Langsung ke konten utama

Apa Itu Eksoplanet?

Eksoplanet adalah planet di luar tata surya.

apa-itu-eksoplanet-informasi-astronomi
Ilustrasi bintang muda mirip Matahari yang dikelilingi cakram gas dan debu yang suatu hari nanti akan menjadi eksoplanet.
Kredit: NASA/JPL-Caltech/T. Pyle

Instrumen kamera teleskop antariksa pemburu planet itu masih tersegel beberapa bulan setelah diluncurkan, mendadak lensa kamera terpapar cahaya intens. Ya, seperti itulah situasi ketika tim misi sains Teleskop Antariksa Kepler besutan NASA melakukan uji coba pertama selama 10 hari sebelum misi utama dimulai. Namun para ilmuwan telah membuat penemuan baru yang mencengangkan: deteksi pertama sebuah planet berbatu seukuran Bumi di luar tata surya kita.

Diberi kode Kepler-10b, planet masif yang sangat panas ini adalah salah satu “nugget” pertama dari era emas penemuan eksoplanet. Kepler-10b mengantar para ilmuwan ke pintu gerbang penemuan ribuan planet yang mengorbit bintang-bintang selain Matahari dalam kurun waktu dua dekade. Sementara ribuan kandidat planet yang ditemukan Kepler masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.

“Dalam masa uji coba, deteksi sinyal diperkirakan berasal dari sebuah planet berukuran kecil yang terletak sekitar 540 tahun cahaya dari Bumi,” kata astrofisikawan Natalie Batalha, anggota tim misi Kepler. “Inilah indikasi pertama kami. Dan kami yakin akan menemukan banyak planet seukuran Bumi.”

apa-itu-eksoplanet-informasi-astronomi
Lokasi Matahari dan tata surya di galaksi Bima Sakti. Lingkaran putih menunjukkan area di mana sebagian besar eksoplanet ditemukan.
Kredit: NASA/JPL-Caltech/T. Pyle

Sejak konfirmasi sains pertama terhadap sebuah eksoplanet yang mengorbit bintang mirip Matahari pada tahun 1995, hanya di wilayah kecil galaksi Bima Sakti saja, para ilmuwan telah menemukan banyak eksoplanet. Secara rata-rata, perkiraan statistik terbaru menempatkan setidaknya satu planet yang mengorbit bintang di dalam galaksi. Berarti ada sekitar satu triliun planet hanya di galaksi Bima Sakti kita saja dan banyak di antaranya yang seukuran Bumi.

“Untuk pertama kalinya kita mengetahui bahwa planet berukuran kecil relatif sangat umum,” kata perintis penelilian eksoplanet Profesor Sara Seager dari Massachusetts Institute of Technology. “Sungguh fenomenal. Kami tidak pernah mempunyai cara untuk mengungkapnya sebelum Kepler beroperasi. Kami sekadar mengungkapkan dalam bahasa sehari-hari: Ya, mereka ada di mana-mana.”

apa-itu-eksoplanet-informasi-astronomi
Miliaran bintang yang menerangi panorama galaksi Bima Sakti kita. Para astronom sekarang meyakini bahwa setiap bintang di galaksi memiliki setidaknya satu planet.
Kredit: ESO/S. Brunier

Jupiter Panas dan Goyangan Bintang Mirip Matahari

Planet yang ditemukan pada tahun 1995 adalah raksasa gas panas separuh ukuran Jupiter yang berada sangat dekat dengan bintang induk. Saat mengorbit sangat cepat setiap empat hari sekali, gaya gravitasi planet memengaruhi bintang induk, memungkinkan para pengamat di Bumi untuk mendeteksi goyangan bintang induk karena faktor barycenter.

apa-itu-eksoplanet-informasi-astronomi
Jupiter panas 51 Pegasi b yang juga kerap disebut “Dimidium”, adalah eksoplanet pertama yang ditemukan mengorbit bintang mirip Matahari. Temuan luar biasa pada tahun 1995 seolah menegaskan bahwa planet-planet mirip Bumi juga tersebar di seluruh alam semesta.

Penemuan raksasa yang bergerak begitu cepat, memulai era “klasik” perburuan planet. Teknik awal untuk melacak goyangan bintang mengungkap satu demi satu eksistensi eksoplanet, sebagian besar dari meraka adalah Jupiter panas raksasa yang mengorbit bintang induk dari jarak sangat dekat.

Metode kecepatan radial diterapkan untuk mengukur perubahan goyangan bintang. Panjang gelombang cahaya ditarik dan diulur secara bergantian saat bintang bergerak mendekati dan menjauhi kita. Goyangan bintang disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dari planet yang mengorbit.

Dua orang astronom Swiss yang tergabung dalam tim Eropa, Michel Mayor dan Didier Queloz, mengumumkan penemuan 51 Pegasi b melalui metode kecepatan radial pada tahun 1995, dan kini para ilmuwan seolah bersaing untuk menemukan planet-planet lain.

apa-itu-eksoplanet-informasi-astronomi
Michel Mayor dan Didier Queloz di depan Observatorium La Silla, Chili. Mereka menemukan 51 Pegasi b pada tahun 1995, planet pertama yang ditemukan mengorbit bintang mirip Matahari.
Kredit: L. Weinstein/Ciel et Espace Foto

Peningkatan Drastis Jumlah Penemuan Eksoplanet

Setelah mengkonfirmasi eksistensi 51 Pegasi b, tim sains di bawah pimpinan Paul Butler dan Geoff Marcy dari Universitas Negeri San Francisco, menganalisis arsip data observasi kecepatan radial. Saat itu komunitas astronomi belum mengantisipasi planet raksasa yang mengorbit bintang induk dari jarak sangat dekat. Ternyata benar, planet-planet raksasa yang “memeluk” bintang induk mulai muncul dari analisis data.

Pada tahun 1996, mereka kemudian mengumumkan penemuan dua eksoplanet lain, 70 Virginis dan 47 Ursae Majoris. 70 Virginis mengorbit setiap 116 hari, sedangkan 47 Ursae Majoris setiap 2,5 tahun. Penemuan dua sistem planet hanya dalam waktu dua tahun, mengatasi skeptisisme di antara sesama astronom; mereka lebih menyerupai tata surya kita.

Tim kemudian menemukan 70 dari 100 eskoplanet pertama dalam satu dekade berikutnya. Capaian prestasi luar biasa ini mendorong sejumlah proyek penelitian berbasis darat untuk bergabung dalam perburuan, dan meningkatkan total penemuan eksoplanet ke angka ratusan.

Kemudian, teleskop antariksa baru plus metode baru perburuan eksoplanet, mulai mencuri perhatian.

Menatap Alam Semesta

Sejak diluncurkan pada tahun 2009, Kepler memulai era modern perburuan eksoplanet. Kepler menetap di orbit Bumi, lalu mengarahkan instrumen-instrumennya ke satu petak kecil langit selama empat tahun.

Di dalam petak kecil itu ada sekitar 150.000 bintang. Kepler menanti penurunan skala kecerahan cahaya saat planet melintas di depan bintang induk. Hasil observasi sungguh memuaskan. Dari 3.300 eksoplanet yang telah dikonfirmasi, 2.000 di antaranya ditemukan oleh Kepler, sementara sekitar 2.400 kandidat planet masih menunggu konfirmasi tindak lanjut.

Desain misi Kepler oleh William Borucki dari Pusat Penelitian Ames sebenarnya ditolak empat kali oleh NASA pada tahun 1990-an. Borucki yang sekarang sudah pensiun, akhirnya mendapatkan persetujuan NASA pada tahun 2001.

Gagasan yang diusung Boruci terbukti benar. Analisis data yang dikumpulkan oleh Kepler selama kurun waktu empat tahun masih mengungkap eksistensi planet-planet baru. Tetapi, malfungsi pada dua roda reaksi pesawat antariksa, memaksa Kepler untuk mengakhiri misi utamanya pada tahun 2013.

apa-itu-eksoplanet-informasi-astronomi
Dari kiri ke kanan, tiga teleskop antariksa milik NASA, Spitzer, Kepler, dan Hubble, telah menemukan lebih dari 1.000 planet di luar tata surya kita.
Kredit: JPL-Caltech/R. Hurt (SSC); NASA Ames/W. Stenzel; ESA

Meskipun mengalami kerusakan, tim sains misi Kepler menyusun solusi cerdas dengan memanfaatkan tekanan dari cahaya Matahari untuk menstabilkan satu poros teleskop. Kepler kemudian menyandang nama baru, K2, dan terus menemukan eksoplanet meskipun masa operasionalnya lebih singkat dibandingkan durasi misi original empat tahun.

Jajaran teleskop antariksa lain, baik yang berbasis darat maupun antariksa, terus menambah daftar penemuan eksoplanet baru. Satelit CoRoT besutan ESA (Badan Antariksa Eropa) pendahulu Kepler, juga menggunakan metode transit untuk menemukan banyak planet dari tahun 2006 hingga 2012.

Demikian pula dengan Teleskop Antariksa Hubble yang tak sekadar menemukan berbagai eksoplanet melalui metode transit, Hubble juga telah mengkarakterisasi lapisan atmosfer beberapa eksoplanet. Saat sebuah planet melakukan transit dan melintas di depan bintang induk, sebagian cahaya bintang menembus atmosfer planet. Molekul gas dan unsur kimiawi di atmosfer menyerap berbagai panjang gelombang saat cahaya bintang melaluinya. Dengan menghitung spektrum cahaya bintang, para ilmuwan dapat menentukan molekul gas dan unsur kimiawi di atmosfer sebuah eksoplanet.

Dan jangan lupakan Teleskop Antariksa Spitzer, yang mengamati eksoplanet dengan metode transit dalam spektrum inframerah. Spitzer telah memetakan dan mengkarakterisasi rincian atmosfer eksoplanet.

Spitzer sering menjalin kerja sama dengan jajaran teleskop berbasis darat, termasuk Teleskop Warsawa di Observatorium Las Campanas Chili milik OGLE. Pada tahun 2015, kolaborasi antara Spitzer dan Teleskop Nasional Galileo berukuran 3,6 meter milik Badan Antariksa  Italia yang ditempatkan di Kepulauan Canary, berhasil mengungkap planet berbatu HD 219134b yang terletak hanya 21 tahun cahaya dari Bumi. Namun planet ini mengorbit bintang induk terlalu dekat sehingga tak layak huni.

Dari ribuan eksoplanet yang telah diamati sejauh ini, hampir seluruhnya ditemukan melalui metode tidak langsung, seperti metode transit atau pengukuran goyangan bintang. Hanya segelintir yang ditemukan melalui metode langsung. Dan, kini kita baru saja memasuki era baru perburuan planet: pencitraan langsung.

Metode Pencitraan Langsung

Para astronom mengatakan masa depan yang menanti eksplorasi eksoplanet adalah pencitraan langsung. Misi masa depan seperti Teleskop Antariksa James Webb dan WFIRST (Wide-Field Infrared Survey Telescope), akan memperluas dan mempertajam kemampuan kita untuk menangkap gambar aktual dari planet-planet jauh.

Teknologi terbaru yang sedang dikembangkan akan meningkatkan kemampuan ini dan memungkinkan para astronom untuk mengambil potret eksoplanet yang berukuran kecil. Misi WFIRST dipersenjatai instrumen internal coronagraph yang secara selektif memblokir dan memproses cahaya bintang untuk mengungkap planet-planet yang tersembunyi di dalam silau cahaya bintang.

Hal serupa juga dapat dilakukan di luar teleskop menggunakan perangkat starshade yang sedang dikembangkan di Laboratorium Propulsi Jet NASA. Struktur Starshade menyerupai bunga matahari seluas petak bisbol. Dari jarak puluhan ribu kilometer, sebuah teleskop antariksa akan disejajarkan dengannya dan Starshade akan memblokir memblokir cahaya bintang yang tidak diinginkan, sehingga teleskop mampu membidik gambar planet di sekitar bintang target.

Dalam beberapa dekade mendatang, ketika teleskop antariksa semakin cangih dan sensitif, mungkin kita akan menangkap gambar ikonik Bumi lain, sebuah dunia jauh yang memiliki benua, awan dan lautan.

Tapi, apa kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah planet untuk dianggap mirip Bumi? Di mana kita harus mencari kembaran Bumi yang juga layak huni? Temukan jawabannya di artikel: Menemukan Planet Layak Huni

Umat manusia selalu bertanya apakah kita sendirian di alam semesta saat menatap langit dan sering membayangkan peradaban ekstraterestrial di luar sana. Kini, NASA sedang mencari planet yang menampung mereka.

Ditulis oleh: Pat Brennan, exoplanets.nasa.gov, editor: Kristen Walbolt


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Messier 73, Asterisme Empat Bintang yang Membentuk Huruf Y

Asterisme Messier 73. Kredit gambar: Wikisky Messier 73 adalah asterisme (pola bintang) yang disusun oleh empat bintang di rasi selatan Aquarius yang terletak sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Dengan magnitudo semu 9, nama lain bagi Messier 73 adalah NGC 6994 di New General Catalogue . Keempat bintang yang menyusun asterisme mirip huruf Y tidak memiliki hubungan secara fisik satu sama lain, mereka hanya tampak berdekatan di langit karena berada di satu garis pandang ketika diamati dari Bumi. Messier 73 cukup redup dan tidak mudah diamati menggunakan teropong 10×50, dibutuhkan setidaknya teleskop 4 inci untuk mengungkap pola huruf Y secara mendetail. Menduduki area 2,8 busur menit, keempat bintang Messier 73 memiliki magnitudo semu 10,48, 11,32, 11,90 dan 11,94. Musim panas adalah waktu terbaik untuk mengamatinya. Messier 73 dapat ditemukan di sebelah selatan Aquarius, tepatnya di dekat perbatasan dengan Capricornus. Messier 73 juga bisa dilokalisir hanya 1,5 der