Langsung ke konten utama

Bintik Masif dan Semburan Matahari Mempengaruhi Cuaca Antariksa

Dua bintik matahari yang bisa dilihat dengan kacamata gerhana berpotensi mempengaruhi teknologi dan cuaca di Bumi.

dua-bintik-matahari-masif-dan-semburan-besar-matahari-astronomi
Kilau suar surya raksasa di tengah Matahari pada tanggal 6 September 2017. Gambar terpisah menunjukkan skala Bumi.
NASA/GSFC/SDO

Jika masih memiliki kacamata gerhana untuk melihat gerhana matahari total, sekaranglah saat yang tepat untuk menggunakannya kembali dan melihat ke arah Matahari. Kita akan melihat dua bintik besar di bintang kita. Mereka adalah area medan magnet kuat dan rumit yang menghasilkan suar surya, semburan radiasi berenergi tinggi. Kita memang bisa melihatnya dengan kacamata gerhana matahari total, tapi akan lebih baik jika menggunakan teleskop surya.

Dua bintik besar telah menimbulkan sedikit kekhawatiran. Badai surya yang mengarah ke Bumi dapat mempengaruhi komunikasi dan teknologi seperti sinyal GPS dan radio. Badai surya juga menghasilkan pemandangan menakjubkan aurora kutub utara dan selatan. Aktivitas Matahari justru membuat para ilmuwan yang membidangi cuaca antariksa sangat antusias, karena di lain waktu mereka tak pernah berharap banyak. Matahari telah melewati siklus 11 tahun. Yang disebut solar maximum oleh para ilmuwan merupakan tahap maksimum aktivitas Matahari yang melepaskan energi paling banyak. Saat itulah kita cenderung melihat bintik matahari dalam jumlah yang paling banyak, yaitu suar surya dan badai surya. Beberapa solar maximum diketahui terjadi lebih besar atau lebih aktif daripada yang lain, seperti pada tahun 1990-1991. Tapi siklus terakhir yang mencapai puncak pada tahun 2014, cukup kecil, dan hanya ada sedikit badai geomagnetik.

grafik-tahap-maksimum-dan-minimum-matahari-astronomi
Jumlah bintik matahari bervariasi selama bertahun-tahun, tapi para ilmuwan berharap untuk melihatnya dalam jumlah yang lebih banyak selama solar maximum.
NOAA

Kita menuju ke siklus solar minimum, dan Matahari cenderung memiliki lebih sedikit bintik matahari, suar surya dan pelepasan massa koronal, yakni terlontarnya sejumlah besar plasma, elektron, ion, dan medan magnet. Tapi meskipun saat ini siklus mengarah ke solar minimum, aktivitas Matahari telah meningkat drastis secara dramatis dalam beberapa hari terakhir. Kedua bintik matahari telah menyala dan memicu pelepasan massa koronal dalam jumlah besar yang mengarah ke Bumi. Lantas, apa yang terjadi dengan Matahari? Dan haruskah kita menaruh perhatian terhadap perilaku Matahari yang agak di luar kebiasaan ini?

Inilah yang terjadi sejauh ini. Pada tanggal 4 September, Matahari mulai “terbatuk-batuk”. Sebuah suar yang cukup besar (diklasifikasikan sebagai M5.5) meletus sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Menghasilkan pelepasan massa koronal yang mengarah ke Bumi. Matahari terus berkobar pada tanggal 5 September. Aktivitas sehari sebelumnya yang mencapai Bumi, mungkin memengaruhi komunikasi radio dan juga kondisi sistem satelit. Pada tanggal 6 September, Matahari kembali menghasilkan dua suar besar kelas X, kategori terkuat suar surya. NASA mengumumkan inilah suar terkuat setidaknya sejak tahun 2008 yang menghasilkan pelepasan massa koronal lainnya.

grafik-tahap-maksimum-dan-minimum-matahari-astronomi
Suar surya kedua dan terkuat kelas X terjadi pada tanggal 6 September dan menghasilkan pelepasan massa koronal yang mengarah ke Bumi.
NOAA

Keesokan harinya, kedua bintik yang sama terus menyemburkan lebih banyak suar surya. Butuh sekitar satu jam untuk mencapai Bumi dan dapat mempengaruhi sistem komunikasi di daerah kutub, mengingat dari wilayah ini mereka cenderung memasuki atmosfer Bumi.

Pagi buta tanggal 7 September, pelepasan massa koronal pertama tiga hari yang lalu tiba di Bumi. Karena kesejajaran antara medan magnet Matahari dan Bumi, mereka hanya menghasilkan badai geomagnetik kecil. Setelah angin surya terdeteksi oleh satelit, pelepasan massa koronal dari tanggal 6 September juga mencapai Bumi saat malam hari tanggal 7 September. Kedatangannya beberapa jam lebih awal dari perkiraan ramalan cuaca di seluruh dunia.

kedua-bintik-matahari-dan-semburan-matahari-astronomi
Kedua bintik matahari terlihat di permukaan Matahari.
NASA/GSFC/SDO.

Efek Lain yang Akan Dilihat Bumi?

Semua aktivitas ini telah memicu beberapa badai radiasi di daerah lintang tertinggi Bumi yang mematikan komunikasi radio pada frekuensi tertentu. Dampak berlanjut ke arah khatulistiwa dan memengaruhi komunikasi frekuensi tinggi, termasuk radio amatir yang digunakan untuk manajemen darurat dan penanganan bencana. Menghilangnya Peta Radio milik Australian Bureau of Meteorology menunjukkan bahwa gangguan komunikasi radio frekuensi tinggi kemungkinan terjadi di daerah yang sama yang sebelumnya terdampak oleh Badai Irma.

Kemungkinan telah terjadi gangguan komunikasi satelit sistem navigasi global di wilayah yang sama, namun masih memerlukan waktu untuk menganalisis data dan mendapatkan pemahaman penuh tentang bagaimana aktivitas antariksa ini telah memengaruhi mereka yang berada di permukaan. Badai radiasi juga dapat menjadwal ulang rute penerbangan yang melintasi wilayah kutub untuk mengantisipasi peningkatan dampak radiasi dan putusnya sistem komunikasi dan navigasi pesawat terbang.

Lontaran massa koronal kelas X yang menerjang Bumi, juga menimbulkan dampak bagi lingkungan ruang angkasa di sekitar Bumi. Badai geomagnetik yang sedang berlangsung dapat mengganggu berbagai teknologi komunikasi berbasis satelit dan darat, jaringan listrik, GPS/GNSS, prediksi orbit satelit dan puing-puing antariksa. Termasuk menghasilkan aurora yang mempesona di Amerika Serikat dan Eropa Utara dan wilayah utara Australia dan Selandia Baru.

Sementara para ilmuwan dan para penggemar aurora mengamati secara seksama efek badai yang sedang berlangsung, yang lain akan menghadapi permasalahan terkait gangguan layanan teknologi yang disebabkan oleh suar surya.

Kita perlu mengantisipasi dampak yang ditimbulkan badai surya yang dapat menyebabkan pemadaman listrik dan memicu kerusakan senilai 2 triliun US $, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh National Academy of Sciences . Tapi, di balik cuaca antariksa yang tidak normal bulan ini, mungkin akan berakhir pada skala yang lebih besar dan akan menjadi subyek banyak analisis dan penelitian.

siklus-matahari-astronomi
Ilustrasi siklus 11 tahunan Matahari.
ESA & NASA/SoHO, CC BY 

Kita belum sepenuhnya memahami semua hal yang sedang terjadi. Tapi aktivitas selama beberapa hari terakhir, ketika Matahari seharusnya diperkirakan berada dalam periode paling tenang, menunjukkan bahwa fenomena cuaca antariksa sangat mungkin terjadi pada tahap siklus 11 tahunan Matahari manapun.

Ditulis oleh: Alexa Halford, www.salon.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang