Peta
alam semesta 3D oleh The Sloan Digital
Sky Survey (SDSS) ini menampilkan kosmos yang membentang hingga dua miliar
tahun cahaya. Dengan Bumi sebagai pusat peta, setiap galaksi ditampilkan
sebagai satu titik, sementara warna titik mewakili skala kecerahan galaksi.
Peta kosmos SDSS hanya memuat 66.976 dari 205.443 galaksi yang terletak di
dekat bidang ekuator Bumi. Warna gelap di kedua sisi gambar adalah wilayah
langit yang belum dipetakan karena terhalang oleh bidang galaksi Bima Sakti
kita sendiri.
Survei terhadap benda-benda langit jauh mengungkap struktur kosmos sebagai sebuah gelembung dengan lembaran dan filamen galaksi yang membentuk jaring melengkung dan diselingi oleh lubang-lubang besar (voids). Rongga ruang hampa ini bisa berukuran beberapa ratus Megaparses (Mpc) dan diperkirakan mengisi sekitar 95% langit. Kehampaan kosmik terbesar yang pernah diamati (per bulan Agustus 2007) mencapai 280 Mpc atau sekitar 1 miliar tahun cahaya.
Salah satu kandidat struktur terbesar di alam semesta yang pernah diketahui adalah “Sloan Great Wall”, yang ditemukan pada tahun 2003 oleh J. Richard Gott III, Mario Juric dan para kolega menggunakan data SDSS. Sloan Great Wall membentang hampir 1,5 miliar tahun cahaya dan terletak sekitar satu miliar tahun cahaya dari Bumi, lebih besar daripada “Great Wall CfA2” yang ditemukan oleh Margaret Geller dan John Huchra pada tahun 1989. Dengan panjang sekitar 500 juta tahun cahaya, lebar 300 juta tahun cahaya dan ketebalan 15 juta tahun cahaya, Great Wall CfA2 sebelumnya merupakan pemegang rekor struktur terbesar di alam semesta.
Survei terhadap benda-benda langit jauh mengungkap struktur kosmos sebagai sebuah gelembung dengan lembaran dan filamen galaksi yang membentuk jaring melengkung dan diselingi oleh lubang-lubang besar (voids). Rongga ruang hampa ini bisa berukuran beberapa ratus Megaparses (Mpc) dan diperkirakan mengisi sekitar 95% langit. Kehampaan kosmik terbesar yang pernah diamati (per bulan Agustus 2007) mencapai 280 Mpc atau sekitar 1 miliar tahun cahaya.
Salah satu kandidat struktur terbesar di alam semesta yang pernah diketahui adalah “Sloan Great Wall”, yang ditemukan pada tahun 2003 oleh J. Richard Gott III, Mario Juric dan para kolega menggunakan data SDSS. Sloan Great Wall membentang hampir 1,5 miliar tahun cahaya dan terletak sekitar satu miliar tahun cahaya dari Bumi, lebih besar daripada “Great Wall CfA2” yang ditemukan oleh Margaret Geller dan John Huchra pada tahun 1989. Dengan panjang sekitar 500 juta tahun cahaya, lebar 300 juta tahun cahaya dan ketebalan 15 juta tahun cahaya, Great Wall CfA2 sebelumnya merupakan pemegang rekor struktur terbesar di alam semesta.
Ilustrasi perbandingan Sloan Great Wall dan Great Wall CfA2 oleh Gott dan Juric. Sebagai informasi, Sloan Great Wall bukanlah struktur dalam pengertian teknis karena komponen-komponennya tidak terikat secara gravitasi.
Pada tahun 2006, menggunakan Teleskop Subaru para astronom menemukan filamen galaksi-galaksi sepanjang 200 juta tahun cahaya. Setiap penemuan struktur kosmik dalam skala masif semacam ini membantu kita untuk lebih memahami alam semesta!
Skala Jarak
Peta alam semesta 3D oleh The Sloan Digital Sky Survey (SDSS) ini menampilkan kosmos yang membentang hingga dua miliar tahun cahaya, atau sekitar 613 Mpc (Megaparsec).
Bagaimana Cara Para Astronom Mengukur Jarak Sejauh Itu?
Hukum Hubble dapat diterapkan untuk menentukan jarak benda langit hingga batas alam semesta teramati. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan pelajari di artikel yang membahas skala jarak astronomi untuk supergugus terdekat.
Mengapa Perhitungan Ini Dianggap Penting oleh Para Astronom?
Studi tentang latar belakang gelombang mikro kosmik mengungkap kosmos yang seragam segera setelah Big Bang, tetapi alam alam semesta saat ini justru memiliki gumpalan-gumpalan materi pada skala bintang, galaksi dan gugus galaksi. Lantas, bagaimana gumpalan-gumpalan materi itu terbentuk?
Meskipun belum bisa menjawabnya, para astronom menggagas teori yang dianggap ideal untuk mengurainya. Untuk menguji teori, para astronom harus mengetahui distribusi galaksi pada skala terbesar, yaitu dalam lembaran dan rongga kehampaan kosmik. Tak bisa sekadar memotret langit untuk menguji teori, para astronom setidaknya harus mengetahui jarak ribuan galaksi untuk membuat peta 3D alam semesta, seperti yang dihasilkan oleh Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Pertama-tama, galaksi diidentifikasi dalam gambar 2D dimensi, lalu jarak mereka ditentukan berdasarkan spektrum masing-masing untuk menghasilkan peta 3D sepanjang 2 miliar tahun cahaya!
Durasi dan Jarak Tempuh
Pesawat antariksa Voyager NASA menjauhi Matahari dengan kecepatan 17,3 km/detik. Untuk mencapai jarak sejauh 613 Mpc, Voyager membutuhkan waktu sekitar 34.000.000.000.000 tahun. Bahkan jika kita bisa melaju secepat cahaya, masih dibutuhkan waktu dua miliar tahun untuk mencapai jarak sejauh 613 Mpc. Berarti cahaya yang berasal dari galaksi yang terletak 613 Mpc dari Bumi, merambat selama dua miliar tahun untuk mencapai kita, fenomena yang membantu kita untuk mengintip jauh ke masa lalu.
Penemuan Masa Depan
Apakah ada struktur kosmik lain dalam skala yang lebih besar? Dibutuhkan survei yang lebih ekstensif untuk mengungkapnya. Hanya dalam waktu beberapa tahun yang relatif singkat, kita telah beralih dari Great Wall CfA2, menurut survei Margaret Geller/John Huchra yang membentang 150 Mpc pada tahun 1998, ke Sloan Great Wall berdasarkan Sloan Digital Sky Survey (SDSS) yang membentang lebih dari 600 Mpc. Survei Geller/Huchra hanya memetakan sekitar 1/10.000 dari total volume alam semesta teramati. Astronom Margaret Geller menjelaskan bahwa perluasan hasil survei yang ia lakukan ke seluruh alam semesta, seperti menggunakan peta Rhode Island untuk menarik kesimpulan tentang seluruh permukaan Bumi!
Rangkaian artikel skala jarak astronomi:
Sumber: Sheets and Voids
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar