Langsung ke konten utama

Visualisasi: Dari Energi ke Gambar

Bagaimana cara memvisualisasi cahaya yang tak kasat mata?

False colour atau warna semu atau warna representatif, digunakan untuk membantu para ilmuwan memvisualisasikan data dari panjang gelombang di luar spektrum cahaya kasat mata. Instrumen ilmiah yang terpasang di pesawat antariksa NASA didesain untuk menemukan bagian-bagian di dalam spektrum elektromagnetik yang disebut pita spektral. Instrumen mengarahkan energi elektromagnetik ke detektor, agar foton dapat menghasilkan elektron yang terkait dengan jumlah energi yang diterima detektor. Energi ini kemudian dirubah dalam wujud “data”, yang ditransmisikan ke Bumi untuk selanjutnya diproses menjadi sebuah gambar.

Kamera digital

Kamera digital beroperasi mirip beberapa instrumen ilmiah antariksa. Sensor kamera menangkap kecerahan cahaya dalam warna merah, hijau dan biru lalu mencatat nilai kecerahan ini sebagai angka. Tiga rangkaian data kemudian digabungkan dalam channel merah, hijau dan biru dari monitor komputer pemroses untuk menghasilkan sebuah gambar berwarna.

gambar-digital-berwarna-informasi-astronomi
Gambar digital berwarna

Gambar warna natural

Instrumen di satelit juga dapat menangkap data cahaya kasat mata untuk menciptakan warna natural atau warna yang sebenarnya. Data dari pita cahaya kasat mata dikomposisikan di setiap channel merah, hijau dan biru pada layar. Gambar yang dihasilkan adalah simulasi warna gambar yang akan dilihat oleh mata kita berdasarkan visi satelit.

saturnus-warna-natural-informasi-astronomi
Gambar Saturnus yang ditampilkan dalam warna natural.
Kredit: NASA dan The Hubble Heritage Team

Gambar warna semu

Sensor juga dapat merekam nilai kecerahan dari pita spektral di luar cahaya kasat mata. Citra Saturnus yang diambil oleh Teleskop Antariksa Hubble ini diambil dalam spektrum inframerah yang lebih panjang dan disusun dalam channel merah, hijau, dan biru. Hasil citra komposit warna semu mengungkap variasi komposisi dan pola yang seharusnya tidak terlihat dalam spektrum cahaya kasat mata.

saturnus-warna-semu-informasi-astronomi
Gambar Saturnus yang ditampilkan dalam warna semu.
Kredit: NASA/JPL/STScI

tanah-mars-themis-informasi-astronomi
Tanah Mars.
Citra warna semu inframerah dari kamera Thermal Emission Imaging System (THEMIS) yang terpasang di Mars Odyssey, mengungkap perbedaan dalam mineralogi, komposisi kimia, dan struktur permukaan Mars. Pita spektral ditampilkan dalam warna biru, hijau, dan merah. Endapan mineral olivin dalam ditampilkan dalam warna magenta hingga biru-ungu.
Kredit: Mars Odyssey Thermal Emission Imaging System, NASA/JPL/ASU.

Data multi sensor

Citra komposit galaksi spiral Messier 101 ini menggabungkan visi dari Teleskop Antariksa Spitzer, Hubble, dan Chandra. Warna merah adalah visi Spitzer dalam cahaya inframerah, menyorot panas yang dipancarkan oleh jalur-jalur debu di galaksi yang menjadi lokasi pembentukan bintang. Warna kuning adalah visi Hubble dalam cahaya kasat mata. Sebagian besar cahaya kasat mata berasal dari bintang yang menerangi struktur spiral jalur-jalur debu. Warna biru adalah visi Chandra dalam sinar-X, yang bersumber dari molekul gas dengan suhu satu juta derajat Celsius, ledakan bintang dan material di sekitar lubang hitam.

galaksi-messier-101-sinar-x-inframerah-cahaya-tampak-informasi-astronomi
Citra galaksi Messier 101 dalam cahaya kasat mata, sinar-X dan inframerah.
Kredit: NASA, ESA, CXC, JPL, Caltech, dan STScI

Dengan gambar komposit seperti ini, para astronom dapat membandingkan bagaimana setiap fitur seharusnya terlihat dalam beberapa panjang gelombang. Seperti “melihat” menggunakan kamera, night-vision goggles dan penglihatan sinar-X.

Peta berwarna

Untuk membantu para ilmuwan memvisualisasikan serangkaian data hanya dalam satu kisaran nilai, seperti suhu atau curah hujan, nilai sering dipetakan ke skala warna dari minimum hingga maksimum. “Peta warna” di bawah ini memvisualisasikan data salinitas permukaan laut dari satelit Aquarius dalam skala dari biru hingga putih. Ujung warna biru dalam skala menunjukkan jumlah kadar garam terendah di laut, sedangkan ujung warna putih menunjukkan jumlah kadar tertinggi.

peta-salinitas-permukaan-laut-informasi-astronomi
Peta Salinitas Permukaan Laut.
Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard

Skala warna yang umum digunakan dari ujung satu ke ujung skala lainnya adalah warna merah dan biru, sehingga menciptakan skala “mirip-pelangi”. Peta suhu permukaan laut di bawah ini menggunakan skala dari biru gelap untuk suhu dingin hingga merah untuk suhu hangat.

peta-suhu-permukaan-laut-informasi-astronomi
Peta suhu permukaan laut.
Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard

Dalam beberapa kasus warna-warna ini tidak mewakili makna yang umum digunakan, seperti warna merah mengacu pada “buruk” atau "panas." Misalnya, warna merah pada peta di bawah ini dianggap bagus karena menunjukkan tingginya jumlah klorofil yang terkait dengan kelimpahan tanaman mikroskopik, yaitu fitoplankton yang menopang ekosistem laut.

peta-konsentrasi-klorofil-informasi-astronomi
Peta konsentrasi klorofil.
Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard

Ditulis oleh: Staf science.nasa.gov


Rangkaian Artikel Spektrum Elektromagnetik

4. Visualisasi: Dari Energi ke Gambar
11. Sinar-X

#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf