Langsung ke konten utama

Europa, Tempat Paling Menjanjikan untuk Mencari Kehidupan di Luar Bumi

europa-bulan-jupiter-informasi-astronomi
Europa, bulan Jupiter.
Kredit: NASA/JPL-Caltech/SETI Institute

Beberapa dekade yang lalu, fiksi ilmiah telah menawarkan skenario hipotetis, bagaimana jika kehidupan asing berkembang di lautan yang berada di bawah permukaan es Europa? Gagasan menarik yang dianggap memiliki basis sains cukup kuat, telah menyalakan imajinasi banyak orang, baik di dalam maupun di luar komunitas sains, yang begitu berharap kita bisa menemukan  kehidupan di luar Bumi.

Dari berbagai observasi yang dilakukan menggunakan teleskop berbasis darat, para ilmuwan telah mengumpulkan data permukaan Europa yang didominasi es air, termasuk bukti kuat lautan air cair atau es cair di bawah permukaan.

Pada tahun 1979, pesawat antariksa Voyager 1 dan 2 NASA yang melewati sistem planet Jupiter (Jovian) telah mengumpulkan informasi berharga pertama terkait kandungan air cair dalam jumlah besar di Europa. Ditambah data yang dikumpulkan oleh pesawat antariksa Galileo dan teleskop berbasis antariksa, para ilmuwan semakin meyakini eksistensi lautan Europa.

Para ilmuwan menduga lapisan es setebal 15-25 kilometer mengapung di atas lautan sedalam 60-100 kilometer. Oleh karena itu, meskipun hanya berukuran seperempat diameter Bumi, Europa mungkin mengandung air dua kali lipat banyak daripada seluruh lautan di Bumi. Samudera raya Europa yang luas dan dalam dianggap sebagai tempat paling menjanjikan di tata surya untuk menemukan kehidupan sebab memiliki lingkungan ideal bagi beberapa wujud kehidupan mikroba di luar Bumi.

Sebuah pesawat antariksa yang melintas cukup dekat bahkan bisa mencicipi lautan Europa tanpa harus mendarat di permukaan, mengingat lautan Europa mungkin mengepul ke luar angkasa. Meskipun tidak ada satupun kepulan air yang telah diamati oleh pesawat antariksa Galileo saat meneliti sistem Jupiter pada tahun 1990-an, observasi terbaru menggunakan Teleskop Antariksa Hubble NASA dan analisis ulang terhadap beberapa data yang dikumpulkan misi Galileo, mengindikasikan kepulan-kepulan tipis air yang bocor hingga 160 kilometer di atas permukaan Europa.

Jika memang benar dan jika sumbernya terkait lautan Europa, sebuah pesawat antariksa bisa menempuh perjalanan melalui kepulan-kepulan air untuk mengumpulkan sampel dan menganalisisnya dari orbit. Pesawat antariksa Cassini melakukan hal serupa di Enceladus, salah satu bulan Saturnus, yang juga diketahui memiliki lautan dan mengepulkan air ke luar angkasa.

Meskipun Europa tidak mengeluarkan sampel gratis ke luar angkasa, lautan Eropa tepat berada di bawah lapisan es. Ketika lapisan es mengalami distorsi gaya pasang surut gravitasi, es yang lebih hangat dan kurang padat akan naik dan membawa sampel laut ke permukaan. Pesawat antariksa bisa menganalisisnya dari jauh menggunakan instrumen inframerah dan ultraviolet. Para ilmuwan kemudian dapat mempelajari komposisi air untuk menentukan apakah lautan Europa ramah terhadap beberapa bentuk kehidupan.

Nama Europa diadopsi dari seorang wanita dari mitologi kuno Yunani yang diculik oleh Zeus, atau Jupiter dalam mitologi kuno Romawi.

Ukuran dan Jarak

Dengan diameter khatulistiwa 3.100 kilometer, ukuran Europa sekitar 90% ukuran Bulan, satelit alami Bumi. Jika kita bisa mengganti Bulan dengan Europa, maka Europa akan terlihat seukuran Bulan di langit Bumi, tetapi akan bersinar lebih terang. Sebagian besar komposisi permukaan adalah es air, oleh karena itu Europa memantulkan cahaya Matahari 5,5 kali lebih kuat daripada Bulan.

Europa mengorbit Jupiter dari jarak sekitar 671.000 kilometer, sekaligus mengorbit Matahari dari jarak sekitar 780 juta kilometer atau 5,2 AU. 1 AU adalah jarak Bumi-Matahari. Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit agar cahaya Matahari dapat mencapai Europa, karena itu cahaya Matahari sekitar 25 kali lebih redup di Jupiter dan Europa daripada di Bumi.

Orbit dan Rotasi

Europa mengorbit Jupiter setiap 3,5 hari sekali dan mengalami penguncian pasang surut, berarti satu sisi yang sama selalu menghadap Jupiter secara permanen. Bersama sistem Jupiter, Europa membutuhkan waktu sekitar 4.333 hari Bumi atau sekitar 12 tahun Bumi untuk mengorbit Matahari. Kemiringan orbit sistem Jupiter terkait lintasan orbit mengitari Matahari hanya 3 derajat (kemiringan orbit Bumi 23,5 derajat). Berarti rotasi sistem Jupiter hampir tegak lurus, menyebabkan planet raksasa tata surya beserta puluhan bulannya tidak memiliki musim sebagaimana di planet-planet lain.

Orbit bulan-bulan terbesar Jupiter, Io, Europa, dan Ganymede, dalam suatu istilah sains disebut resonansi. Setiap satu kali orbit Ganymede mengelilingi Jupiter, Europa mengorbit dua kali dan Io mengorbit empat kali. Seiring waktu, sebagian besar orbit planet atau satelit alami besar akan cenderung melingkar, tetapi dalam kasus ketiga bulan Jupiter ini, resonansi menghasilkan eksentrisitas karena kesejajaran posisi mereka pada titik yang sama dalam pengulangan orbit, memberikan tarikan gaya gravitasi yang mempertahankan orbit agar tetap elips dan tidak melingkar.

Karena memiliki orbit berbentuk elips, jarak Europa mengitari Jupiter selalu bervariasi, dan sisi dekat Europa lebih terpengaruh gravitasi kuat Jupiter daripada sisi jauh. Selisih pengaruh gravitasi Jupiter menciptakan pasang surut permukaan dan menghasilkan patahan pada permukaan Europa. Jika memang ada lautan di bawah permukaan Europa, pemanasan akibat pasang surut gravitasi berpotensi memicu aktivitas vulkanik atau hidrotermal dasar laut yang memasok nutrisi dan menciptakan lingkungan yang layak huni bagi kehidupan sederhana.

Pembentukan

Keempat satelit Galilean Jupiter, Io, Europa, Ganymede, dan Callisto diperkirakan terbentuk dari sisa-sisa material setelah Jupiter terkondensasi dari awan gas dan debu yang mengelilingi Matahari pada awal sejarah tata surya. Usia mereka setara dengan anggota tata surya lainnya, sekitar 4,5 miliar tahun.

Bulan Galilean juga sering disebut “miniatur tata surya” karena memang terbentuk dari sisa-sisa material Jupiter, sebagaimana Bumi dan planet-planet lain terbentuk dari sisa-sisa material gas dan debu yang membentuk Matahari. Kemiripan lainnya adalah berkurangnya massa jenis setiap planet di wilayah terdalam tata surya. Mars kurang padat daripada Bumi, Bumi kurang padat daripada Venus dan Venus kurang padat daripada Merkurius. Bulan Galilean juga mengikuti prinsip serupa, massa jenisnya semakin menurun bila semakin jauh dari Jupiter. Berkurangnya massa jenis terkait jarak yang lebih jauh mungkin disebabkan oleh suhu, mengingat material padat bebatuan dan logam mengalami proses kondensasi terlebih dahulu bila terletak lebih dekat dengan Jupiter atau Matahari. Sementara material es yang bobotnya lebih ringan terkondensasi pada jarak yang lebih jauh di tempat yang lebih dingin.

Jarak dari Jupiter juga menentukan seberapa besar pemanasan gaya pasang surut yang dialami bulan Galilean. Io, yang berada paling dekat dengan Jupiter, sangat panas dan menjadi anggota tata surya yang paling aktif secara vulkanik, bahkan mungkin telah menguapkan kandungan air yang dimilikinya sesaat setelah terbentuk. Lapisan es dan air Europa berada tepat di atas interior batu dan logam, sementara Ganymede dan Callisto memiliki proporsi es air yang lebih tinggi meskipun massa jenisnya lebih rendah.

Struktur

Di bawah lapisan es setebal 15-25 kilometer, tersembunyi samudera raya dengan kedalaman mencapai 60-150 kilometer. Seperti planet kita, Europa diduga memiliki inti besi, mantel berbatu dan lautan air asin. Namun lautan Europa tersembunyi di bawah lapisan es setebal 15-25 kilometer dengan kedalaman mencapai 60-150 kilometer. Meskipun para ilmuwan telah memiliki bukti kuat eksistensi lautan di bawah permukaan, kepastiannya harus dikonfirmasi oleh misi masa depan.

europa-bulan-jupiter-informasi-astronomi
Ilustrasi permukaan Europa. Kredit: NASA/JPL-Caltech

Permukaan

Permukaan es air Europa dipenuhi persilangan panjang antara patahan linear, retakan, dan pematang. Berdasarkan observasi terhadap beberapa kawah, permukaan Europa diperkirakan tidak melebihi usia 40-90 juta tahun, relatif muda dalam skala geologis (permukaan Callisto diperkirakan telah berusia beberapa miliar tahun). Di sepanjang patahan Europa dan di dalam pola bercak permukaan adalah material berwarna coklat kemerahan yang komposisinya belum bisa diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan mengandung garam dan senyawa belerang yang bercampur es air dan dimodifikasi oleh radiasi. Komposisi permukaan bisa jadi menyimpan petunjuk tentang potensi layak huni Europa.

Pesawat antariksa Galileo NASA yang menjelajahi sistem Jupiter dari tahun 1995 hingga 2003 telah berulang kali melakukan terbang lintas di dekat Europa. Galileo mengungkap lubang dan lengkungan aneh yang mengindikasikan lapisan es Europa secara perlahan mengaduk atau menenggelamkan es yang lebih tebal dan menaikkan es yang kurang padat.

Patahan linear hanya selebar 1-2 kilometer tetapi membentang hingga ribuan kilometer di seluruh permukaan Europa. Beberapa patahan ini telah menjadi pematang setinggi ratusan meter, sementara yang lain tampak terpisah menjadi pita-pita lebar dari banyak patahan pararel. Galileo juga menemukan daerah yang disebut “bentangan alam kacau”, wilayah yang telah hancur dan tertutup material kemerahan misterius. Pada tahun 2011, para ilmuwan yang menganalisis arsip data Galileo menggagas bentangan alam kacau ini adalah permukaan yang runtuh di atas danau berbentuk menyerupai lensa yang tertanam di dalam es.

Atmosfer

Europa hanya memiliki lapisan atmosfer oksigen tipis, tetapi pada tahun 2013, NASA mengumumkan hasil studi menggunakan Teleskop Antariksa Hubble terkait bukti aktivitas Europa yang mengepulkan air ke luar angkasa. Berarti Europa aktif secara geologis saat ini. Jika dikonfirmasi oleh observasi tindak lanjut, kepulan air bisa dipelajari oleh pesawat antariksa masa depan seperti yang dilakukan Cassini ketika mengumpulkan sampel kepulan air di Enceladus, bulan Saturnus.

Magnetosfer

Salah satu pengukuran paling penting yang dilakukan misi Galileo mengungkap bagaimana medan magnet Jupiter mengalami gangguan di sekitar Europa. Pengukuran Galileo mengindikasikan tipe khusus dari medan magnet yang diinduksi oleh lapisan terdalam Europa yang diduga memiliki beberapa cairan konduktif elektrik di bawah permukaan. Berdasarkan komposisi es Europa, para ilmuwan memperkirakan material yang mampu menciptakan medan magnet seperti ini adalah samudera raya air asin. Pengukuran magnetosfer oleh Galileo menjadi bukti terkuat untuk lautan di Europa.

Potensi bagi Kehidupan

Ada tiga persyaratan utama yang harus dipenuhi agar kehidupan seperti yang kita kenal bisa berkembang biak: air cair, unsur kimia tertentu dan sumber energi. Europa mungkin telah memenuhi dua persyaratan utama, memiliki banyak air dan unsur kimia tertentu, tetapi sumber energi di Europa sulit dikonfirmasi. Di Bumi, organisme biologis telah ditemukan berkembang di dekat gunung berapi bawah tanah, ventilasi hidrotermal dasar laut dan di lingkungan-lingkungan ekstrem lainnya. Organisme biologis yang mampu bertahan di tengah lingkungan ekstrem seperti ini bisa menyediakan petunjuk tentang bagaimana kehidupan dapat bertahan di bawah lapisan es Eropa.

Jika kita akhirnya menemukan suatu wujud kehidupan di Europa, kemungkinan besar hanya dalam bentuk mikroba atau barangkali organisme yang lebih kompleks. Jika para ilmuwan bisa membuktikan kehidupan muncul secara independen di dua tempat yang mengorbit satu bintang induk, cukup masuk akal untuk menyimpulkan bahwa kehidupan di alam semesta bisa muncul cukup mudah jika memang tiga persyaratan utama terpenuhi.

Jika kehidupan ditemukan di Europa, tentu akan merevolusi cara pandang kita terhadap kosmos.

europa-bulan-jupiter-informasi-astronomi
Patahan dan Pematang di permukaan Europa. Kredit: NASA/JPL/ASU

Eksplorasi 
  • Lima pesawat antariksa telah menjelajah Europa dari jarak dekat dan para ilmuwan terus melakukan observasi rutin menggunakan Teleskop Antariksa Hubble.
  • NASA saat ini tengah mengembangkan misi masa depan yang diberi nama Europa Clipper. Tak mau ketinggalan ESA (Badan Antariksa Eropa) juga turut mengembangkan misi JUICE (JUpiter ICy moons Explorer).
  • Sebagian besar informasi tentang Europa yang diperoleh para ilmuwan berasal dari data observasi orbital pesawat antariksa Galileo.
  • Europa pertama kali diamati dari dekat selama terbang lintas di Jupiter oleh Pioneer 10, Pioneer 11, Voyager 1 dan Voyager 2.
  • Europa adalah satu dari empat bulan pertama yang ditemukan di luar Bumi dan telah memainkan peran penting untuk merevolusi pemahaman terkait cara kerja sistem tata surya. 
Pelajari lebih lanjut tentang keempat bulan Galilean Jupiter di artikel: 
Ditulis oleh: Staf solarsystem.nasa.gov

Sumber: Europa

#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang