Apa Itu Spektrum Cahaya Kasat Mata?
Spektrum
cahaya kasat mata adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat
dilihat mata manusia. Secara sederhana, kisaran panjang gelombang ini disebut
cahaya kasat mata. Biasanya, mata manusia dapat mendeteksi panjang gelombang
dari 380 hingga 700 nanometer.
Panjang Gelombang Cahaya Kasat mata
Semua
radiasi elektromagnetik adalah cahaya, tetapi kita hanya dapat melihat sebagian
kecil dari radiasi ini yang disebut cahaya kasat mata. Sel berbentuk kerucut di
mata manusia bertindak layaknya receiver
yang disetel pada panjang gelombang pita spektrum sempit ini. Bagian lain dari
spektrum elektromagnetik di luar cahaya kasat mata memiliki panjang gelombang yang terlalu
besar atau terlalu kecil dan terlalu energik, mengingat keterbatasan persepsi biologis kita.
Ketika
spektrum penuh cahaya kasat mata bergerak melalui prisma, panjang
gelombang terurai ke dalam warna pelangi karena setiap warna mewakili panjang
gelombang yang berbeda. Warna ungu adalah panjang gelombang yang terpendek,
sekitar 380 nanometer, sedangkan warna merah adalah panjang gelombang
terpanjang, sekitar 700 nanometer.
Korona Matahari
Matahari
adalah sumber paling dominan untuk gelombang cahaya kasat mata yang diterima mata manusia. Korona atau lapisan terluar atmosfer Matahari dapat dilihat dalam
cahaya kasat mata. Karena sangat redup, korona hanya bisa diamati selama fenomena gerhana Matahari total.
Foto
di bawah ini diambil selama fenomena gerhana Matahari total ketika fotosfer
dan kromosfer hampir sepenuhnya terhalang oleh Bulan. Pola yang meruncing --pita
koronal-- di sekitar Matahari adalah aliran plasma yang dihasilkan oleh garis-garis medan magnet yang memanjang jutaan mil ke ruang
angkasa.
Kredit: © 2008 Miloslav Druckmüller, Martin Dietzel, Peter Aniol, Vojtech RuÅ¡in |
Warna dan Suhu
Semakin
panas sebuah objek, ia memancarkan energi yang didominasi oleh panjang
gelombang yang lebih pendek dan warnanya berubah di depan mata kita. Nyala api
pada las besi terlihat bergeser dari warna kemerahan ke kebiruan ketika
dipanaskan. Dengan cara yang sama, warna bintang memberikan informasi kepada para
ilmuwan tentang suhu bintang.
Matahari
kita menghasilkan lebih banyak cahaya kuning karena suhu
permukaannya sekitar 5.500°C. Jika permukaan Matahari lebih dingin
--katakanlah 3.000°C-- Matahari akan terlihat kemerahan, seperti bintang Betelgeuse.
Jika Matahari lebih panas --sekitar 12.000°C-- maka akan terlihat biru,
seperti bintang Rigel.
Eksperimen
Isaac Newton pada tahun 1665 menunjukkan bagaimana prisma membengkokkan
cahaya kasat mata dan setiap warna membias pada sudut yang sedikit berbeda
tergantung pada warna panjang gelombang.
Kredit: Jenny Mottar; Image Courtesy of SOHO/consortium |
Karakteristik Spektrum dan Spektral
Observasi rinci terhadap spektrum cahaya kasat mata dari Matahari dan bintang-bintang
lain menunjukkan pola garis gelap yang disebut garis serapan. Pola ini
menyediakan petunjuk ilmiah penting untuk mengungkap sifat tersembunyi dari seluruh objek astronomi.
Elemen tertentu di atmosfer Matahari menyerap warna cahaya tertentu. Pola
garis dalam spektrum seolah sidik jari untuk atom dan
molekul. Dengan melihat spektrum Matahari, misalnya, sidik jari elemen akan
terlihat jelas bagi para ilmuwan yang dibekali pengetahuan tentang pola garis gelap.
Pola
juga terlihat jelas dalam grafik reflektansi sebuah benda. Elemen,
molekul dan bahkan struktur sel memiliki ciri khas reflektansi masing-masing. Grafik
reflektansi suatu objek yang melintasi spektrum disebut karakteristik spektral. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini, karakteristik spektral Bumi terlihat berbeda dalam spektrum cahaya kasat mata.
Kredit: Jeannie Allen |
Active Remote Sensing (Altimetri)
Laser
altimetri adalah contoh Active Remote
Sensing (penginderaan jauh aktif) menggunakan
cahaya kasat mata. Instrumen Geoscience
Laser Altimeter System (GLAS) NASA yang terpasang di Ice, Cloud, and land Elevation Satellite
(ICESat), memungkinkan para ilmuwan untuk menghitung ketinggian lapisan es
kutub Bumi menggunakan laser dan data penyokong.
Perubahan
ketinggian dari waktu ke waktu mengarah ke estimasi variasi jumlah air es yang
tersimpan di planet kita. Gambar di bawah ini menunjukkan data ketinggian di aliran
es Antartika Barat.
Altimeter
laser juga dapat mengukur ketinggian dan karakteristik awan, struktur
kanopi vegetasi hutan, termasuk deteksi distribusi aerosol yang bersumber dari badai
debu dan kebakaran hutan.
Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard |
Ditulis
oleh: Staf science.nasa.gov
Sumber:
Visible Light
Rangkaian
Artikel Spektrum Elektromagnetik
9.
Cahaya Kasat Mata
11.
Sinar-X
12.
Sinar Gamma
Komentar
Posting Komentar