Langsung ke konten utama

L 98-59b, Memecahkan Rekor Planet Terkecil Misi TESS

Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA telah menemukan sebuah eksoplanet (planet di luar tata surya) dalam rentang ukuran Mars dan Bumi, yang mengorbit sebuah bintang relatif terang dan dingin. Planet baru yang diberi kode L 98-59b adalah planet terkecil yang ditemukan oleh TESS hingga saat ini.

Dua planet lain juga ditemukan mengorbit bintang yang sama. Meskipun ketiga ukuran planet telah diketahui, dibutuhkan studi tindak lanjut untuk menentukan komposisi lapisan atmosfernya. Selain meningkatkan peluang untuk studi tindak lanjut, penemuan L 98-59 juga meningkatkan jumlah penemuan eksoplanet seukuran Bumi.

l-98-59b-memecahkan-rekor-planet-terkecil-misi-tess-informasi-astronomi
Skala perbandingan tiga planet di sistem L98-59 dengan Mars dan Bumi.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

“Penemuan adalah pencapaian besar dalam bidang teknik dan ilmiah untuk TESS,” ungkap astrofisikawan Veselin Kostov dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt Maryland dan SETI Institute di Mountain View California. “Periode orbit singkat planet kecil mengitari bintang induk sangat dibutuhkan untuk studi atmosfer, meskipun planet kecil lebih sulit dideteksi. Sistem planet ini berpeluang ditindaklanjuti oleh studi sains masa depan.”

Makalah ilmiah yang melaporkan penemuan telah dipublikasikan di The Astronomical Journal edisi 27 Juni dan tersedia secara online.

TESS telah menambah daftar katalognya dengan planet terkecil yang baru saja ditemukan, yaitu satu dari tiga planet yang mengorbit bintang L 98-59. Sebagaimana diperlihatkan dalam ilustrasi video, ketiga planet menempati zona layak huni mirip Venus di tata surya.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

Ukuran L 98-59b sekitar 80% Bumi dan sekitar 10% lebih kecil daripada HD 21749c, planet terkecil yang sebelumnya ditemukan TESS. L 98-59 adalah sebuah bintang katai merah (tipe M) dengan massa hanya sepertiga Matahari dan terletak sekitar 35 tahun cahaya di rasi selatan Volan. Meskipun L 98-59b memegang rekor planet terkecil yang ditemukan oleh TESS, status planet terkecil tetap disandang oleh Kepler-37b yang ukurannya hanya 20% lebih besar daripada Bulan, satelit alami Bumi.

Sementara dua planet lainnya, L 98-59c dan L 98-59d, masing-masing sekitar 1,4 dan 1,6 kali ukuran Bumi. Ketiganya ditemukan oleh TESS melalui metode transit, yang mendeteksi penurunan skala kecerahan cahaya bintang secara periodik saat planet melintas di depan bintang induk.

TESS memonitor satu wilayah langit pada sudut 24-96 derajat yang disebut sektor selama 27 hari sekaligus. Ketika TESS menyelesaikan tahun pertama observasi pada bulan Juli, sistem L 98-59 akan muncul pada 7 dari 13 sektor wilayah langit selatan. Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Kostov berharap upaya ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengungkap karakteristik ketiga planet yang telah dikonfirmasi, sekaligus mencari planet-planet lainnya.

“Jika ada lebih dari satu planet mengorbit bintang yang sama, mereka berpotensi saling berinteraksi secara gravitasi,” jelas rekan penulis makalah ilmiah astrofisikawan Jonathan Brande dari Goddard dan Universitas Maryland di College Park. “TESS terus memantau L 98-59 di sektor yang telah ditentukan untuk mendeteksi planet dengan periode orbit sekitar 100 hari. Jika beruntung, efek gravitasi dari planet lain yang belum ditemukan juga akan terdeteksi.”

TESS, pemburu planet terbaru NASA, menatap sektor-sektor langit selama satu bulan pada suatu waktu tertentu untuk mendeteksi penurunan skala kecerahan bintang induk saat planet melintas di depannya, atau transit. TESS akan memetakan 13 sektor, masing-masing di wilayah langit selatan dan utara.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA

Bintang katai merah seperti L 98-59 mendominasi populasi bintang, 3 dari 4 bintang di Bima Sakti adalah katai merah. Ukuran mereka tidak lebih besar dari setengah massa Matahari dan jauh lebih dingin dengan suhu permukaan kurang dari 70% Matahari. Contoh sistem planet yang menginduk bintang katai merah adalah TRAPPIST-1, yang diorbit oleh tujuh planet seukuran Bumi, dan Proxima Centauri, bintang tetangga terdekat yang diorbit oleh satu planet. Sebagai populasi bintang terbesar, para ilmuwan ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang sistem planet yang mengorbit katai merah.

Planet terdalam L 98-59b mengorbit setiap 2,25 hari karena berada sangat dekat dengan bintang induk. Radiasi bintang yang menerpa setara dengan 22 kali jumlah energi yang diterima Bumi dari Matahari. Planet tengah, L 98-59c, mengorbit setiap 3,7 hari dengan tingkat radiasi sekitar 11 kali yang diterima Bumi. L 98-59d, planet terjauh yang diidentifikasi dalam sistem ini, mengorbit setiap 7,5 hari dan dihempas empat kali energi radiasi yang diterima Bumi.

Tidak ada satupun planet yang terletak di dalam “zona layak huni”, rentang jarak dari bintang induk yang berpotensi menopang air cair di permukaan planet. Mereka terletak di zona Venus, rentang jarak yang memicu efek rumah kaca di planet dengan atmosfer setara Bumi, menghasilkan suhu yang sangat panas mirip Venus, planet terpanas di tata surya. Berdasarkan ukurannya, planet ketiga atau planet terluar cenderung terestrial (berbatu) mirip Venus atau raksasa es mirip Neptunus dengan inti berbatu kecil yang diselimuti lapisan atmosfer tebal.

Salah satu tujuan misi TESS adalah untuk menyusun katalog planet kecil terestrial periode orbit singkat yang mengelilingi bintang terang terdekat, yang dipersiapkan bagi studi atmosfer Teleskop Antariksa James Webb NASA yang akan segera diluncurkan. Empat dari 7 planet TRAPPIST-1 adalah kandidat utama, dan Kostov mengajukan planet L 98-59 untuk studi atmosfer Webb.

Misi TESS didesain untuk menjawab pertanyaan klasik, apakah kita sendirian di alam semesta dan dari mana kita berasal.

“Jika kita melihat Matahari dari sistem L 98-59 saat Bumi dan Venus transit, kita akan menganggap kedua planet ini hampir identik, tetapi kita tahu mereka begitu berbeda,” pungkas rekan penulis makalah ilmiah astrofisikawan Joshua Schlieder dari Goddard. “Kita memiliki banyak pertanyaan terkait mengapa Bumi bisa layak huni, sedangkan Venus tidak. Jika kita dapat menemukan dan mempelajari sampel serupa di sekitar bintang lain, seperti L 98-59, kita mungkin dapat membuka beberapa rahasia itu.”

Ditulis oleh: Jeanette Kazmierczak, Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, www.nasa.gov, editor: Rob Garner


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang