Langsung ke konten utama

Gelombang Inframerah


Gelombang inframerah atau cahaya inframerah adalah bagian dari spektrum elektromagnetik. Setiap hari kita sering menjumpai gelombang inframerah, namun tidak bisa melihatnya hanya menggunakan mata telanjang, meskipun bisa mendeteksinya sebagai panas.

Untuk mengoperasikan televisi, remote control memanfaatkan gelombang cahaya tepat di luar spektrum cahaya kasat mata, yaitu gelombang cahaya inframerah. Wilayah spektrum ini dibagi menjadi inframerah-dekat, menengah dan jauh. Wilayah spektrum antara 8-15 mikron (μm) disebut inframerah termal oleh para ilmuwan sains planet Bumi, karena panjang gelombang ini sangat ideal untuk mempelajari energi panas yang terpancar dari planet kita.

gelombang-inframerah-informasi-astronomi
KIRI: Remote control televisi memanfaatkan energi inframerah pada panjang gelombang sekitar 940 nanometer. Meskipun tidak dapat “melihat” cahaya yang dipancarkan dari jarak jauh, beberapa kamera digital dan ponsel peka terhadap panjang gelombang radiasi ini. Coba buktikan!
KANAN: Lampu panas inframerah memancarkan dua energi sekaligus, energi kasat mata dan inframerah dengan panjang gelombang antara 500-3000nm. Sering digunakan untuk memanaskan kamar mandi atau menjaga makanan tetap hangat, lampu panas inframerah juga dimanfaatkan untuk menjaga hewan-hewan kecil dan reptil agar tetap hangat atau untuk menjaga telur agar tetap hangat.

Penemuan Inframerah

Pada tahun 1800, William Herschel melakukan eksperimen untuk mengukur perbedaan suhu antara warna dalam spektrum cahaya kasat mata. Herschel menempatkan termometer di dalam setiap warna spektrum cahaya kasat mata. Hasil eksperimen menunjukkan peningkatan suhu dari warna biru menjadi merah. Saat mengamati pengukuran suhu yang lebih hangat di luar ujung merah dari spektrum cahaya kasat mata, Herschel telah menemukan cahaya inframerah!

gelombang-inframerah-01-informasi-astronomi
Kredit: Troy Benesch

Pencitraan Termal

Kita juga dapat merasakan beberapa energi inframerah dalam wujud panas. Beberapa objek sangat panas sehingga memancarkan cahaya kasat mata, seperti halnya api. Objek lain, seperti manusia dan hewan, tidak terlalu panas dan hanya memancarkan gelombang inframerah. Mata kita tidak dapat melihat gelombang inframerah ini tetapi instrumen yang didesain secara khusus dapat mendeteksinya, seperti night-vision goggles atau kamera inframerah, membantu kita untuk “melihat” gelombang inframerah yang dipancarkan oleh manusia dan hewan.

gelombang-inframerah-02-informasi-astronomi
Satuan suhu yang digunakan pada gambar adalah derajat Fahrenheit.
Kredit: NASA/JPL-Caltech

Astronomi Inframerah

Banyak objek di alam semesta yang terlalu redup dan dingin untuk dideteksi dalam panjang gelombang cahaya kasat mata dan hanya bisa dideteksi dalam panjang gelombang inframerah. Para ilmuwan mulai mengungkap misteri objek-objek dingin di seluruh kosmos, seperti planet, bintang redup, nebula, dll, dengan mempelajari gelombang inframerah yang dipancarkan.

Pesawat antariksa Cassini mengabadikan gambar aurora Saturnus di bawah ini menggunakan gelombang inframerah. Aurora ditampilkan dalam warna biru dan awan yang berada di bawahnya ditampilkan dalam warna merah. Aurora ini unik karena menutupi seluruh kutub, sementara aurora di sekitar Bumi dan Jupiter biasanya dibatasi oleh medan magnet, sehingga hanya membentuk struktur menyerupai cincin yang mengelilingi kutub magnet. Sifat aurora Saturnus yang berlangsung dalam skala besar dan bervariasi mengindikasikan partikel bermuatan (elektrik) yang mengalir dari Matahari terpengaruh oleh beberapa aktivitas magnetis di atas Saturnus.

gelombang-inframerah-03-informasi-astronomi

Menembus Debu

Panjang gelombang inframerah lebih panjang daripada cahaya kasat mata dan dapat menembus daerah-daerah padat yang tertutup gas dan debu di ruang angkasa. Inframerah tidak terlalu dipengaruhi penghamburan dan penyerapan cahaya. Oleh karena itu, energi inframerah dapat mengungkap berbagai objek yang tidak bisa diamati dalam panjang gelombang cahaya kasat mata menggunakan teleskop optik. Teleskop Antariksa James Webb (JWST) yang akan segera diluncurkan, dilengkapi tiga instrumen inframerah canggih untuk membantu mempelajari asal usul alam semesta, pembentukan galaksi, bintang dan planet.

gelombang-inframerah-04-informasi-astronomi
Ketika mengamati rasi bintang Orion, kita hanya menatapnya dalam cahaya kasat mata. Tetapi teleskop antariksa besutan NASA mampu mengungkap sekitar 2.300 cakram protoplanet di nebula Orion dengan mendeteksi cahaya inframerah dari debu hangat. Setiap cakram berpotensi membentuk planet dan tata suryanya sendiri.
Kredit: Thomas Megeath (Universitas Toledo) dkk., JPL, Caltech, NASA

Pilar gas dan debu di Nebula Carina diterangi oleh cahaya dari bintang-bintang masif yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini dalam panjang gelombang cahaya kasat mata oleh Teleskop Antariksa Hubble. Radiasi intens dan aliran cepat partikel bermuatan dari bintang-bintang masif memicu pembentukan bintang-bintang baru di dalam pilar.

Sebagian besar bintang yang terbentuk di Nebula Carina tidak bisa diamati dalam gambar cahaya kasat mata (kiri) karena tertutup awan molekuler gas. Namun ketika pilar diamati dalam panjang gelombang cahaya inframerah yang mampu menembus pilar, terungkap bintang-bintang “bayi” yang bersembunyi di belakang kolom gas dan debu.

gelombang-inframerah-05-informasi-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan Tim ERO SM4 Hubble

Memantau Bumi

Bagi para astrofisikawan yang mempelajari alam semesta, objek kosmik yang memancarkan sumber inframerah seperti planet relatif lebih dingin dibandingkan energi yang dipancarkan oleh bintang. Para ilmuwan mempelajari planet Bumi menggunakan inframerah sebagai emisi termal (atau panas) dari planet kita. Ketika radiasi Matahari menerpa Bumi, sebagian energi diserap oleh atmosfer dan permukaan sehingga menghangatkan planet.

Panas dipancarkan dari Bumi dalam wujud radiasi inframerah. Satelit pemantau yang ditempatkan di luar atmosfer Bumi mampu merasakan pancaran radiasi inframerah dan memanfaatkannya untuk mempelajari perubahan suhu permukaan tanah dan lautan.

Memang ada sumber-sumber panas lain di permukaan Bumi, seperti aliran lava dan kebakaran hutan. Instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang terpasang di satelit Aqua dan Terra menggunakan data inframerah untuk memantau sumber asap dan mengetahui lokasi kebakaran hutan. Informasi berharga ini kerap membantu upaya pemadaman saat pesawat pengintai tidak dapat terbang melalui asap tebal. Data inframerah juga memungkinkan para ilmuwan untuk membedakan antara nyala api dan bara api.

gelombang-inframerah-06-informasi-astronomi
Kredit: Jeff Schmaltz, MODIS Rapid Response Team

Citra bola dunia berikut adalah gambar inframerah Bumi yang diambil oleh satelit GOES 6 pada tahun 1986. Para ilmuwan menggunakan suhu untuk membedakan awan yang berasal dari daratan dan laut. Berdasarkan perbedaan suhu, para ilmuwan memberikan 256 warna untuk menghasilkan tampilan yang lebih realistis.

gelombang-inframerah-07-informasi-astronomi
Kredit: Pusat Sains dan Teknik Antariksa, Universitas Wisconsin-Madison, Richard Kohrs, desainer

Mengapa inframerah digunakan untuk menggambar Bumi? Meskipun lebih mudah membedakan antara awan dengan daratan dalam rentang cahaya kasat mata, detail kandungan awan hanya bisa diungkap dalam cahaya inframerah. Misalnya, awan yang lebih gelap, suhunya lebih hangat, sedangkan awan yang lebih terang, suhunya lebih dingin. Di sebelah tenggara Galapagos, tepatnya di sebelah barat pantai Amerika Selatan, ada sebuah wilayah di mana banyak formasi awan yang terlhat lebih jelas. Elevasi awan yang lebih hangat lebih rendah, karena dihangatkan oleh lautan.

Seekor kucing yang diamati dalam panjang gelombang inframerah, menunjukkan ada banyak objek yang juga dapat memancarkan cahaya inframerah. Tetapi ada pula objek yang memantulkan cahaya inframerah, khususnya cahaya inframerah-dekat. Pelajari lebih lanjut di artikel Refleksi Inframerah-Dekat.

Ditulis oleh: Staf science.nasa.gov


Rangkaian Artikel Spektrum Elektromagnetik

7. Gelombang Inframerah
11. Sinar-X

#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang