Gelombang
inframerah atau cahaya inframerah adalah bagian dari spektrum
elektromagnetik. Setiap hari kita sering menjumpai gelombang inframerah, namun
tidak bisa melihatnya hanya menggunakan mata telanjang, meskipun bisa mendeteksinya
sebagai panas.
Untuk
mengoperasikan televisi, remote control memanfaatkan gelombang cahaya tepat di
luar spektrum cahaya kasat mata, yaitu gelombang cahaya inframerah. Wilayah spektrum
ini dibagi menjadi inframerah-dekat, menengah dan jauh. Wilayah spektrum
antara 8-15 mikron (μm) disebut inframerah termal oleh para ilmuwan sains planet Bumi, karena panjang gelombang ini sangat ideal untuk
mempelajari energi panas yang terpancar dari planet kita.
Penemuan Inframerah
Pada
tahun 1800, William Herschel melakukan eksperimen untuk mengukur perbedaan suhu
antara warna dalam spektrum cahaya kasat mata. Herschel menempatkan termometer di
dalam setiap warna spektrum cahaya kasat mata. Hasil eksperimen menunjukkan
peningkatan suhu dari warna biru menjadi merah. Saat mengamati pengukuran suhu
yang lebih hangat di luar ujung merah dari spektrum cahaya kasat mata, Herschel
telah menemukan cahaya inframerah!
Kredit: Troy Benesch |
Pencitraan Termal
Kita
juga dapat merasakan beberapa energi inframerah dalam wujud panas. Beberapa
objek sangat panas sehingga memancarkan cahaya kasat mata, seperti halnya api.
Objek lain, seperti manusia dan hewan, tidak terlalu panas dan hanya
memancarkan gelombang inframerah. Mata kita tidak dapat melihat gelombang
inframerah ini tetapi instrumen yang didesain secara khusus dapat mendeteksinya,
seperti night-vision goggles atau kamera
inframerah, membantu kita untuk “melihat” gelombang inframerah yang dipancarkan oleh manusia dan hewan.
Satuan suhu yang digunakan pada gambar adalah derajat Fahrenheit. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Astronomi Inframerah
Banyak
objek di alam semesta yang terlalu redup dan dingin untuk dideteksi dalam panjang
gelombang cahaya kasat mata dan hanya bisa dideteksi dalam panjang gelombang inframerah.
Para ilmuwan mulai mengungkap misteri objek-objek dingin di seluruh kosmos, seperti planet, bintang redup, nebula, dll, dengan mempelajari
gelombang inframerah yang dipancarkan.
Pesawat
antariksa Cassini mengabadikan gambar aurora Saturnus di bawah ini menggunakan gelombang
inframerah. Aurora ditampilkan dalam warna biru dan awan yang berada di
bawahnya ditampilkan dalam warna merah. Aurora ini unik karena menutupi seluruh
kutub, sementara aurora di sekitar Bumi dan Jupiter biasanya dibatasi oleh
medan magnet, sehingga hanya membentuk struktur menyerupai cincin yang mengelilingi kutub
magnet. Sifat aurora Saturnus yang berlangsung dalam skala besar dan bervariasi mengindikasikan partikel bermuatan (elektrik) yang mengalir dari Matahari terpengaruh oleh beberapa aktivitas magnetis di atas Saturnus.
Menembus Debu
Panjang
gelombang inframerah lebih panjang daripada cahaya kasat mata dan dapat menembus
daerah-daerah padat yang tertutup gas dan debu di ruang angkasa. Inframerah tidak terlalu dipengaruhi penghamburan dan penyerapan cahaya. Oleh karena itu, energi
inframerah dapat mengungkap berbagai objek yang tidak bisa diamati dalam panjang gelombang cahaya kasat mata menggunakan teleskop optik. Teleskop Antariksa James Webb (JWST) yang akan segera diluncurkan, dilengkapi tiga instrumen
inframerah canggih untuk membantu mempelajari asal usul alam semesta, pembentukan
galaksi, bintang dan planet.
Pilar
gas dan debu di Nebula Carina diterangi oleh cahaya dari bintang-bintang masif yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini dalam panjang gelombang cahaya kasat mata oleh Teleskop Antariksa Hubble. Radiasi intens dan aliran cepat partikel
bermuatan dari bintang-bintang masif memicu pembentukan bintang-bintang baru di dalam pilar.
Sebagian
besar bintang yang terbentuk di Nebula Carina tidak bisa diamati dalam gambar
cahaya kasat mata (kiri) karena tertutup awan molekuler gas.
Namun ketika pilar diamati dalam panjang gelombang cahaya inframerah yang
mampu menembus pilar, terungkap bintang-bintang “bayi” yang bersembunyi di belakang
kolom gas dan debu.
Kredit: NASA, ESA, dan Tim ERO SM4 Hubble |
Memantau Bumi
Bagi para astrofisikawan yang mempelajari alam semesta, objek kosmik yang memancarkan sumber
inframerah seperti planet relatif lebih dingin dibandingkan energi yang
dipancarkan oleh bintang. Para ilmuwan mempelajari planet Bumi menggunakan inframerah
sebagai emisi termal (atau panas) dari planet kita. Ketika radiasi Matahari menerpa
Bumi, sebagian energi diserap oleh atmosfer dan permukaan sehingga
menghangatkan planet.
Panas dipancarkan dari Bumi dalam wujud radiasi inframerah. Satelit pemantau yang
ditempatkan di luar atmosfer Bumi mampu merasakan pancaran radiasi inframerah dan memanfaatkannya untuk mempelajari perubahan suhu permukaan tanah dan lautan.
Memang
ada sumber-sumber panas lain di permukaan Bumi, seperti aliran lava dan kebakaran
hutan. Instrumen Moderate Resolution
Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang terpasang di satelit Aqua dan Terra
menggunakan data inframerah untuk memantau sumber asap dan mengetahui lokasi kebakaran
hutan. Informasi berharga ini kerap membantu upaya pemadaman saat pesawat
pengintai tidak dapat terbang melalui asap tebal. Data inframerah juga memungkinkan para ilmuwan untuk membedakan antara nyala api dan bara api.
Kredit: Jeff Schmaltz, MODIS Rapid Response Team |
Citra bola dunia berikut adalah gambar inframerah Bumi yang diambil oleh
satelit GOES 6 pada tahun 1986. Para ilmuwan menggunakan suhu untuk membedakan awan yang berasal dari daratan dan laut.
Berdasarkan perbedaan suhu, para ilmuwan memberikan 256 warna untuk menghasilkan tampilan yang lebih realistis.
Kredit: Pusat Sains dan Teknik Antariksa, Universitas Wisconsin-Madison, Richard Kohrs, desainer |
Mengapa inframerah digunakan untuk menggambar Bumi? Meskipun lebih mudah membedakan antara
awan dengan daratan dalam rentang cahaya kasat mata, detail kandungan awan hanya bisa diungkap dalam cahaya inframerah.
Misalnya, awan yang lebih gelap, suhunya lebih hangat, sedangkan awan yang lebih terang, suhunya lebih dingin. Di sebelah
tenggara Galapagos, tepatnya di sebelah barat pantai Amerika Selatan, ada sebuah
wilayah di mana banyak formasi awan yang terlhat lebih jelas. Elevasi awan
yang lebih hangat lebih rendah, karena dihangatkan oleh lautan.
Seekor
kucing yang diamati dalam panjang gelombang inframerah, menunjukkan ada banyak objek yang juga dapat memancarkan cahaya inframerah. Tetapi ada pula objek
yang memantulkan cahaya inframerah, khususnya cahaya inframerah-dekat. Pelajari
lebih lanjut di artikel Refleksi Inframerah-Dekat.
Ditulis
oleh: Staf science.nasa.gov
Sumber:
Infrared Waves
Rangkaian
Artikel Spektrum Elektromagnetik
7.
Gelombang Inframerah
11.
Sinar-X
12.
Sinar Gamma
Komentar
Posting Komentar