Materi
gelap adalah bentuk materi tak kasat mata yang membentuk sebagian besar massa
alam semesta dan berperan besar dalam menciptakan struktur dasar alam semesta.
Gravitasi materi gelap mendorong materi normal (gas dan debu) untuk berkumpul
menjadi satu dan membentuk struktur bintang dan galaksi.
Meskipun
belum bisa melihat materi gelap secara langsung, para astronom bisa mendeteksi
pengaruhnya dengan cara mengamati bagaimana gravitasi gugus galaksi masif, yang
mengandung materi gelap, membengkokkan dan mendistorsi cahaya dari galaksi yang
terletak lebih jauh di belakang gugus. Fenomena ini disebut pelensaan
gravitasi.
Visi
tajam Teleskop Antariksa Hubble memungkinkan para astronom untuk memetakan
distribusi materi gelap di alam semesta melalui pelensaan gravitasi. Gugus
galaksi raksasa mengandung materi gelap dan materi normal. Dengan mengamati
area di sekitar gugus galaksi masif, para astronom mampu mengidentifikasi
distorsi cahaya dari galaksi latar belakang dan merekayasa ulang distorsi untuk
mengungkap letak konsentrasi materi terpadat.
Model
matematis dari rekayasa ini menjelaskan lokasi dan sifat material lensa alami,
baik yang terlihat maupun tak kasat mata. Jumlah materi gelap di alam semesta
diperkirakan lima kali lipat lebih banyak daripada materi normal, dan tampaknya
terorganisir di sekitar jaringan filamen besar materi gelap yang telah tumbuh
dari waktu ke waktu. Di persimpangan filamen materi gelap ini, struktur
terbesar di alam semesta seperti gugus galaksi ditemukan.
Ilustrasi
pelensaan gravitasi.
Kredit: STScI/Frank Summers
Video
demonstrasi pelensaan gravitasi.
Kredit: STScI
Pelajari lebih lanjut di artikel:
- Hubble Temukan Cincin Materi Gelap
- Pelensaan Gravitasi Memecah Cahaya Quasar Menjadi Lima Gambar
- Lensa Gravitasi Melipatgandakan Citra Sebuah Galaksi Purba
- Citra Pertama Prediksi Ledakan Supernova Bintang oleh Hubble
- Hubble Mendeteksi Gumpalan Materi Gelap Terkecil
Ditulis
oleh: Staf hubblesite.org
Sumber:
Shining a Light on Dark Matter
Komentar
Posting Komentar