Langsung ke konten utama

Penemuan Alam Semesta Mengembang dengan Akselerasi Tingkat Ekspansi

penemuan-alam-semesta-mengembang-dengan-akselerasi-tingkat-ekspansi-informasi-astronomi
Para astronom memanfaatkan perubahan siklus dalam skala kecerahan bintang variabel Cepheid untuk menentukan jarak astronomi. Tanda panah putih menunjuk ke bintang variabel Cepheid di galaksi Andromeda yang diamati oleh Hubble (kotak inset).
Kredit: NASA, ESA, Hubble Heritage Team (STScI/AURA), R. Gendler

Alam semesta semakin meluas. Hampir seabad yang lalu astronom Edwin Hubble mengukur laju ekspansi alam semesta untuk pertama kalinya, yang kemudian disebut nilai Konstanta Hubble, dan dianggap sebagai faktor krusial untuk menentukan usia, ukuran, dan nasib kosmos.

Sebelum Teleskop Antariksa Hubble diluncurkan, nilai Konstanta Hubble belum setepat hari ini. Perhitungan usia alam semesta saat itu berkisar sekitar 10-20 miliar tahun. Setelah menggunakan Hubble, para astronom dapat menyempurnakan estimasi laju ekspansi kosmos. Pengukuran jarak antara galaksi oleh Hubble, menyediakan informasi yang dapat dikombinasikan dengan pengukuran kecepatan galaksi yang dihitung oleh jajaran teleskop lainnya.

Para astronom menentukan jarak dengan membandingkan skala kecerahan bintang atau supernova di galaksi kita dengan objek serupa di galaksi-galaksi jauh. Dengan presisi nilai jarak dari Hubble, perhitungan saat ini menempatkan usia kosmos pada angka 13,8 miliar tahun.

Edwin Hubble menemukan bintang variabel Cepheid di galaksi Andromeda yang membuktikan Andromeda bukanlah bagian dari Bima Sakti.
Kredit: NASA, ESA, dan Z. Levay dan G. Bacon (STScI)

Yang lebih mengejutkan, kombinasi observasi Hubble dan observatorium berbasis darat mengungkap kosmos yang tak sekadar mengembang, tetapi laju ekspansinya justru terakselerasi. Penemuan ini diganjar Penghargaan Nobel di bidang fisika pada tahun 2011.

Banyak ilmuwan yang meyakini akselerasi laju ekspansi kosmos disebabkan oleh “energi gelap” yang menyelimuti alam semesta. Energi gelap dapat dianggap sebagai semacam “antigravitasi” yang mendorong galaksi-galaksi untuk semakin jauh terpisah karena terus meregangkan ruang antargalaksi. Sifat energi gelap begitu misterius, meskipun para astronom memprediksi energi gelap membentuk sekitar 70% komposisi alam semesta.

Meskipun tidak dapat diukur secara langsung dengan teknologi saat ini, eksistensi energi gelap diketahui melalui pengaruhnya terhadap materi di seluruh alam semesta. Dengan mengamati bagaimana energi gelap berperilaku dari waktu ke waktu, para astronom berharap untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang energi gelap dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan kosmos.

penemuan-alam-semesta-mengembang-dengan-akselerasi-tingkat-ekspansi-informasi-astronomi
Skala kecerahan tipikal supernova dapat dimanfaatkan untuk menentukan jarak dari Bumi. Penentuan skala jarak astronomi memungkinkan para astronom untuk menghitung laju ekspansi kosmos. Tanda panah putih menunjukkan fenomena supernova pertama yang berhasil dicitrakan pada tahun 1995 oleh Hubble Deep Field. Para astronom kembali menemukan supernova ketika menargetkan area langit serupa pada tahun 2002 dan memantau perubahan yang terjadi.
Kredit: NASA dan J. Blakeslee (JHU)


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf...