Sakti. Tapi tidak seperti tanaman yang memang tumbuh dari sebuah benih, “benih” lubang hitam supermasif adalah lubang hitam itu sendiri. Dan hingga saat ini, benih lubang hitam yang melahirkan lubang hitam supermasif belum pernah ditemukan.

Satu gagasan yang diajukan, lubang hitam supermasif yang setara dengan massa ratusan ribu hingga miliaran kali massa Matahari, tumbuh dari populasi lubang hitam berukuran lebih kecil yang belum pernah ditemukan. Populasi lubang hitam yang sulit dipahami ini adalah sekelompok “lubang hitam massa menengah”, dengan kisaran bobot di antara 100 hingga 10.000 Matahari. Ratusan lubang hitam yang telah ditemukan sejauh ini, didominasi oleh lubang hitam relatif kecil dan tidak pernah ditemukan satupun lubang hitam massa menengah.

Para ilmuwan terus menggalakkan studi menggunakan jajaran teleskop antariksa terkuat milik NASA dibantu observatorium-observatorium lain, untuk melacak benda-benda langit jauh yang sesuai dengan deskripsi entitas eksotis ini. Para ilmuwan sebenarnya telah menemukan lusinan kandidat dan terus berupaya mengkonfirmasi apakah mereka memang lubang hitam massa menengah. Tetapi, meskipun jika akhirnya lubang hitam massa menengah ditemukan, penemuan ini akan membuka sebuah misteri baru: “bagaimana lubang hitam massa menengah terbentuk?”

“Mengapa sangat menarik dan mengapa para ilmuwan menghabiskan begitu banyak waktu untuk menemukan lubang hitam massa menengah, karena memang itu bisa menjelaskan proses yang terjadi di alam semesta awal, seberapa besar massa lubang hitam purba dan mekanisme pembentukan baru untuk lubang hitam yang belum pernah kita pikirkan,” ungkap Fiona Harrison, seorang profesor di bidang fisika dari Caltech di Pasadena, California, sekaligus peneliti utama misi NuSTAR NASA.

Lubang Hitam 101

Lubang hitam adalah benda langit yang sangat padat di ruang angkasa, tidak ada yang bisa meloloskan diri dari gravitasinya yang ekstrem, termasuk cahaya sekalipun. Apapun yang jatuh ke dalam lubang hitam, tidak akan pernah bisa keluar dan semakin banyak material yang dihisap maka lubang hitam akan tumbuh dalam hal massa dan ukuran.

Lubang hitam terkecil disebut “lubang hitam massa bintang” dengan kisaran massa antara 1 hingga 100 kali massa Matahari. Lubang hitam massa bintang terbentuk ketika sebuah bintang meledak dalam fenomena ledakan dahsyat yang disebut supernova.

Sedangkan lubang hitam supermasif adalah jangkar di pusat galaksi-galaksi raksasa. Misalnya, Sagitarius A*, lubang hitam supermasif dengan massa sekitar 4,1 juta massa Matahari, adalah jangkar di pusat galaksi Bima Sakti kita yang diorbit oleh Matahari dan seluruh bintang Bima Sakti. Bahkan lubang hitam yang jauh lebih masif, mencapai 6,5 miliar kali massa Matahari, bersemayam di pusat galaksi Messier 87. Lubang hitam supermasif Messier 87 legendaris berhasil diabadikan untuk pertama kalinya dalam sejarah oleh Event Horizon Telescope yang memperlihatkan lubang hitam beserta “bayangannya”. Bayangan ini adalah horizon peristiwa, wilayah batas tak bisa kembali yang menekuk dan memerangkap cahaya dengan gravitasinya yang sangat esktrem.

Lubang hitam supermasif cenderung memiliki piringan material di sekitarnya yang disebut “piringan akresi”, terdiri dari partikel-partikel berenergi tinggi dan panas yang bersinar terang ketika berada semakin dekat dari horizon peristiwa. Lubang hitam supermasif yang “menyantap” material dalam jumlah besar, menciptakan piringan akresi bersinar terang yang disebut “inti galaksi aktif”.

Kepadatan materi yang dibutuhkan untuk menciptakan lubang hitam sangat membingungkan. Untuk menghasilkan lubang hitam dengan massa 50 kali massa Matahari, maka massa yang setara dengan 50 Matahari tersebut harus dimampatkan menjadi sebuah bola dengan radius kurang dari 300 kilometer. Tetapi dalam kasus lubang hitam pusat Messier 87, seolah-olah 6,5 miliar Matahari dimampatkan menjadi bola dengan radius yang lebih luas daripada orbit Pluto mengitari Matahari. Dari kedua kasus tersebut, diperoleh massa jenis yang sangat tinggi, sehingga material original harus runtuh ke dalam singularitas.

Kunci utama misteri asal usul lubang hitam ada pada batas fisik seberapa cepat ia tumbuh. Bahkan “monster” raksasa di pusat galaksi juga memiliki keterbatasan pada kegilaan “nafsu makan”, karena para ilmuwan menemukan sejumlah material yang didorong keluar oleh radiasi berenergi tinggi yang bersumber dari partikel panas yang dipercepat di dekat horizon peristiwa. Contohnya, bila hanya mengakresi material di sekitarnya, lubang hitam bermassa rendah kemungkinan dapat menggandakan massa dalam waktu 30 juta tahun.

“Jika benih lubang hitam adalah 50 massa Matahari, ia tidak bisa tumbuh menjadi 1 miliar massa Matahari hanya dalam waktu 1 miliar tahun,” kata Igor Chilingarian, seorang astrofisikawan dari Smithsonian Astrophysical Observatory di Cambridge Massachusetts dan Moscow State University. Tapi, "seperti yang kita tahu, lubang hitam supermasif telah eksis ketika alam semesta baru berusia kurang dari 1 miliar tahun.”

benih-lubang-hitam-massa-menengah-yang-hilang-di-kebun-kosmik-informasi-astronomi
Ilustrasi lubang hitam supermasif paling primitif (titik hitam tengah) di inti galaksi muda kaya bintang.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Pertumbuhan Lubang Hitam yang Tak Bisa Diamati

Di awal sejarah alam semesta, benih lubang hitam massa menengah bisa terbentuk dari keruntuhan awan gas raksasa padat atau melalui ledakan supernova. Bintang-bintang generasi pertama kosmos yang mengalami supernova memiliki unsur hidrogen dan helium murni di lapisan terluar dengan unsur-unsur logam (lebih berat daripada hidrogen dan helium) terkonsentrasi di inti bintang. Inilah teori penciptaan lubang hitam yang jauh lebih masif dibandingkan lubang hitam massa bintang melalui supernova bintang-bintang modern, karena telah “tercemar” dengan unsur-unsur logam di lapisan terluar yang mengakibatkan mereka kehilangan lebih banyak massa melalui angin bintang.

“Jika lubang hitam dengan 100 massa Matahari terbentuk di awal alam semesta, beberapa di antaranya akan bergabung menjadi satu, tetapi pada dasarnya seluruh massa harus dilibatkan dan beberapa di antaranya seharusnya masih ada,” kata Tod Strohmayer, seorang astrofisikawan dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Greenbelt, Maryland. “Jadi di mana mereka, jika memang mereka terbentuk?”

Salah satu petunjuk tentang keberadaan lubang hitam massa menengah berasal dari Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) milik National Science Foundation, kolaborasi antara Caltech dan Massachusetts Institute of Technology. Detektor LIGO, dikombinasikan dengan Virgo, fasilitas detektor lainnya di Italia, mendeteksi banyak penggabungan lubang hitam melalui gelombang gravitasi, atau riak-riak pada jalinan ruang dan waktu.

Pada tahun 2016, LIGO telah mengumumkan salah satu penemuan lmiah terpenting sepanjang setengah abad terakhir, yaitu deteksi gelombang gravitasi pertama. Secara khusus, detektor yang berbasis di Livingston, Louisiana, dan Hanford, Washington, menerima sinyal dari fenomena penggabungan antara dua lubang hitam. Massa kedua lubang hitam ini masing-masing 29 dan 36 kali massa Matahari. Meskipun secara teknis belum bisa dianggap lubang hitam massa menengah, massa mereka cukup mengejutkan para ilmuwan.

Mungkin saja seluruh lubang hitam massa menengah telah bergabung, tetapi bisa jadi kita belum memiliki teknologi yang memadai untuk menemukannya.

benih-lubang-hitam-massa-menengah-yang-hilang-di-kebun-kosmik-informasi-astronomi
Galaksi ESO 243-49 adalah induk bagi benda langit sangat terang yang diberi kode HLX-1. Dilingkari pada gambar ini, HLX-1 adalah sampel kandidat lubang hitam massa menengah yang telah ditemukan para ilmuwan.
Kredit: NASA; ESA; dan S. Farrell, Institut Astronomi Sydney, Universitas Sydney

Lalu, di Mana Mereka Bersembunyi?

Mencari lubang hitam massa menengah sangat sulit, mengingat lubang hitam tidak memancarkan cahaya. Namun para ilmuwan dapat melacak jejak mereka menggunakan teleskop dan instrumen canggih. Misalnya, karena aliran material yang mengarah ke lubang hitam tak pernah konstan, maka kumpulan material yang “dikonsumsi” lubang hitam menyebabkan variasi tertentu terhadap output cahaya lingkungan kosmik di sekitarnya. Perubahan output cahaya seperti itu dapat dilihat lebih cepat di lubang hitam dengan massa yang lebih kecil daripada lubang hitam dengan massa yang lebih besar.

“Ekspedisi pengamatan yang dilakukan terhadap inti galaksi aktif membutuhkan waktu berbulan-bulan,” kata Chilingarian.

Kandidat kuat lubang hitam massa menengah yang diberi kode HLX-1, memiliki massa sekitar 20.000 kali massa Matahari. HLX-1 adalah singkatan dari “Hyper-Luminous X-ray source 1” dan output energinya jauh lebih tinggi daripada bintang mirip Matahari. HLX-1 ditemukan pada tahun 2009 oleh astronom dari Australia Sean Farrell menggunakan teleskop antariksa XMM-Newton X-ray ESA (Badan Antariksa Eropa). Satu studi yang digelar pada tahun 2012 menggunakan Teleskop Antariksa Hubble dan Swift NASA, menemukan objek yang diduga sebuah gugus bintang biru berusia muda yang mengorbit HLX-1.

Kandidat terkuat lubang hitam massa menengah itu kemungkinan pernah menjadi pusat galaksi katai, sebelum dikanibal oleh galaksi ESO 243-49 yang lebih besar. Banyak ilmuwan yang telah menganggap HLX-1 sebagai lubang hitam massa menengah, kata Harrison.

“Perilaku dan warna sinar-X yang dipancarkan, identik dengan lubang hitam,” jelas Harrison. “Banyak ilmuwan, termasuk grup saya, yang memiliki program studi untuk menemukan benda langit mirip HLX-1, tetapi sejauh ini tidak ada yang konsisten. Tetapi, upaya perburuan terus berlanjut.”

Benda langit kurang terang yang bisa menjadi kandidat lubang hitam massa menengah disebut ULX atau ultraluminous X-ray source. Sebuah ULX yang diberi kode NGC 5408 X-1 dianggap sangat menarik oleh para ilmuwan yang memburu lubang hitam massa menengah. Sayangnya, observatorium sinar-X NuSTAR dan Chandra NASA telah mengungkap banyak objek ULX yang bukan lubang hitam, melainkan pulsar, atau sisa-sisa bintang sangat padat yang berkerlip dengan ritme teratur mirip mercusuar.

M82 X-1, sumber sinar-X paling terang di galaksi Messier 82 adalah objek lain yang diketahui berkerlip pada rentang waktu yang konsisten dengan lubang hitam massa menengah. Perubahan skala kecerahan ini terkait dengan massa lubang hitam dan disebabkan oleh materi yang mengorbit di dekat bagian dalam piringan akresi. Sebuah studi yang digelar tahun 2014 mempelajari variasi spesifik sinar-X dan memperkirakan massa M82 X-1 sekitar 400 massa Matahari. Para ilmuwan menganalisis arsip data yang dikumpulkan satelit Rossi X-ray Timing Explorer (RXTE) NASA untuk mempelajari variasi skala kecerahan sinar-X dan menghitung massa  lubang hitam.

Pada tahun 2018, Chilingarian bersama para kolega meneliti sampel 10 kandidat lubang hitam massa menengah. Mereka menganalisis kembali data optik dari Sloan Digital Sky Survey dan mencocokkannya dengan data sinar-X dari Chandra dan XMM-Newton. Kini, mereka tengah melakukan studi tindak lanjut menggunakan teleskop berbasis darat di Chili dan Arizona.

Sedangkan Mar Mezcua dari Institute for Space Sciences Spanyol yang memimpin studi secara terpisah pada tahun 2018, turut menggunakan data Chandra dan menemukan 40 lubang hitam yang tumbuh di galaksi katai yang berpotensi berada dalam rentang massa menengah. Tapi Mezcua menduga lubang hitam tersebut awalnya terbentuk dari keruntuhan awan raksasa dan bukan berasal dari ledakan bintang.

benih-lubang-hitam-massa-menengah-yang-hilang-di-kebun-kosmik-informasi-astronomi
Gambar wilayah pusat galaksi NGC1313 yang diambil oleh Very Large Telescope milik European Southern Observatory (ESO). Galaksi ini adalah induk sumber ultraluminous X-ray NCG1313X-1, yang oleh para astronom ditentukan sebagai kandidat lubang hitam massa menengah. NGC1313 membentang seluas 50.000 tahun cahaya dan terletak sekitar 14 juta tahun cahaya dari Bima Sakti di rasi selatan Reticulum.
Kredit: ESO

Langkah Berikutnya

Galaksi katai adalah tempat paling menarik untuk dipelajari, karena secara teori sistem bintang yang ukurannya lebih kecil justru dapat menampung lubang hitam dengan massa yang jauh lebih rendah daripada lubang hitam di galaksi raksasa.

Untuk tujuan yang sama, para ilmuwan juga mencari di gugus bintang globular, konsentrasi padat bintang yang membentuk struktur menyerupai bola dan terletak di pinggiran Bima Sakti dan galaksi-galaksi lain.

“Kemungkinan besar ada lubang hitam massa menengah di galaksi semacam itu, tetapi jika tidak mengakresi materi, mungkin sangat sulit untuk mengamatinya,” kata Strohmayer.

Para pemburu lubang hitam massa menengah terus menanti peluncuran Teleskop Antariksa James Webb NASA, yang mumpuni untuk mengintip ke sejarah awal pembentukan galaksi. Webb akan membantu para astronom untuk mengetahui apa yang tercipta lebih dulu, galaksi atau lubang hitam pusat, dan proses penggabungan antar lubang hitam. Apabila dikombinasikan dengan observasi sinar-X, data inframerah Webb akan mengidentifikasi beberapa kandidat lubang hitam paling purba.

Instrumen baru lain yang akan diluncurkan pada bulan Juli oleh Roscosmos (Badan Antariksa Rusia) adalah Spectrum X-Gamma, sebuah pesawat antariksa yang akan memindai langit dalam sinar-X, dan dipersenjatai oleh lensa yang dikembangkan bersama Pusat Penerbangan Antariksa Marshall NASA di Huntsville Alabama. Data gelombang gravitasi yang terus dikumpulkan oleh LIGO dan Virgo juga akan membantu dalam upaya pencarian, tak ketinggalan pula misi Laser Interferometer Space Antenna (LISA) ESA.

Armada instrumen dan teknologi baru di atas, selain yang telah beroperasi saat ini, akan membantu para astronom dalam menjelajahi kebun kosmik untuk mencari benih lubang hitam massa menengah.

Ditulis oleh: Elizabeth Landau, Markas Besar NASA di Washington, www.nasa.gov, editor: Thalia Patrinos


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang