Langsung ke konten utama

Apa Itu Planet Katai?


Sebagaimana planet utama, ukuran planet katai hanya lebih kecil dan hanya memenuhi dua dari tiga persyaratan untuk dianggap sebagai planet sejati. Sebuah objek harus mengorbit Matahari, memiliki gaya gravitasi yang cukup agar bisa berbentuk bulat dan mampu membersihkan orbitnya.

Hanya dua persyaratan yang bisa dipenuhi oleh planet katai. Persyaratan ketiga yang tidak bisa dipenuhi oleh planet katai adalah gaya gravitasi untuk membersihkan orbit dari puing-puing antariksa.

apa-itu-planet-katai-informasi-astronomi
Betapapun mencoba, aku tetap tak berdaya membersihkan lingkungan di sekitarku!

Di Mana Mereka?

Meskipun diperkirakan ada ratusan planet katai di tata surya, saat ini hanya lima planet katai yang diakui secara resmi, yaitu:
  1. Ceres
  2. Pluto
  3. Eris
  4. Haumea
  5. Makemake
Planet katai dapat ditemukan di Sabuk Kuiper yang terletak 100 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Matahari. Sebagian besar planet katai juga dapat diklasifikasikan sebagai sesuatu yang lain. Ceres, planet katai terdekat dari Bumi, juga dianggap sebagai sebuah asteroid raksasa. Sedangkan planet katai paling populer Pluto, sebagai kompensasi setelah dikeluarkan dari daftar planet utama, semua planet katai di luar orbit Neptunus disebut plutoid.

apa-itu-planet-katai-informasi-astronomi
Lokasi planet tata surya, planet katai, dan objek-objek lain dalam urutan jarak rata-rata dari Matahari. Perhatikan bahwa lintasan orbit Pluto terkadang lebih dekat daripada lintasan orbit Neptunus mengitari Matahari.

Ada Apa dengan Pluto?

Banyak orang yang sedih ketika mendengar Pluto, setelah 76 tahun menjadi planet utama kesembilan, diturunkan statusnya ke planet katai pada tahun 2006. Ketika pertama kali ditemukan pada tahun 1930, Pluto adalah satu-satunya objek yang diketahui berada di wilayah terluar tata surya. Memang tampak seperti sebuah planet utama, tetapi para ilmuwan dibingungkan seiring peningkatan drastis penemuan jumlah objek serupa di wilayah terluar tata surya.

Pada tahun 2005, sebuah objek yang lebih besar dari Pluto ditemukan di luar orbit Pluto. Meskipun banyak yang mengusulkan agar objek yang diberi nama Eris ini dijadikan planet utama kesepuluh, namun para astronom cenderung sepakat untuk mendefinisikan ulang istilah planet. Banyak puing-puing batuan es yang berbagi orbit dengan Pluto dan Eris. Karena berukuran relatif kecil, gaya gravitasi Pluto dan Eris tidak mampu “membersihkan” orbit mereka. Sebuah istilah baru kemudian dilahirkan oleh Himpunan Astronomi Internasional (IAU), “planet katai”. Sedangkan planet katai di wilayah terjauh tata surya yang berada di luar orbit Neptunus disebut objek trans-Neptunus.

apa-itu-planet-katai-informasi-astronomi
Ukuran dan bentuk relatif planet katai trans-Neptunus.

Komposisi Planet Katai

Komposisi planet katai tergantung pada seberapa jauh lokasi mereka terbentuk dari Matahari. Ceres adalah objek es berbatu di Sabuk Asteroid yang berbeda dari asteroid lainnya karena mengandung air cair. Komposisi planet katai yang lebih jauh seperti Pluto adalah campuran batu dan es, tetapi tanpa air cair. Dan komposisi objek yang lebih jauh dari Pluto hampir seluruhnya es.

Mengetahui komposisi dianggap penting untuk mengklasifikasikan planet katai. Itu karena planet katai harus berbentuk spheroid dan objek es lebih mudah menjadi spheroid daripada objek berbatu. Karena terletak begitu jauh, para ilmuwan hanya bisa memprediksi bentuk dan komposisi objek jauh, sehingga sulit untuk menentukan apakah sebuah objek adalah planet katai.

apa-itu-planet-katai-informasi-astronomi
Ceres: Aku terbuat dari es dan batu lho!
Pluto: Aku juga
Eris, Haumea dan Makemake: Kami mungkin terbuat dari es, ayo, buruan cari tahu!

Mengapa Kita Mempelajari Planet Katai?

Planet katai menyediakan informasi terkait sejarah pembentukan tata surya. Karena ukuran mereka lebih kecil, planet katai cenderung tidak terlalu berubah dibandingkan planet utama yang lebih aktif secara geologis. Mereka bagaikan “situs purbakala” tata surya yang terjaga sejak sejarah awal pembentukan tata surya.

Selain itu, penemuan benda mirip planet di wilayah terluar mendorong para ilmuwan untuk terus mendefinisikan ulang tata surya dan tempat kita di dalamnya. Planet katai sama menariknya dengan fenomena misterius! Itulah sebabnya NASA menggelar dua misi antariksa untuk mempelajari planet katai. Misi pesawat antariksa New Horizons yang diluncurkan pada tahun 2006, telah tiba di Pluto pada tahun 2015. Saat tiba di Pluto, New Horizons mengukur diameter Pluto dan memperoleh hasil 2.370 km, sedikit lebih besar dari Eris yang diameternya 2.326 km, plus minus 12 km. Misi pesawat antariksa Dawn juga telah mempelajari asteroid raksasa Vesta dan sekarang berada di orbit Ceres.

Seperti Apa Rasanya Berada di Planet Katai?

Tergantung. Wilayah Sabuk Asteroid yang terletak di antara Mars dan Jupiter, tentunya berbeda dibandingkan wilayah terluar tata surya. Ceres adalah kandidat terbaik jika kita ingin mencari lingkungan yang moderat. Tak sekadar memiliki lapisan atmosfer tipis dengan suhu sejuk minus 36° F, Ceres juga diduga menyembunyikan lautan cair di bawah kerak es berdebu. Beberapa ilmuwan bahkan berani memprediksi ada kehidupan di sana.

apa-itu-planet-katai-informasi-astronomi
Ilustrasi permukaan planet katai Makemake.
Kredit: ESO/L. Calçada/Nick Risingercaption

Namun kehidupan mustahil berkembang di planet-planet katai lainnya. Pluto, seperti banyak plutoid lainnya, memiliki orbit elips aneh yang membawanya terpisah sangat jauh dari Matahari di satu sisi lintasan dan lebih dekat di sisi lintasan lainnya. Orbit yang sangat elips menyebabkan lapisan atmosfer membeku menjadi kerak es saat berada jauh dari Matahari dan mencair saat berada di dekat Matahari.

Sementara Eris membutuhkan waktu selama 557 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Lintasan orbitnya sangat jauh, menyebabkan atmosfernya membeku dengan suhu minus 405° F. Demikian pula di Makemake dan Haumea. Selain beku, Haumea adalah salah satu objek dengan rotasi tercepat di tata surya. Menyelesaikan satu kali rotasi setiap empat jam, bentuk Haumea terdistorsi menjadi lonjong mirip bola American footbal.

apa-itu-planet-katai-informasi-astronomi
Ilustrasi pesawat antariksa Dawn NASA di orbit planet katai Ceres.

Tambahan Informasi

Degradasi status Pluto dari daftar planet utama tata surya sempat menjadi headline berita pada tahun 2006. Namun, perdebatan tentang kualifikasi sebuah planet telah terjadi sejak tahun 1800-an, ketika para astronom menemukan salah satu anggota tata surya yang diberi nama Ceres.

Pada tahun 1801, astronom Guiseppe Piazzi di Palermo Observatory menemukan Ceres yang berada di antara Mars dan Jupiter. Berdasarkan jarak antar planet tata surya, ruang angkasa antara Mars dan Jupiter seharusnya diduduki oleh sebuah planet. Prediksi ini dikenal sebagai Hukum Titius-Bode, dinamai menurut para astronom yang menghitung jarak relatif antar planet tata surya secara matematis pada tahun 1760-an dan 1770-an. Meskipun disebut hukum, perhitungan tersebut sama sekali tak memiliki dasar dalam fisika.

Menurut Hukum Titius-Bode, sebuah planet seharusnya hadir di antara Mars dan Jupiter. Para astronom telah memburu planet ilusi ini sejak Uranus ditemukan pada tahun 1781, mengingat posisi Uranus juga tepat berada di lokasi yang diprediksi Hukum Titius-Bode.

Dan Ceres memang berada di tempat yang diprediksi oleh Hukum Titius-Bode. Jadi para astronom kemudian menyebutnya planet. Piazzi memberinya nama Ceres Ferdinandea, yang diambil dari gabungan nama dewi panen mitologi Romawi kuno dan Raja Ferdinand IV dari Napoli dan Sisilia. Namun, nama Ferdinandea kemudian dihilangkan.

Penemuan Ceres hanyalah awal dari ribuan ribu benda langit berukuran kecil yang terlihat di antara Mars dan Jupiter. Setahun setelah Ceres ditemukan, astronom Heinrich Olbers menemukan benda langit kedua di antara Mars dan Jupiter yang hampir seterang Ceres. Olbers memberinya nama Pallas Athena, nama lain dewi Athena.

Banyak astronom kemudian menyadari bahwa Ceres maupun Pallas tidak cocok dengan gagasan konvensional tentang sebuah planet karena ukuran mereka sangat kecil sehingga tidak dapat diselesaikan melalui teleskop. Karena penampilan mereka yang mirip bintang kecil bila dilihat dari Bumi, Sir William Herschel menciptakan istilah “asteroid” untuk benda langit semacam itu. Herschel mencatat pada tahun 1802: “Mereka mirip bintang-bintang kecil sehingga sulit dibedakan, bahkan oleh teleskop bagus sekalipun.” Karena itu, Herschel menggagas Ceres dan Pallas berbeda dari planet tata surya lainnya.

Namun, sebagian besar astronom tak menyetujui gagasan Herschel, dan tetap menambahkan Ceres dan Pallas ke daftar planet tata surya.

Seiring waktu, benda langit berukuran kecil semakin banyak ditemukan. Para astronom menemukan Juno pada tahun 1804 dan Vesta pada tahun 1807. Daftar benda langit berukuran kecil semakin bertambah dan menimbulkan kekhawatiran bahwa asteroid adalah puing-puing sisa kehancuran sebuah planet yang tak diketahui penyebabnya. Meskipun demikian, Juno dan Vesta tetap bergabung dengan Ceres dan Pallas sebagai planet tata surya.

Pada tahun 1820-an, para astronom memiliki daftar 11 planet di tata surya. Teks astronomi saat itu mendaftarkan Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Vesta, Juno, Ceres, Pallas, Jupiter, Saturnus dan Uranus sebagai planet tata surya.

Hampir 39 tahun sejak penemuan Ceres, para astronom kemudian menemukan benda langit lain yang diberi nama Astraea pada tahun 1845. Sementara pada tahun 1847, tiga benda langit baru berhasil ditemukan. Menjelang akhir tahun 1851, sebanyak 15 benda langit telah ditemukan di antara Mars dan Jupiter.

Akhirnya, para astronom menyadari sejumlah besar benda langit mirip Ceres yang mengorbit Matahari di antara Mars dan Jupiter, sebenarnya mewakili kelas baru objek tata surya. Para astronom kemudian menyebut mereka asteroid, istilah yang digagas Herschel 50 tahun sebelumnya. Bukannya mendaftarkan mereka berdasarkan jarak antara planet-Matahari, para astronom justru mengkategorikan mereka berdasarkan urutan penemuan. Saat ini, para astronom telah memiliki daftar sekitar 100.000 asteroid yang diameternya sekitar 10  kilometer di antara Mars dan Jupiter, sebuah wilayah yang sekarang disebut Sabuk Asteroid.

Jadi, degradasi status Pluto dari daftar planet bukanlah hal yang istimewa. Ceres, Vesta, dan asteroid lain yang ditemukan pada tahun 1800-an, mengalami nasib serupa.

Para astronom mulai mempertanyakan lingkungan ruang angkasa di sekitar Ceres dan Vesta seiring penemuan sedemikian banyak benda langit di wilayah yang sama. Demikian pula silsilah planet Pluto yang juga diuji, saat para astronom menemukan batuan es lainnya di wilayah yang kini disebut Sabuk Kuiper. Bahkan, Eris, salah satu benda langit yang ditemukan di Sabuk Kuiper, ukurannya hanya sedikit lebih kecil dari Pluto.

Pada tahun 2006, Himpunan Astronomi Internasional (IAU) berusaha menyelesaikan perdebatan yang terus berlangsung dengan mengadopsi definisi baru planet. Menurut IAU, sebuah planet adalah objek yang mengorbit bintang, ukurannya cukup besar sehingga mampu membentuk struktur bulat, dan mendominasi orbitnya. Definisi baru IAU adalah kabar buruk bagi Pluto, tetapi kabar baik bagi Ceres. Status planet utama Pluto diturunkan ke kategori baru yang disebut planet katai, sementara Ceres dipromosikan ke kategori yang sama. Planet katai hanya mampu memenuhi dua dari tiga persyaratan untuk dapat dianggap sebagai planet sejati. Kekurangan mereka hanya tidak bisa membersihkan puing-puing dari orbit.

Perdebatan panjang tentang definisi planet merupakan bukti bahwa konsep ilmiah tak terukir di sebuah batu, tetapi terus berkembang seiring penemuan baru.

Pesawat antariksa Dawn NASA yang terbang menuju Vesta dan Ceres, dan pesawat antariksa New Horizons yang mengarah ke Pluto, diharapkan dapat membantu menyelesaikan perdebatan klasik status planet tata surya ini. 

Ditulis oleh: Staf spaceplace.nasa.gov


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang