Langsung ke konten utama

Kelahiran Bintang

Bagaimana bintang dan planet terbentuk? Apa saja yang dialami oleh bintang selama masa kehidupannya dan takdir apa yang menanti planet-planet ketika bintang mati?

Ikutilah perjalanan antarbintang melintasi waktu melalui upaya investigasi sains berikut!

Semua bermula dari awan dingin kosmik raksasa yang mengandung benih bintang dan planet. Karena gaya gravitasi, molekul gas hidrogen dan helium yang berputar-putar dalam kecepatan tinggi, mulai melambat dan menggumpal. Butiran pasir silikat, besi, dan material kaya karbon (bersama-sama diklasifikasikan sebagai debu kosmik), mentransfer kembali beberapa energi dari gas ke ruang angkasa sehingga membuat suhu awan kosmik mendingin. Butiran debu berputar ke simpul pusat materi seperti air yang mengalir di selokan.

Saat kantung awan mengerut dan menebal, sebuah bola terang nan panas mulai terbentuk di bagian pusat seiring akumulasi gas dan debu. Gaya gravitasi kemudian mengimbangi tekanan gas dan medan magnet. Sementara “bayi” bintang mulai terbentuk, material yang mengitarinya membentuk struktur datar mirip kue serabi yang disebut cakram protoplanet.

Mengapa hal semacam ini bisa terjadi?

Tarikan gaya gravitasi dari miliaran bintang di galaksi, kemungkinan telah mengakselerasi dan mengguncang gas. Atau barangkali dua awan kosmik bertabrakan sehingga menyatukan kantung-kantung gas. Kadangkala, bencana dahsyat ledakan bintang menghembuskan angin material kuat ke awan kosmik pembentuk bintang, kematian bintang yang melahirkan bintang generasi baru.

kelahiran-bintang-informasi-astronomi
Infografik kehidupan bintang.
Kredit: NASA

“Hujan” Bintang

Proses serupa diperkirakan terjadi di ribuan awan kosmik pembentuk bintang. “Mirip hujan yang turun dari awan di Bumi,” kata Eric Mamajek, seorang ilmuwan di Exoplanet Exploration Program NASA. “Jika semua prasyarat untuk menurunkan hujan terpenuhi, demikian pula dengan awan kosmik yang menurunkan hujan bintang.”

Awan kosmik layaknya awan di Bumi, dan tetesan air hujan adalah bintang. Kantung-kantung gas awan kosmik bisa runtuh dan terfragmentasi untuk melahirkan kelompok besar bayi bintang. Jadi bintang cenderung terbentuk dalam kelompok besar.

Entah mengapa, di galaksi Bima Sakti kita dan mungkin di galaksi-galaksi lain, tipe bintang yang paling umum terbentuk ukurannya lebih kecil daripada Matahari. Bintang katai merah, dengan kisaran massa antara 1/13 hingga 1/2 massa Matahari, mewakili tiga perempat bintang Bima Sakti. Bila lebih kecil dari rentang massa ini, maka fusi nuklir yang menyatukan hidrogen menjadi helium tidak akan pernah bisa terjadi. Reaksi berantai fusi nuklir merupakan proses dominan yang menghidupkan sebagian besar bintang. Masa hidup bintang katai merah juga lebih lama, karena membakar kandungan hidrogennya dengan sangat lambat.

Bintang mirip Matahari lebih jarang, meskipun mewakili 8% total jumlah bintang Bima Sakti. Sedangkan bintang-bintang masif yang berumur pendek dengan massa mencapai 150 Matahari, tergolong langka. “Karena sangat besar, bintang masif sangat terang dan berumur pendek. Para astronom sering mengamati proses kematian menggelegar mereka, sementara saudara kandung bintang mereka yang bermassa rendah, bahkan masih dalam proses pembentukan,” kata Mamajek.

Bintang muda masih disebut “protobintang”, sampai dapat menggerakkan dirinya sendiri dengan reaksi fusi hidrogen, dan suhu tinggi sangat penting untuk transisi itu. Ketika material jatuh dengan cepat dan semakin lebih cepat, bola gas pusat mengecil dan lebih padat, tarik-menarik antara gaya gravitasi dan tekanan gas, memanaskan protobintang. Suhu di bagian inti bintang harus mencapai 10 juta derajat sebelum menjadi “mesin” fusi hidrogen.

Untuk bisa menjadi bintang sejati, sebuah bintang harus mampu melakukan fusi atom hidrogen menjadi helium yang melepaskan energi dalam jumlah tak terkira. Energi ini menstabilkan bagian inti bintang. Seluruh proses membutuhkan waktu sekitar 40 juta tahun.

Tempat  Pembibitan Bintang

Cygnus X adalah salah satu daerah paling aktif di galaksi Bima Sakti yang menetaskan banyak bayi bintang. Terletak sekitar 4.500 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, ribuan bintang dikandung di dalam awan gas debu kosmik yang sangat bergejolak.

kelahiran-bintang-informasi-astronomi
Wilayah pembentuk bintang, Cygnus X.
Kredit: NASA/JPL-Caltech/Harvard-Smithsonian CFA

Gambar cahaya inframerah Cygnus X yang ditangkap oleh Teleskop Antariksa Spitzer NASA, mengungkap ronga-rongga di awan kosmik yang diukir oleh ledakan dahsyat bintang-bintang masif. Radiasi dan hembusan angin dari bintang-bintang masif tak hanya mengoyak material pembentuk bintang, namun juga memicu kelahiran bintang-bintang baru. Dalam gambar ini, warna hijau menyorot sulur debu, sementara warna merah menunjukkan jenis debu dingin dan gas terionisasi dari bintang-bintang masif di sekitarnya.

Para ilmuwan menduga sebagian besar bintang terbentuk di wilayah besar seperti Cygnus X, dan berpindah tempat seiring waktu untuk menjauhi satu sama lain. Matahari kita kemungkinan juga tumbuh di dekat bintang-bintang baru lainnya sebelum akhirnya meninggalkan sarang.


Inilah konsep kelahiran bintang yang diyakini oleh para ilmuwan, lantas, bagaimana bintang memiliki planet-planet yang mengelilinginya? Pelajari lebih lanjut di artikel: Dari Awan Debu dan Gas ke Cakram Protoplanet

Ditulis oleh: Elizabeth Landau, exoplanets.nasa.gov


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang